Senin, 30 Juni 2008

PSIKO-ZIKIR

Seringkah anda berzikir? di keyakinan Islam di sebut Zikir, mungkin di keyakinan lain ada yang menyamakan (meskipun tidak sama) dengan semedi, yoga, kontemplasi, tafakur dan sebagainya. Hal yang membedakan zikir dengan yang lainnya adalah dalam konteks keimanan. Zikir adanya suatu garis penghubung vertikal secara langsung antara hamba dan Khalik. Menyebut asma Allah dan utusannya Muhammad secara teratur dan repetitif. Dalam konsep Psikologi sesuatu yang dilakukan secara teratur dan repetitif akan menimbulkan suatu enerji mental yang luar biasa.
PsikoZikir adalah suatu pendekatan yang ruh dan substansinya adalah zikir dengan pengayaan psikologis untuk mencapai personal growth dengan terminal akhir ketakwaan. Hal yang dilakukan adalah berzikir namun dengan tahapan-tahapan psikologis untuk mencapai puncak penyerahan diri dan menggapai ketakwaan.
PsikoZikir memiliki dimensi spiritual, sosial, dan personal. Anda dapat melakukannya sendiri atau bersama-sama dalam kelompok. Dalam kelompok tentunya ada pemandu yang memahami hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan zikir dan memiliki kemampuan psikologi untuk memadukannya dengan pendekatan spiritual.
Konsep PsikoZikir berlandaskan pada Rukun Iman dan Islam, Asmaul Husna dan pendekatan Psychology Humanistic. Pada perpaduan pendekatan ini memfokuskan manusia sebagai makhluk yang sempurna ciptaan Allah, memiliki tugas sebagai kalifah dimuka bumi serta kehadirannya semata-mata untuk beribadah kepada Allah.

PSIKOLOGI MENANG

Demam sepakbola mewabah di Juni 2008 ini. Apalagi penyebabnya kalau bukan virus Euro 2008. Kita saksikan ada tim tangguh seperti Belanda, Itali, Portugal namun rontok juga, tim yang memiliki daya juang tinggi seperti Turki, namun kurang mujur terpelintir Jerman. Yunani juara sebelumnya gugur. El Matador Spanyol akhirnya muncul sebagai pemenang. Tim yang menang tentunya tim yang baik, namun tidak selalu tim yang baik memiliki mental juara. Mental juara harus didukung Psikologi Menang yang kuat. Apakah itu Psikologi Menang?

Psikologi Menang adalah sikap mental dan perilaku sebagai seorang pemenang dan ini harus ditunjukkan sejak awal sampai dengan akhir. Inilah yang mendukung munculnya mental juara. Psikologi Menang bisa diterapkan dalam segala medan kehidupan. Mudahnya, tunjukkan saja sikap mental dan perilaku seorang pemenang maka setengah keberhasilan sudah ditangan anda.

Imajinasikanlah anda seorang juara, bersikaplah seperti seorang juara, berperilakulah layaknya juara, maka kemenangan tinggal selangkah lagi didepan anda. Anda percaya, anda boleh coba .......anda tidak percaya, ya mungkin anda memang tidak memiliki mental juara dan tentu saja kemenangan bukan milik anda. Jadi anda ingin menang, berperilakulah layaknya Sang Juara.

SPANYOL MENANG ; PSIKOLOGI BOLA

Kita saksikan Spanyol menang dalam laga Eropa, aku melihat Psikologi Bola. Der Panser Jerman takluk 0-1 dibantai Sang Matador Spanyol. Fernando Torres menjadi penentu kemenangan dan Xavi pengumpan gol tersebut sehingga Spanyol menjadi jawara di Euro 2008. Namun, dibalik keberhasilan itu semua ada Sang Jenderal : Luis Aragones, sang pelatih brilian. Kita juga menyaksikan Jenderal lain yang cemerlang, Tuan Guss Hiddink, pelatih tim Rusia, namun sayang timnya dilibas Spanyol 3-0 pada laga semifinal. Inilah sepakbola, sekumpulan pemain yang disebut tim, bukan group apalagi gerombolan. Tim adalah gabungan individu-individu yang bertalenta, memiliki role yang jelas dan sinerjis dalam membangun kerjasama. Tim tidak akan pernah berarti apa-apa tanpa Jenderal jenius dibelakangnya, Sang Pelatih. Selamat buat Luis Aragones, ia telah menerapkan Psikologi sepakbola :

1. Semangat tim diatas dominasi individu.
2. Pencapaian goal selaras dengan proses (goal yang indah tercipta dari proses yang cantik)
3. Setiap individu dalam tim memberikan peran yang signifikan, pembangun serangan, pengacau pertahanan lawan, penyuplai, pengumpan dan pencetak goal.
4. Semua member tim saling mendukung, pemain inti, cadangan, official, medis, pelatih.
5. Menanamkan sukses adalah milik bersama.

Luis Aragones selamat buat anda, Sang Jenderal, Sang Arsitek dan tentu Sang Psikolog Bola ........ PSSI harus konsultasi dengan anda ...................... bagaimana Tuan Luis? bersediakah anda? ...

Minggu, 29 Juni 2008

PSYCHOLOGY CORNER : DIMANAKAH KEBAHAGIAAN?

Menjelang maghrib aku dikontak seorang teman menanyakan tentang kebahagiaan menurut konsep psikologi. Pertanyaan ini dipicu dari sebuah artikel di harian nasional "Dicari : kebahagiaan." Ada dimanakah kebahagian itu? Apakah ia sesuatu yang harus dicari, ditemukan, digali atau sesuatu yang mengalir?

Di artikel tersebut disebut kabahagiaan itu bukan sesuatu yang harus dicapai, tetapi ia adalah sebuah pilihan. Kebahagiaan itu hanya sebuah feeling, perasaan bahagia, tak lebih. Perasaan itu sendiri bukan sesuatu yang permanen. Menurut artikel tersebut kebahagiaan yang sejati adalah tidak adanya kebahagiaan. Jadi kehidupan pada ambang nol, diistilah dalam tulisan tersebut netral dan tidak terjebak atau terpaku pada situasi apapun. Benarkah demikian? Pertanyaan temanku menusuk jantung pemikiranku yang dalam. Dimanakah kebahagiaan? dari konsep apakah kita melihatnya? Spritual-kah?, religi-kah? ilmu fisika kuantum-kah? sosiologi, anthropologi, psikologi? Ya, temenku menantang bagaimana secara psikologi dan juga bagaimana secara your personal experience?

Sebagai seorang psikolog tentu aku bisa saja menggunakan berbagai dalil tentang kebahagiaan. Pendekatan psikoanalisis kah? behaviorisme kah? humanisme kah? Dengan berbagai cabang dan ranting disiplin keilmuan tersebut, masing-masing konsep tentang kebahagiaan bisa dibedah.

Your personal experience? Yes brother, I will share to you ...... Tentu sebagai pribadi dalam kehidupan yang sangat personal aku pernah mengalami kebahagiaan, kesenangan, kesusahan, penderitaan dan kesedihan. Ada saat-saat aku sangat bahagia, ada saat-saat aku sangat kecewa .............. apakah itu sesuatu yang aku capai ... atau sebuah pilihan sikap yang aku beri makna, kuberi label dengan sentuhan perasaan tertentu.

Jadi, kebahagiaan sesungguhnya adalah sebuah label yang kita berikan. Memang ia bukan suatu hasil dari input atau proses tertentu, tetapi pilihan kita untuk menghayati sebuah peristiwa. Anda berhak dan memiliki kemampuan untuk memilih, apakah anda ingin bahagia atau tidak. Pada titik nol, pada sempadan yang netral, anda hanya butuh sedikit kesediaan untuk mengarahkan, apakah anda akan memilih jalan yang bahagia atau jalan kesusahan, itu semua dibawah kendali anda.

Beberapa langkah pelabelan perasaan yang bisa dilakukan sebagai berikut :

1. Dalam menghadapi sebuah peristiwa tetapkan tujuan anda (ingin bahagia atau menderita atau tanpa rasa).
2. Hayati peristiwa yang anda hadapi dengan sikap yang relevan dengan tujuan anda.'
3. Tarik garis lurus imajiner antara peristiwa yang anda hadapi dengan tujuan anda.
4. Dorong semua atribut peristiwa tersebut kearah tujuan anda.
5. Bayangkan anda sudah sampai ditujuan, label-lah suasana hati anda sesuai dengan keinginan anda dan kemudian dukunglah hal tersebut dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan label yang telah anda berikan.

Jadi kebahagiaan itu adalah sebuah pilihan, kendali ada ditangan anda.

BEBERAPA CATATAN MINGGU INI

Alhamdulillah pengurusan visa Amerika telah selesai. Senin tanggal 23 Juni 2008 kemarin telah diserahkan padaku. Visa sebagaimana 2 visa Amerika-ku sebelumnya berlaku sampai dengan 5 tahun, jadi dapat digunakan sampai dengan tahun 2013. Hari Selasa aku lalui dengan berbagai kesibukan kantor diantaranya membahas RCSA (Risk Control Self Assessment) untuk bidang HR Career Development. Hari Rabu 25 Juni 2008 aku ke Jakarta untuk mengikuti peluncuran program Coop (Cooperative Education) yang dibuka oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof. dr. Bambang Sudibyo, untuk Coop ini aku bahas tersendiri dalam artikel yang terpisah. Pada saat itu juga aku sempat berdiskusi dengan beberapa teman diantaranya dengan Telkomsel tentang rencana ke Banda Aceh untuk mengikuti acara MAN Telkom Group.

Hari Kamis harus ke Bandung karena ada rapat koordinasi dengan Direktur SDM/ HCGA Telkom. Hari Jumat koordinasi internal beberapa pekerjaan di Career Development. Di Hari Jumat aku pun harus menyiapkan makalah tentang Transformasi Organisasi untuk bahan Knowledge Management yang akan dimasukkan ke dalam Kampiun Telkom. Menulis tentang Transformasi Organisasi membuat aku harus membuka sejumlah literatur sebagai referensi agar tulisan memiliki bobot yang pantas untuk masuk Kampiun. Disela-sela kesibukan tersebut aku pun mempersiapkan beberapa keperluan berkaitan dengan keberangkatan anak pertamaku Icut ke Malaysia untuk tugas belajar. Hari Sabtu anak-istri minta ditemani jalan-jalan ke Spirit Camp Lembang naik balon udara dan berenang di Gracia Subang. Saat naik balon udara anak keduaku Verbi merasa pusing, tetapi yang hebat adiknya anak ketigaku Dara merasa balonnya kurang tinggi minta terbang lebih tinggi lagi, sementara anakku yang pertama Icut menjadi penengah. Berenang di Gracia cukup asyik, airnya cukup hangat maklum dari gunung berapi, meskipun sedikit bau belerang namun cukup menyegarkan. Dikolam renang istriku sempat nyeletuk ingin ke Bali lagi, sebelumnya kami sekeluarga ke Bali pada tahun 2006. Anak pertamaku Icut malah menganjurkan sebaiknya dari Bali langsung dilanjutkan ke Senggigi Lombok. Memang jadwal cukup ketat, namun aku usahakan waktu kebersamaan bersama keluarga harus tetap dialokasikan. Pada saat berenang di Gracia, Verbi anak keduaku semakin pusing namun memaksakan diri ikut berenang. Oleh istriku diminta berenang sebentar saja, setelah itu Verbi minum teh hangat dan makan mie goreng kemudian tertidur lelap disisi kolam renang, sementara kami yang lain tetap berenang. Pulangnya sebetulnya Istriku ingin mencari tempat makan malam yang enak diseputar Lembang, namun Verbi mengeluh terus pusing sehingga kami putuskan langsung pulang. Jalan Lembang diakhir Minggu cukup macet, kami ambil jalan pintas lewat Maribaya tembus Dago. Di Dago jalan macet juga luar biasa, sebagian kendaraan berplat B ... yah kebanyakan orang Jakarta ke Bandung, jadi aja Bandung tumplek habis, namun kita lewati kemacetan tersebut dengan gembira meski khusus untuk Verbi dia terus mengeluh pusing. Hari Minggu ada undangan dari Prof. Dr. Bachtiar Hasan di Sumedang, beliau berencana akan umroh sekeluarga dan membuat acara di tempat pemancingan beliau di Sumedang yang lokasinya tidak jauh dari Makam Pahlawan Cut Nyak Dhien di Gunung Puyuh Sumedang.

C0-OPERATIVE EDUCATION (COOP)

Tema minggu ini adalah Cooperative Education ( Coop), yaitu suatu program yang diikuti oleh mahasiswa yang telah merampungkan seleuruh mata kuliahnya (tingkat akhir) untuk bekerja diperusahaan dalam jangka waktu tertentu (biasanya 3-4 bulan). Mahasiswa tersebut digaji layaknya karyawan dan memiliki hak dan kewajiban yang menyerupai karyawaan. Program Coop ini sangat populer di Amerika, diantara universitas yang cukup gencar mempraktikkannya adalah North Eastern University Boston dan Professor Zion adalah seorang tokoh yang sangat populer mempromosikan kegiatan tersebut. Aku pernah bertemu dengan Prof. Zion pada sekitar tahun 1997 di Bogor pada saat acara International Conference of WACE (World Association of Cooperative Education). Beliau orang yang ramah dan sangat peduli pendidikan/pengembangan SDM di negara-negara berkembang. Beliau banyak menampung dan membimbing para mahasiswa yang berasal dari karyawan Telkom di Amerika. Telkom sendiri pernah mendapat penghargaan international untuk program Coop.
Pada hari Rabu 25 Juni 2008, di GCC Telkom Jl. Gatot Subroto Jakarta dilakukan peluncuran program Coop Telkom Group yang dibuka oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Sudibyo. Acara ini dilakukan secara nasional dengan memanfaatkan jaringan Indonet Telkom. Pak menteri berdialog interaktif selain dengan peserta di Jakarta, juga secara videoconference berdialog dengan peserta di Makassar (Unhas) dan Pekanbaru (Unri).
Para peserta Coop ini telah melalui seleksi yang ketat sehingga terpilih yang terbaik. Sebagian dari mereka bahkan berhasil terpilih untuk menjadi karyawan. Program ini menggambarkan suatu implementasi Link and Match antara Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha. Pengalamanku dibidang SDM saat menerima karyawan baru terkadang sikap mental mereka belum cukup siap untuk menempatkan diri sebagai seorang pekerja. Belum lagi terkadang ada kesejangan antara keahlian yang dipersiapkan/diberikan perguruan tinggi dengan tuntutan lingkungan pekerjaan. Sehingga program on job training harus dilakukan secara lebih mendalam agar karyawan baru benar-benar siap untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Beberapa hal yang aku temui dalam menghadapi karyawan baru adalah sebagai berikut :
1. Karyawan baru memiliki sikap yang terlalu ideal sehingga kurang siap menghadapi realitas yang ada.
2. Terpaku pada konsep dan teori namun lemah dalam implementasi.
3. Tertinggal dalam konsep dan teori, menggunakan pendekatan lama untuk sesuatu yang baru.
4. Lemah dalam teamwork, lebih menonjolkan ego-individual.
5. Kritis namun lemah dalam menawarkan solusi.
Hal-hal tersebut diatas perlu mendapat perhatian kalangan dunia pendidikan. Coop adalah salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut diatas. Coop dapat dikatakan pula sebagai media Link and Match yang cukup efektif.

Minggu, 22 Juni 2008

PROSES VISA DI KEDUBES AS

Dimulai dengan kegiatan hari Senin 16 Juni 2008. Sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Kedubes AS, aku dijadwalkan mengikuti wawancara untuk proses permohonan visa. Ini adalah kali ketiga aku mengurus visa di Kedubes AS. Biasanya visa berlaku untuk masa 5 tahun. Pertama sekali aku mengurus visa AS adalah pada tahun 1992. Saat itu kantorku tempat aku bekerja akan merekrut mahasiswa S2 Indonesia yang sedang menempuh pendidikan di Amerika untuk mendapat bea siswa ikatan dinas. Proses rekrut dipusatkan di 3 kota yaitu Los Angeles, Washington, DC, dan Houston.

Visa ke-2 aku ajukan pada tahun 1997. Saat itu aku diprogramkan mengikuti training di Lucent Technologies dan kemudian dilanjutkan magang di AT&T selama 2 bulan New Jersey dan New York. Karena waktu yang panjang pada kesempatan ini aku sempatkan berjalan-jalan diakhir minggu diantaranya ke Niagara ke perbatasan Canada.

Visa ke-3 ini aku ajukan untuk mengikuti the-34th International Congress on Assessment Center Methode di Washington, DC. Maklum sebagai praktisi bidang Assessment Center dan Pendiri PASSTI (Perkumpulan Assessment Center Indonesia) rasanya aku berkewajiban mengikuti acara tersebut. Aku sendiri pernah menjadi Ketua Kongres Nasional Assessment Center Indonesia yang pertama yang diselenggarakan di Bandung pada Agustus 2005.

Kembali kepengurusan visa yang ketiga. Karena dijadwalkan wawancara jam 9 pagi, maka aku subuh-subuh jam 4 aku sudah berangkat dari Bandung menuju Jakarta. Senin pagi Bandung-Jakarta macet. Aku sampai jam 8 pagi di Kedubes AS dan mulai mengantri. Setelah masuk dan diperiksa kelengkapan berkas administrasi, ternyata aku harus foto ulang, karena fotoku sebelumnya tidak sesuai. Segera aku kejalan Sabang untuk membuat foto. Kembali lagi ke Kedubes AS, antri lagi. Semua proses selanjutnya berjalan lancar. Saat antri wawancara, 2 orang didepanku ditolak permohonan visanya. Yang pertama wanita yang mengaku punya suami orang Amerika, yang kedua pria yang sekilas aku dengar pernah memiliki permasalahan imigrasi di Chicago AS pada tahun 2005. Langsung kedua orang itu dikembalikan paspornya saat itu juga. Giliran wawancaraku oleh petugas seorang pria bule yang tampaknya cukup teliti aku ditanya tentang tujuan ke Amerika, perjalananku sebelumnya, paspor-pasporku sebelumnya total ada 4 paspor, jabatan dan pekerjaan-ku saat ini. Hubungan pekerjaan-ku dan kongres dimaksud dan sebagainya. Alhamdulillah wawancara berjalan lancar dan aku diminta mengambil kembali pasporku tanggal 23 Juni 2008. Mudah-mudahan visa-ku disetujui.

Selesai acara di Kedubes AS sekitar jam 12.00 aku menuju kantorku di GCC Jl. Gatsu Jakarta untuk koordinasi beberapa pekerjaan. Sore hari kembali lagi ke Bandung.

Hari Selasa-Rabu aku mengikuti Program Sertifikasi Profesi Manajemen yang diselenggarakan oleh Louis-Allen Management di Hotel Topas Bandung. Kamis kembali lagi ke Jakarta mengikuti rapat Sinergy Telkom Group tentang Employee-Exchange. Pembahasan dengan Telkomsel berjalan dengan alot tentang Perjanjian Kerjasama Employee-Exchange.

Jumat kembali lagi ke Bandung untuk mempersiapkan proses staffing Telkom Indonesia International (TII). Hari Sabtu aku kembali lagi ke Jakarta diantaranya untuk berziarah ke makam Ibunda tercinta di Ciganjur. Namun, pagi hari sebelum berangkat ke Jakarta aku sebagai Ketua Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah Jawa Barat membuka acara Workshop Grafis yang diadakan oleh Psychology Center di Hotel Vue Palace Bandung. Setelah acara di Vue Palace aku menuju Hotel Horison menghadiri seminar Psikologi untuk Kesehatan Masyarakat yang diselenggarakan oleh Program Studi Psikologi Pasca Sarjana Universitas Islam Bandung. Setelah kedua acara tersebut rampung di Bandung, aku bersama keluarga berangkat menuju Jakarta . Hari Minggu ada acara perkawinan saudara istriku di Masjid Sunda Kelapa Menteng. Minggu malam harus kembali ke Bandung. Padahal anak-anak ku sedang liburan sekolah,namun aku hari Senin harus ada di Bandung untuk rapat lanjutan Telkom Indonesia International, sehingga acara jalan bareng bersama keluarga berlangsung sangat singkat, mudah-mudahan minggu depan lebih leluasa.

Minggu, 15 Juni 2008

SBY-SULTAN PASANGAN FAVORIT

Berdasarkan survey Lembaga Survey Nasional (LSN) SBY-Sultan adalah pasangan paling favorit untuk pemilihan Presiden tahun 2009. Ditengah berbagai permasalahn yang mendera selama pemerintahan SBY-Kalla, SBY masih memiliki banyak peminatnya. Hal ini terlihat dari berbagai survey yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survey, SBY masih unggul. Pilihan ke SBY semakin meninggi saat beliau dipasangkan dengn Sri Sultan Hamengkubuwono X.

Memang kita harus mengakui ditengah arus modernitas, pola pemilih kita cenderung bersifat tradisional, paternal dan fokus pada personal. SBY masih memiliki kekuatan personal yang baik, sedangkan Sultan memiliki basis pendukung tradisional, ditambah pribadi Sultan yang menampilkan wajah demokrat, seorang Raja yang pro rakyat memiliki nilai tambah yang luar biasa. Sultan juga dikenal cukup menghargai keberagaman etnis, memiliki hubungan baik dengan berbagai etnis. Hal ini memiliki kekuatan tersendiri bagi Sultan untuk meraup dukungan diluar pemilih tradisionalnya.

Sultan akan memainkan peran kunci. Siapa pun yang berpasangan dengan Sultan akan memperoleh dukungan suara yang cukup berarti untuk menuju kursi nomor 1. bagaimana dengan calon yang lain. Kans mereka juga sebenarnya cukup baik, namun faktor Sultan harus dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh.

PSYCHOLOGY CORNER : PEMIKIRAN TENTANG PSIKOLOGI

Ada pemikiran menarik tentang psikologi yang muncul dalam perbincangan di milist psikologi unpad. Berhubung tidak semua bisa akses ke milist tersebut, aku coba cuplik pemikiran dari Sdr. Indra Kusumah SKL tentang hal tersebut, mudah-mudahan yang lain bisa membaca dan bermanfaat.
Psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu terbilang berusia muda. Ilmupengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental itudiklaim Barat baru muncul pada tahun 1879 M -- ketika Wilhelm Wundtmendirikan laboratorium pertamanya di Leipzig. Padahal, jauh sebelumitu peradaban manusia dari zaman ke zaman telah menaruh perhatian padamasalah-masalah psikologi.Peradaban manusia kuno di Mesir, Yunani, Cina, dan India telahmemikirkan tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktubersamaan. Kebudayaan kuno itu juga telah memikirkan tentang sifatpikiran, jiwa, ruh, dan sebagainya. Masyarakat Mesir Kuno dalamcatatan yang tertulis pada papirus bertarik 1550 SM telah mencobamendeskripsikan tentang otak dan beberapa spekulasi mengenai fungsinya.Selain itu, filsuf Yunani Kuno, Thales, juga telah mengelaborasi apayang disebut sebagai psuch atau jiwa. Pemikir lainnya dari peradabanYunani Kuno seperti Plato, Pythagoras, dan Aristoteles juga turutmendedikasikan diri mereka untuk mempelajari dan mengembangkandasar-dasar psikologi. Sejak abad ke-6 M, peradaban Cina telahmengembangkan tes kemampuan sebagai bagian dari sistem pendidikan.Lalu bagaimana peradaban Islam berperan dalam mengembangkan psikologi?Sebenarnya. jauh sebelum Barat mendeklarasikan berdirinya disiplinilmu psikologi di abad ke-19 M, di era keemasannya para psikolog dandokter Muslim telah turut mengembangkan psikologi dengan membangunklinik yang kini dikenal sebagai rumah sakit psikiatris.Di era kekhalifahan, psikologi berkembang beriringan dengan pesatnyapencapaian dalam ilmu kedokteran. Pada masa kejayaannya, para psikologMuslim telah mengembangkan Psikologi Islam atau Ilm-Al Nafsiat.Psikologi yang berhubungan dengan studi nafs atau jiwa itu mengkajidan mempelajari manusia melalui qalb (jantung), ruh, aql(intelektual) , dan iradah (kehendak).Kontribusi para psikolog Muslim dalam mengembangkan dan mengkajipsikologi begitu sangat bernilai. Sejarah mencatat, sarjana Muslimterkemuka, Al-Kindi, merupakan psikolog Muslim pertama yang mencobamenerapkan terapi musik. Psikolog Muslim lainnya, Ali ibn Sahl RabbanAl-Tabari, juga diakui dunia sebagai orang pertama yang menerapkanpsikoterapi atau 'al-`ilaj al-nafs'.Psikolog Muslim di era kejayaan, Ahmed ibnu Sahl Al-Balkhi, merupakansarjana pertama yang memperkenalkan konsep kesehatan spiritual ataual-tibb al-ruhani dan ilmu kesehatan mental. Al-Balkhi diyakinisebagai psikolog medis dan kognitif pertama yang secara jelasmembedakan antara neuroses dan psychoses untuk mengklasifikasigangguan penyakit syaraf.Melalui kajian yang dilakukannya, Al-Balkhi, juga mencoba untukmenunjukkan secara detail bagaimana terapi rasional dan spiritualkognitif dapat digunakan untuk memperlakukan setiap kategori penyakit.Pencapaian yang berhasil ditorehkan Al-Balkhi pada abad pertengahanitu terbilang begitu gemilang.Sumbangan yang tak kalah pentingnya terhadap studi psikologi jugadiberikan oleh Al-Razi. Rhazes - begitu orang Barat menyebut Al-Razi -telah menorehkan kemajuan yang begitu signifikan dalam psikiatri.Melalui kitab yang ditulisnya yakni El-Mansuri dan Al-Hawi, Al-Razimengungkapkan definisi symptoms (gejala) dan perawatannya untukmenangani sakit mental dan masalah-masalah yang berhubungan dengankesehatan mental.Al-Razi juga tercatat sebagai psikolog pertama yang membuka ruangpsikiatri di sebuah rumah sakit di Kota Baghdad. Pada saat yang sama,Barat belum mengenal dan menerapkan hal serupa, sebab waktu itu Eropaberada dalam era kegelapan. Apa yang telah dilakukan Al-Razi di masakekhalifahan Abbasiyah itu kini diterapkan di setiap rumah sakit.Pemikir Muslim lainnya di masa keemasan Islam yang turut menyumbangkanpemikirannya untuk mengembangkan psikologi adalah Al-Farabi. Ilmuwantermasyhur ini secara khusus menulis risalah terkait psikologi sosialdan berhubungan dengan studi kesadaran. Dari Andalusia, dokter bedahterkemuka, Al-Zahrawi, alias Abulcasis mempelopori bedah syaraf.Selain itu, Ibnu Zuhr, alias Avenzoar tercatat sebagai psikolog Muslimpertama yang mencetuskan deskripsi tentang penyakit syaraf secaraakurat. Ibnu Zuhr juga telah memberi sumbangan yang berarti bagineuropharmakology modern. Yang tak kalah penting lagi, Ibnu Rusyd atauAverroes -- ilmuwan Muslim termasyhur - telah mencetuskan adanyapenyakit Parkinson's.Ali ibnu Abbas Al-Majusi, psikolog Muslim lainnya di masa kejayaanturut menyumbangkan pemikirannya bagi studi psikologi. Ia merupakanpsikolog yang menghubungkan antara peristiwa-peristiwa psikologistertentu dengan perubahan psikologis dalam tubuh. Ilmuwan besar Muslimlainnya, Ibnu Sina, alias Avicenna dalam kitabnya yang fenomenal Canonof Medicine juga mengupas masalah neuropsikiatri. Ibnu Sinamenjelaskan pendapatnya tentang kesadaran diri atau self-awareness.Sementara itu, Ibnu Al-Haitham alias Alhazen lewat kitabnya yangterkenal Book of Optics dianggap telah menerapkan psikologieksperimental, yakni psikologi persepsi visual. Dialah ilmuwan pertamayang mengajukan argumen bahwa penglihatan terjadi di otak,dibandingkan di mata. Al-Haitham mengesakan bahwa pengalaman seseorangmemiliki efek pada apa yang dilihat dan bagaimana seseorang melihat.Menurut Al-Haitham, penglihatan dan persepsi adalah subjektif.Al-Haitham juga adalah ilmuwan pertama yang menggabungkan fisikadengan psikologi sehingga terbentuklah psychophysics. Melaluipercobaan yang dilakukannya dalam studi psikologi, Al-Haitham banyakmengupas tentang persepsi visual termasuk sensasi, variasi, dalamsensitivitas, sensasi rabaan, persepsi warna, serta persepsi kegelapan.Sejarawan psikologi, Francis Bacon menyebut Al-Haitham sebagai ilmuwanyang meletakkan dasar-dasar psychophysics dan psikologi eksperimental.Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukannya, Bacon merasa yakinbahwa Al-Haitham adalah sarjana pertama yang berhasil menggabungkanfisika dengan psikologi, dibandingkan Fechner yang baru menulisElements of Psychophysics pada tahun 1860 M.Bacon juga mengakui Al-Haitham sebagai pendiri psikologieksperimental. Dia mencetuskan teori besar itu pada awal abad ke-11 M.Selain itu, dunia juga mengakui Al-Biruni sebagai salah seorangperintis psikologi eksperimental lewat konsep reaksi waktu yangdicetuskannya. Sayangnya, sumbangan yang besar dari para ilmuwanMuslim terhadap studi psikologi itu seakan tak pernah tenggelamditelan zaman.Rumah Sakit Jiwa Pertama di DuniaUmat Muslim di era keemasan kembali membuktikan bahwa Islam adalahpelopor peradaban. Sepuluh abad sebelum masyarakat Barat memilikirumah sakit jiwa untuk mengobati orang-orang yang mengalami gangguankejiwaan, umat Muslim di kota Baghdad pada tahun 705 M sudahmendirikannya. Rumah sakit jiwa atau insane asylums mulai didirikanpara dokter dan psikolog Islam pada masa kekhalifahan.Tak lama setelah itu, di awal abad ke-8 M peradaban Muslim di kota Fesjuga telah memiliki rumah sakit jiwa. Rumah sakit jiwa juga sudahberdiri di kota Kairo pada tahun 800 M. Setelah itu pada tahun 1270 M,kota Damaskus dan Aleppo juga mulai memiliki rumah sakit jiwa. Rumahsakit jiwa itu dibangun para dokter dan psikolog sebagai tempat untukmerawat pasien yang mengalami beragam gangguan kejiwaan.Sementara itu, Inggris - negara terkemuka di Eropa -- baru membukarumah sakit jiwa pada tahun 1831 M. Rumah sakit jiwa pertama diInggris itu adalah Middlesex County Asylum yang terletak di Hanwellsebelah barat London. Pemerintah Inggris membuka rumah sakit jiwasetelah mendapat desakan dari Middlesex County Court Judges. Setelahitu Inggris mengeluarkan Madhouse Act 1828 M.Psikolog Muslim di abad ke-10 M, Ahmed ibnu Sahl Al-Balkhi, (850 M -934 M) telah mencetuskan gangguan atau penyakit yang berhubunganantara pikiran dan badan. Al-Balkhi berkata, ''Jika jiwa sakit, makatubuh pun tak akan bisa menikmati hidup dan itu bisa menimbulkanpenyakit kejiwaan.'' Al-Balkhi mengakui bahwa badan dan jiwa bisasehat dan bisa pula sakit alias keseimbangan dan ketidakseimbangan.Dia menulis bahwa ketidakseimbangan dalam tubuh dapat menyebabkandemam, sakit kepala, dan rasa sakit di badan. Sedangkan, papar dia,ketidakseimbangan dalam jiwa dapat mencipatakan kemarahan,kegelisahan, kesedihan, dan gejala-gejala yang berhubungan dengankejiwaan lainnya.Dia juga mengungkapkan dua macam penyebab depresi. Pertama, kataAl-Balkhi, depresi disebabkan oleh alasan yang diketahui, sepertimengalami kegagalan atau kehilangan. Ini bisa disembuhkan secarapsikologis. Kedua, depresi bisa terjadi oleh alasan-alasan yang takdiketahui, kemukinan disebabkan alasan psikologis. Tipe kedua ini bisadisembuhkan melalui pemeriksaan ilmu kedokteran.Begitulah para pemikir Muslim di era keemasan memberikan begitu banyaksumbangan bagi pengembangan psikologi.Pemikir Islam dan Psikologi- Ibnu Sirin: Ilmuwan Muslim ini memberi sumbangan bagi pengembanganpsikologi melalui bukunya berjudul a book on dreams and dreaminterpretation.- Al-Kindi alias Alkindus: Dialah pemikir Muslim terkemuka yangmengembangkan bentuk-bentuk terapi musik.- Ali ibn Sahl Rabban Al-Tabari: Dialah ilmuwan yang mengambangkanal-`ilaj al-nafs atau psikoterapi.- Al-Farabi alias Alpharabius: Inilah pemikir Islam yang mendiskusikanmasalah yang berhubungan dengan psikologi sosial dan studi kesadaran.- Ali ibn Abbas al-Majusi: Dia adalah sarjana Muslim yang menjelaskantentang neuroanatomy dan neurophysiology.- Abu al-Qasim Al-Zahrawi (Abulcasis): Inilah bapak ilmu bedah modernyang pertamakali menjelaskan bedah syaraf atau neurosurgery.- Abu Rayhan al-Biruni: Dialah pemikir Islam yang menjelaskan reaksiwaktu.- Ibn Tufail: Inilah sarjana Muslim yang mengantisipasi argumen tabularasa.- Abu Al-Qasim Al-Zahrawi (Abulcasis): Inilah bapak ilmu bedah modernyang pertamakali menjelaskan bedah syaraf atau neurosurgery( heri ruslan )

Senin, 09 Juni 2008

KABAR MINGGU 8 JUNI 2008

Setelah bekerja semingguan dari senin sampai jumat, badan memang terasa lelah, pikiran butek. Normal, toh diakhir minggu memimpikan rileks. Tapi apa daya. Hari Sabtu aku harus ke sekolah Icut, anak pertamaku, untuk ambil rapot. Orang tua harus hadir selain untuk mengambil rapot juga harus membicarakan rencana keberangkatan anak sekolah selama 1 bulan di Malaysia (sekolah ADNI di Ampang KL) dan ke Singapore. Dalam pembagian rapot nilai anakku membaik bahkan mendapat penghargaan untuk hafalan doa, alhamdulillah. Setelah berdiskusi berbagai hal tentang rencana keberangkatan ke Malaysia/Singapore dan pengurusan segala macam tetek bengek administrasi, jam 12 siang acara berakhir. Perjalanan dilanjutkan keasrama Icut untuk mengambil berbagai macam perlengkapannya dibawa pulang kerumah.

Setelah itu istri minta diantar berbelanja, ada saudara yang baru melahirkan dan rencana menjenguk saudara yang sakit. Saat istri berbelanja aku nangkring difoodcourt sambil berinternet ria. Setelah itu berkunjung kerumah saudara. Berbicara ngalor ngidul sampai dengan maghrib. Kemudian sehabis maghrib baru pulang ke rumah, badan letih nggak mungkin lagi jalan-jalan ke luar, biarlah malam minggu milik remaja saja.

Hari minggu akupun tidak mungkin istirahat, ada 2 undangan, undangan di kompleks dan undangan ngumpul di Cipanas Garut. Istri ikut acara dikomplek, sementara aku ke Cipanas Garut. Karena badan letih aku tidak bawa mobil sendiri, minta disamperin teman. Anshar menyanggupi untuk menjemput. Anshar pengusaha muda Aceh yang sedang berkembang di Bandung. Kami berempat ke Cipanas Garut. Disana telah berkumpul lebih kurang 20 orang teman. Ngumpul, ngobrol, ada yang mandi air panas, ada yang nyanyi-nyanyi didampingi organ tunggal. Sore hari pulang. Malam badan letih lagi dan persiapan memasuki hari senin untuk bergelut dengan berbagai tugas.

Pekerjaan minggu ini padat juga. Senin koordinasi internal dengan rekan-rekan kerja di kantor. Hari Selasa ada acara Insync di Rizt Carlton Jakarta. Acara tersebut menghadirkan Direksi Telkom dan Menneg BUMN. Sementara hari Selasa juga ada undangan dari Pak Mustafa Abubakar Kabulog/Dirut Perum Bulog untuk datang ke kantornya mendiskusikan beberapa hal.

Hari Rabu acara internal HR Center di Hotel Topas Bandung. Kamis dan Jumat acara HR Forum di Menara Risti Bandung. Sementara minggu ini akupun harus mempersiapkan berbagai dokumen untuk pengurusan visa di Kedubes AS, karena ada rencana untuk mengikuti International Congress for Assessment Center di Washington , DC. Mudah-mudahan semua berjalan lancar.

Senin, 02 Juni 2008

KARAKTER ACEH

Pada suatu kesempatan aku pernah berbincang-bincang dengan Bpk. Mustafa Abubakar Kabulog/Dirut Bulog yang juga pernah menjabat sbg Pejabat Gubernur NAD. Kita berdiskusi panjang lebar tentang berbagai hal dan diantara yang menarik adalah tentang sifat-sifat orang Aceh. Kira-kira sebulan setelah itu, aku pun bertemu dan berdiskusi dengan Pak Azwar Abubakar yang juga pernah menjabat Wakil Gubernur dan Gubernur NAD dan sekarang aktif di Forbes Aceh. Mungkin mereka berdua tahu aku seorang psikolog sehingga mengajak berdiskusi masalah tersebut. Bahkan Pak Mustafa lebih jauh menawarkan kalau perlu buat suatu forum khusus membahas hal tersebut, apakah seminar, penelitian atau kegiatan lain yang sesuai, aku belum mengiyakannya.

Mengapa kita berdiskusi tentang sifat-sifat orang Aceh atau kusingkat saja karakter Aceh? Karena kita ingin kedepan Aceh lebih damai. Kalau kita tilik ke belakang, kilas balik Aceh masa lalu, harus kita akui kehidupan di Aceh tidak pernah sepi dari konflik. Apakah ini berkaitan dengan sifat-sifat orang Aceh? atau ada faktor lain? Beberapa kemungkinan terjadinya konflik Aceh bisa beberapa sebab (lihat buku karangan Anthony Reid tentang Asal Muasal Konflik Aceh). Beberapa sebab yang bisa kita pertimbangkan adalah :

1. Letak geografis Aceh yang sangat strategis, terletak diujung Pulau Sumatera, merupakan pintu masuk ke Selat Malaka dan gerbang masuk ke Asia Tenggara.

2. Rempah-rempah dan hasil bumi didaerah Aceh dan sekitarnya yang mengundang kekuatan kapitalis/kolonialis ingin menguasainya. Kemudian isu itu melebar akibat minyak dan gas bumi (ingat kawasan Timur Tengah yang kaya minyak juga tidak pernah sepi dari konflik).

3. Karakter orang Aceh yang dipengaruhi oleh sistem nilai yang mereka anut yaitu bersifat hanya mengakui kekuasan mutlak ditangan Allah jadi tidak mengakui kekuasan lain yang bersifat terpusat (berbeda dengan beberapa wilayah lain yang mengakui kekuasaan terpusat), independen, memegang teguh prinsip. Secara positif ini bagus. Namun, disisi lain bagi mereka yang kurang religius hal ini bisa berkembang menjadi sikap yang egois, ethnocentris bahkan chauvinism, bahkan kalau tidak hati-hati bisa berkembang menjadi sikap yang arogan. Jadi bagi mereka yang religius sikap ini bisa berkembang menjadi positif. Namun, apabila sikap ini dihadapi dengan cara yang tidak tepat maka yang religius pun akan menampilkan sikap keras yang berpotensi menimbulkan konflik (lihat bagaimana ulama kita melawan kolonialisme dan sikap kesewenang-wenangan pihak lain). Nah, apalagi bagi yang kurang religius tentu berpotensi menimbulkan konflik pula. Namun, secara umum diakui secara mendasar sifat orang Aceh adalah religius, meskipun terkadang ada pula sebagian pihak yang menyikapi sifat orang Aceh tersebut secara sinisme. Sifat-sifat ini terus berkembang baik dalam dimensi positif maupun negatif.

4. Kejayaan Aceh masa lalu selain menimbulkan kebanggaan juga menyisakan beban sejarah. Sebagian ingin melihat Aceh jaya seperti masa lalu, sebagian yang lain mengganggap kejayaan tersebut bisa diformulasikan dalam bentuk lain dalam konteks kekinian, sebagian lagi melihat jangan terlalu terpaku pada masa lalu tetapi lebih menyesuaikan terhadap perkembangan masa kini. Dalam menyikapi ketiga pandangan ini pun potensi konflik dapat muncul.

5. Adanya sekelompok pihak tertentu yang ingin terus memprovokasi Aceh dengan berbagai latar belakang kepenting baik politik, ekonomi maupun sosial.

Kelimapenyebab diatas memberika sumbangan bagi munculnya konflik di Aceh. Bagaimana positioning orang Aceh dalam permasalahan ini? Disinilah pentingnya mengkaji tentang Karakter Aceh. Seperti disebut diatas Karakter Aceh secara umum adalah religius dan sangat menghargai peran agama. Walalupun dalam perkembangannya bisa saja terjadi distorsi. Namun, sebagai bahan awal pengkajian kita bisa bertitik tolak dari hal ini. (bersambung).