Hari ini Minggu 11 Januari 2009 pada pukul 15.00 di Jl. Cicendo Bandung dijadwalkan pertemuan Majelis Adat Aceh (MAA) Perwakilan Bandung Jawa Barat. Aku sendiri dalam kepengurusan MAA Jabar ditunjuk sebagai Sekretaris Komisi C Bidang Pelestarian Pusaka, Khasanah Adat dan Pemberdayaan Putroe Phang. Aku berencana untuk mengusulkan pembuatan buku tentang "100 TOKOH ACEH TERKEMUKA."
Gagasan pembuatan buku ini dilatarbelakangi oleh perlunya kita menghargai para tokoh Aceh yang telah berjasa berjuang maupun membangun Aceh. Juga sebagai upaya untuk melestarikan nilai-nilai kepahlawanan dan kecerdasan mereka, selain itu juga sebagai sumber inspirasi bagi pembangunan Aceh saat ini dan masa yang akan datang.
Beberapa format yang aku rencanakan adalah penulisan ini berdasarkan periodeisasi masa pra Islam, masa Islam atau berdasarkan pembagian tokoh sesuai dengan bidang seperti Agama, Adat Istiadat, kesusatraan, Pendidikan, Tokoh Wanita, dsb-nya atau dengan pendekatan waktu seperti periode sampai dengan abad 16, periode tahun 1600-1800, periode 1800-1945 dan periode pasca 1945 sampai dengan sekarang. Atau pembaca mempunyai usulan lain silakan disampaikan. Mudah-mudahan usulan ini dapat diterima oleh Pengurus MAA lainnya.
Agenda lain rapat MAA kali ini adalah membahas upaya pelacakan para Pahlawan Aceh yang ada di Tanah Jawa selain yang sudah dikenal selama ini. Diantaranya adalah pelacakan Makam Pahlawan Wanita Aceh Pocut Meurah Inseun di Blora. Mengenai Pahlawan Wanita Aceh yang diasingkan ke Blora ini pernah disebut didalam salah satu tetralogi Pramudya Ananta Toer. Tentu kewajiban kita untuk melacaknya, diantaranya direncanakan para Pengurus MAA akan mengunjungi Blora untuk melihat makam salah satu Pahlawan Aceh tersebut. Setelah itu direncanakan pula menelusuri berbagai Pahlawan Aceh yang konon banyak pula tersebar diberbagai kota di Pulau Jawa yang dulu memang ke Pulau Jawa karena berbagai alasan seperti untuk kepentingan dakwah maupun perjuangan atau memang karena diasingkan oleh penjajah Belanda.
Gagasan pembuatan buku ini dilatarbelakangi oleh perlunya kita menghargai para tokoh Aceh yang telah berjasa berjuang maupun membangun Aceh. Juga sebagai upaya untuk melestarikan nilai-nilai kepahlawanan dan kecerdasan mereka, selain itu juga sebagai sumber inspirasi bagi pembangunan Aceh saat ini dan masa yang akan datang.
Beberapa format yang aku rencanakan adalah penulisan ini berdasarkan periodeisasi masa pra Islam, masa Islam atau berdasarkan pembagian tokoh sesuai dengan bidang seperti Agama, Adat Istiadat, kesusatraan, Pendidikan, Tokoh Wanita, dsb-nya atau dengan pendekatan waktu seperti periode sampai dengan abad 16, periode tahun 1600-1800, periode 1800-1945 dan periode pasca 1945 sampai dengan sekarang. Atau pembaca mempunyai usulan lain silakan disampaikan. Mudah-mudahan usulan ini dapat diterima oleh Pengurus MAA lainnya.
Agenda lain rapat MAA kali ini adalah membahas upaya pelacakan para Pahlawan Aceh yang ada di Tanah Jawa selain yang sudah dikenal selama ini. Diantaranya adalah pelacakan Makam Pahlawan Wanita Aceh Pocut Meurah Inseun di Blora. Mengenai Pahlawan Wanita Aceh yang diasingkan ke Blora ini pernah disebut didalam salah satu tetralogi Pramudya Ananta Toer. Tentu kewajiban kita untuk melacaknya, diantaranya direncanakan para Pengurus MAA akan mengunjungi Blora untuk melihat makam salah satu Pahlawan Aceh tersebut. Setelah itu direncanakan pula menelusuri berbagai Pahlawan Aceh yang konon banyak pula tersebar diberbagai kota di Pulau Jawa yang dulu memang ke Pulau Jawa karena berbagai alasan seperti untuk kepentingan dakwah maupun perjuangan atau memang karena diasingkan oleh penjajah Belanda.
2 komentar:
saya dukung pak...
biar dunia tahu kalau rakyak aceh itu punya tokoh2 hebat...
selama ini saya sering membaca buku tentang tokoh2 aceh, tapi belum ada yg mengabadikan 100 orang aceh terkemuka seperti ide bapak...
makasih Ridha atas dukungannya, boleh juga tuh kalo punya buku tentang tokoh-tokoh untuk saya liat2 yg pasti ntar dikembalikan ... he he
Posting Komentar