Selasa, 29 Juni 2010

GELADI MAHASISWA IT TELKOM

Pada tanggal 25 Juni 2010 penulis diminta untuk memberikan pembekalan kepada para Mahasiswa Institut Teknologi Telkom (ITT) di Kampus ITT Dayeuh Kolot Bandung. Pembekalan ini dalam rangka persiapan bagi para mahasiswa yang akan mengikuti Geladi di berbagai kantor Telkom yang ada diseluruh Indonesia. Kegiatan diikuti sejumlah hampir 1000 peserta dihadiri oleh Pembantu Rektor, Direktur Dukungan Akademik dan Kepala Bagian Administrasi ITT.

Geladi adalah program latihan kerja lapangan bagi mahasiswa yang telah mengikuti program pendidikan paling sedikit 4 semester, untuk mengenal dan menghayati ruang lingkup pekerjaan operasional dilapangan, belajar mengadaptasikan diri dengan lingkungan guna melengkapi proses belajar yang didapat di bangku kuliah.

Program Geladi ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktek kerja kepada para mahasiswa secara langsung serta menggali berbagai permasalahan kerja yang timbul di lapangan. Hal ini diperlukan untuk meningkatan wawasan dan keterampilan baik secara tehnis maupun hubungan kemanusiaan serta memberikan pengalaman dalam tim kerja dan mendorong timbulnya inovasi kepada peserta geladi.

Dalam pengalaman penulis saat melakukan kegiatan rekrutmen atau mengamati para karyawan baru yang baru menyelesaikan pendidikan sering sekali mereka mengalami kesulitan dalam proses adaptasi, baik adaptasi terhadap bidang pekerjaan, adaptasi dalam hubungan sosial atau pun adapatasi dalam penyesuaian lingkungan yang lebih luas.

Jika ditilik kesulitan adaptasi tersebut bersumber dari ketidakmatangan emosi dan kurang memiliki keterampilan sosial. Disisi lain mereka memiliki kemampuan inteletualitas dan wawasan keilmuan yang baik, namun dalam praktek atau implementasinya sering mengalami kesulitan. Hal ini berakibat pada kurang berhasilnya mereka dalam memulai tugas-tugasnya sebagai seorang karyawan baru. Memang disini peran mentor atau para atasannya sangat penting untuk memberikan dukungan yang diperlukan agar dalam proses awal bekerja tersebut dapat berlangsung dengan baik.

Hal lain yang perlu dicermati adalah keterbiasaan seseorang dalam menghadapi situasi kerja, yang tentu variabelnya sangat berbeda dengan lingkungan pendidikan. Untuk meminimalkan kesenjangan ini sering dilakukan kerjasama antara lembaga pendidikan atau Perguruan Tinggi dengan Dunia Usaha. Diantaranya dengan program magang, praktek kerja, cooperative education (Coop) atau kegiatan geladi.

Dalam diskusi penulis dengan para mahasiswa terlihat mereka memahami dengan baik bidang keilmuannya, namun sering kebingungan mengaplikasikan hakl tersebut dalam situasi kerja. Mereka pun kurang terbiasa bekerja dalam tim, namun disisi lain masih kurang cukup mandiri untuk mengatasi masalah. Ini semakin memperkuat tesis bahwa faktor emosional dan sosiabilitas menjadi faktor yang cukup mempengaruhi permasalahan tersebut. Mungkin perlu dipikirkan dan dirumuskan secara tepat bagaimana mengatasi kesenjangan ini, yaitu suatu rumusan untuk mempersiapkan peserta didik atau mahasiswa agar memiliki kematangan emosional dan sosial yang cukup. Sehingga pada saat mereka menyelesaikan pendidikan, selain memiliki kemampuan intelektual yang cukup, mereka pun memiliki bekal emosional dan sosial yang matang pula. Adakah Perguruan Tinggi yang berminat untuk membahas dan merancang hal ini secara sungguh-sungguh?

Senin, 28 Juni 2010

DISINTEGRITAS KEPRIBADIAN

Disintegrasi kepribadian adalah salah satu permasalahan psikologi yang cukup pelik. Hal ini mengingat persoalan disintegrasi kepribadian berada dalam rentangan yang cukup luas dari titik paling normal sampai dengan titik paling abnormal dalam rentang kepribadian individu.

Artinya, dalam pengamatan awam seseorang dapat dianggap normal, namun dalam penelaahan psikologis bisa jadi kepribadian yang bersangkutan mengalami disintegritas. Kondisi abnormalitas psikologis dapat muncul dalam perilaku abnormal, namun dapat pula perilaku yang bersangkutan keliatan wajar-wajar saja. Perilaku secara overt atau terbuka terkadang tidak menunjukkan gejala abnormalitas, namun perilaku tersembunyi dapat mengandung ketidakwajaran psikologis.

Sebagaimana diketahui kepribadian mengandung semua unsur yang menyangkut aspek intelektualitas, emosionalitas, sosiabilitas dan sikap kerja. Ketidaksepadanan didalam masing-masing aspek tersebut atau ketidaksepadanan diantara aspek tersebut dapat menimbulkan disintegritas kepribadian. Atau dapat juga terjadi gabungan keseluruhan aspek-aspek tersebut mengalami kesenjangan dengan realitas yang ada, sehingga selain ketidaksepadanan juga bisa terjadi ketidaksambungan antara kondisi kepribadian dengan realitas yang ada.

Gejala disintegritas kepribadian ini dapat terjadi dalam berbagai kalangan dan strata masyarakat, terutama akan sangat parah apabila terjadi pada level pemimpim. Disintegritas kepribadian yang terjadi pada level pemimpin akan memberikan efek destruktif yang besar kepada masyarakat bahkan bisa memberikan kehancuran bagi suatu bangsa ataupun dunia. Kita dapat berkaca pada kasus disintegritas kepribadian yang dicontohkan oleh pemimpin-pemimpin yang membuat kehancuran seperti Kaisar Nero, Firaun, Hitler, Idi Amin, Polpot dan sebagainya.

Selain disintegritas kepribadian yang menimpa para pemimpin bangsa, disintegritas dapat pula terjadi level pimpinan organisasi, korporat maupun suatu komunitas. Namun, tidak jarang pula pemimpin seperti ini memiliki pengikut yang banyak, yang barangkali dalam skala tertentu mengalami disintegritas kepribadian pula. Antara pemimpin dan pengikut seperti ini terjadi kondisi yang saling kuat-menguatkan dan menguntungkan keduanya (simbiose mutualisme).

Jika disintegritas kepribadian yang muncul dalam bentuk perilaku terbuka atau overt mudah dikenali, diantisispasi dan dikendalikan. Namun yang sulit adalah disintegritas kepribadian yang bersifat tersembunyi dan tidak jarang sipenderita menampilkan perilaku yang normal sehingga dianggap biasa saja. Disintegritas kepribadian tersembunyi ini justru jauh lebih membahayakan, apalagi individu tidak merasa bermasalah dan lingkunganpun mendukung perilakunya. Biasanya kesadaran terjadi justru pada saat permasalahan besar atau kehancuran sudah terjadi.

Saat ini kita sudah melihat kesadaran untuk meneliti kesehatan mental dan kepribadian seorang calon pemimpin. Pemeriksaan psikologis cukup penting sebagai saringan untuk memilih pemimpin yang sehat secara mental dan kepribadiaannya terintegrasi secara baik. Peran para ahli kepribadian seperti Psikolog sangat dibutuhkan untuk meneliti tentang kesehatan mental dan kepribadian seorang calon pemimpin. Rekomendasi mereka dibutuhkan untuk bahan pertimbangan agar nantinya terpilih pemimpin yang sehat, baik sehat secara fisik, intelektual maupun mental.

Rabu, 23 Juni 2010

SLEEP DISORDERS

Sleep disorders atau gangguan tidur adalah problema yang sering ditemukan dan semakin meningkat kemunculannya dewasa ini. Terdapat sejumlah sebab dan latar belakang mengapa gangguan tersebut terjadi.

Gangguan tidur terdiri dari :
1. Insomnia disorder
2. Sleep-wake (Circadian Rhythm) disorder
3. Sleepwalking disorder

Sebagian besar orang mengalami masalah tidur atau terbangun karena mimpi buruk sekali waktu dalam hidupnya, hal ini muncul terutama pada saat-saat seseorang mengalami tekanan atau dalam kondisi mengalami kecemasan tertentu. Stress atau kecemasan yang mengawali gangguan tersebut biasanya didorong adanya suatu peristiwa tertentu. Apabila gangguan tidur tersebut muncul berhari-hari bahkan sampai dengan bertahun-tahun maka hal ini menjadi suatu problem yang serius dan biasa didiagnosa sebagai sleep disorder.

Gangguan tidur meliputi kesulitan untuk mulai tidur, kualitas tidur yang minim, tidur terlalu banyak atau masalah-masalah yang terjadi selama siklus tidur-bangun terjadi. Gangguan tidur lainnya dapat terjadi dalam bentuk seseorang yang berjalan-jalan tanpa sadar selama waktu tidurnya atau adanya mimpi buruk. Sebagai besar gangguan disebakan oleh adanya stress, konflik psikologis, atau gangguan psikiatris lainnya, gaya hidup yang kurang sehat, penggunaan alkohol dan narkoba atau masalah-masalah yang berkaitan dengan penyakit fisik.

INSOMNIA DISORDER

Ciri-ciri umum :
1. Masalah saat mulai tidur, saat tertidur atau tidur dalam waktu lama tetapi tidak memuaskan. Problem ini terjadi minimal dalam kurun waktu 1 bulan.
2. Pada siang hari, individu sulit konsentrasi, energi lemah dan depresi serta mengalami perasaan cemas.
3. Saat ditempat tidur, sebagian besar penderita insomnia membayangkan permasalahan dirinya dan merasa tegang secra fisik maupun mental. Ketakutan tidak bisa tidur semakin menambah stress dirinya sehingga ia semakin tidak bisa tidur. Sebagian penderita mengalami riwayat panjang kesulitan tidur dan tidak dapat dikaitkan dengan konflik emosional.
4. Beberapa jenis dari insomnia terkait dengan gangguan lain seperti depresi, gangguan ganda, gangguan kecemasan. Penangannya harus fokus pada kondisi yang benar-benar menjadi penyebabnya.

Faktor tambahan yang dapat diamati:
1. Perubahan hidup, musibah, kehilangan, trauma dapat mencetuskan insomnia.
2. Alkohol atau mengkonsumsi narkoba.
3. Kondisi fisik.
4. Pengaruh usia.

Sebagian besar orang membutuhkan waktu tidur 6 s/d 9 jam dan dengan bertambahnya usia kebutuhan waktu tidur dapat berkurang. Umumnya orang membutuhkan waktu untuk memulai sampai dengan tertidur sekitar ½ jam. Depresi sering memnyebabkan orang terbangun saat tertidur, bangun sangat awal dipagi hari atau bahkan tidur secara berlebihan. Gangguan kecemasan dan gangguan penyesuaian diri sering menyebabkan orang sulit untuk memulai tidur.

SLEEP WAKE (CIRCADIAN RHYTHM) DISORDER

Semua kita mengalami apa yang disebut dengan jam biologis yang mengatur siklus badaniah, khususnya berkaitan dengan tidur. Hal ini dikenal dengan "Circadian rhythms,” yaitu suatu siklus umum selama 24 jam terakhir dimana seseorang tidak melihat jam atau matahari. Masalah muncul saat lingkungan menuntut suatu siklus yang berbeda dengan ritme internal seseorang, dimana hal tersebut tidak dapat bekerja sesuai dengan siklus 24 jam-an yang normal. Hal ini dapat terjadi dalam kasus seperti jet-lag, perubahan giliran waktu kerja/shift dan interupsi saat tertidur dan ini sering menyebabkan sleep-wake disorders. Orang-orang dipaksa untuk bangun saat fungsi badaniahnya ingin tidur atau sebalinya.

Ciri-ciri Sleep-wake (Circadian Rhythm) Disorder :
1. Tidak ada kesesuaian antara ritme tidur internal dengan kondisi nyata lingkungan, orang tidak mampu tidur saat ingin tidur, atau tiba-tiba tertidur padahal tidak diinginkan.
2. Jika masalah menetap orang dapat merasa lemas, disorientasi dan dapat sakit. Jika individu dimungkinkan untuk mengikuti siklus tidur-bangunnya secara normal, permasalahan tersebut dapat diatasi.

Gejala tambahan yang dapat diamati:

1. Sindrom tertundanya tidur, individu biasanya terlambat tidur dan bangun kesiangan.
2. Sindrom jetlag, orang yang bepergian melewati zona waktu dan dipaksa tertidur berbeda dengan jadwal biasanya. Gejala ini biasanya hilang setelah 2-3 hari.
3. Sindrom kerja shift, orang yang bekerja pada saat seharusnya tidur.

Orang memiliki kemampuan yang berbeda dalammenyesuaikan diri dengan perubahan jadwal tidur. Orang muda umum lebih adaptif. Tetapi mereka yang terlambat tidur dapat mengganggu aktivitasnya dikeesokan hari.

Gangguan insomnia meskinya dikesampingkan saat seseorang mulai mengalami sleep-awake (circadian rhythm) disorder. Orang-orang dengan gangguan jadwal tidur
Tidak memiliki problem dengan tidur apabila mendapatkan kesempatan untuk tidur dengan jadwal normal. Pemberian obat untuk mengatasi kesulitan tidur akan menimbulkan komplikasi tertentu apabila masalah dasarnya tidak ditangani dengan baik.

NIGHTMARE DISORDER

Ciri-ciri :
1. Individu secara berulangkali terbangun karena mimpi yang menakutkan akibat dari suatu kecemasan. Tema-tema mimpi ini bersifat mengancam Ybs.
2. Individu terbangun sangat cepat dan segera siaga. Kadang mereka langsung melompat dari tempat tidurnya. Kejadian mimpi biasanya dapat diingat secara rinci.
3. Mimpi buruk biasanya dipicu oleh suatu peristiwa yang cukup menekan/stress, trauma, transisi/perubahan dalam kehidupan, penyakit fisik atau masalah emosional.

Beberapa ciri lain :
· Individu cenderung sensitif, kreatif namun kurang matang/rapuh dan terkadang memiliki riwayat masalah yang panjang.
· Masalah kesehatan mental turut memicu terjadi gangguan ini.
· Pengkonsumsi narkoba terkadang emngalami mimpi buruk.

Mimpi buruk dapat dipicu oleh riwayat kehidupan yang sarat dengan situasi stress. Menariknya dari beberapa laporan menyebutkan bahwa sebagain mereka yang mengalami gangguan mimpi buruk telah mengalaminya sejak kecil. Hal ini mengindikasikan adanya pengaruh dari karakteristik kepribadian seseorang yang menyebabkan ia mudah terkena gangguan mimpi buruk.

Gangguan tidur lainnya dikenal dengan sleep terror disorder dan bukan gangguan karena mimpi buruk. Individu bangun dalam keadaan bingung, disorientasi, panik dan berteriak karena ada sesuatu yang mengganggu. Namun, biasanya individu tidak sadar dan setelah pagi hari ia terlupa sama sekali.

SLEEPWALKING DISORDER

Ciri-ciri :
1. Meskipun tidak sadar, penderita gangguan tidur jenis ini dapat berjalan, berpakaian, keamar mandi bahkan mencuci dan makan. Beberapa diantaranya ada yang sampai meninggalkan rumah dan mencoba menyetir kenderaan. Namun, koordinasi psikomotoriknya tampak lemah dan terlihat kaku.
2. Penderita biasanya dapat memahami rute yang ia jalani meskipun rentan mengalami kecelakaan. Wajah terlihat kosong dan tidak responsif. Dalam kondisi ini ia sukar terbangun.
3. Kadang-kan\dang mereka bangun setengah sadar dan kembali ketempat tiduratau terbangun disembarang tempat pada saat pagi hari tanpa dapat mengingat bagaimana mereka bisa sampai ketempat tersebut. Mereka tidak ingat apa yang sudah terjadi namun melalui upaya yang terarah memori mereka dapat direcaal untuk mengingat apa yang sudah terjadi.

Ciri-ciri tambahan :
1. Jika berbicara tidak terarah atau inkoheren dan tanpa dialog.
2. Jarang berperilaku agresif.
3. Mungkin terjadi kecelakaan pada saat berjalan.
4. Setelah terjaga biasanya mentalnya berfungsi secara normal.

Sleepwalking dapat terjadi diantara keluarga dan dapat dipicu oleh adanya gangguan syaraf yang ringan, namun umumnya dipicu pula oleh adanya stress, kelelahan, kehilangan kemampuan tidur secara normal. Gangguan ini biasanya dimulai sejak masa kanak-kanak dan terjadi pada sekitar 15% anak-anak. Namun, setelah dewasa gangguan ini dapat berkurang. Apabila terjadi pada orang dewasa maka biasanya adanya suatu faktor tertentu yang cukup signifikan sebagai penyebab gangguan tadi.

Selasa, 22 Juni 2010

MEMBUAT WAWANCARA TERSTRUKTUR

Banyak model wawancara yang biasa digunakan untuk menjaring informasi dan mengetahui secara utuh tentang diri seseorang. Salah satu yang sering digunakan adalah Wawancara Terstruktur. Berikut ini disampaikan beberapa langkah dalam membuat sebuah wawancara Terstruktur, sebagai berikut :

Langkah pertama dalam membuat wawancara terstruktur adalah melakukan analisis jabatan yang mendalam dan menulis deskripsi kerja secara detil. Analisis jabatan harus meliputi tugas-tugas yang dilakukan, kondisi kerja, dan pengetahuan, ketrampilan, kemampuan dan karakteristik lainnya. Critical incident dari performansi yang buruk dan baik juga harus diidentifikasi. Penelitian membuktikan bahwa wawancara yang didasarkan pada analisis jabatan akan lebih valid dan dapat dipertahankan secara legal dibandingkan wawancara yang tidak didasarkan pada analisis pekerjaan.

Langkah kedua adalah menentukan cara terbaik untuk mengukur kemampuan pelamar untuk melakukan tiap tugas yang diidentifikasi di dalam analisis jabatan.

Sebagai contoh, anggaplah sebuah analisis jabatan untuk seorang resepsionis mengindikasikan bahwa tugas utamanya adalah mengetik laporan, mengatur surat menyurat, menjawab telepon, dan berurusan dengan orang yang berkunjung ke perusahaan. Kemampuan mengetik diukur dengan tes mengetik, mengatur surat menyurat dengan tes suratmenyurat, menjawab telepon dengan menggunakan job sample, dan pelayanan customer dengan pertanyaan wawancara. Pesan yang penting di sini adalah bahwa tidak semua aspek dapat dinilai hanya dengan wawancara.

Langkah ketiga adalah melaksanakan wawancara. Ada empat tipe pertanyaan wawancara : calrifiers, skill-level determiner, past focused, dan future focused. Clarifier memungkinkan pewawancara untuk mengklarifikasi resume, surat lamaran, informasi lamaran, mempersempit gap, dan memperoleh informasi yang dibutuhkan. Karena tiap resume dan surat lamaran berbeda, maka tidak ada metode klarifikasi standar untuk seluruh pelamar. Sebagai contoh, seorang pewawancara harus menanyakan apa yang menyebabkan pelamar memenangkan sebuah pernghargaan dan apa yang dilakukan oleh pelamar selama 2 tahun waktu menganggur.

Skill-level determiner menentukan tingkat keahlian pelamar. Sebagai contoh, jika seorang pelamar mengatakan bahwa ia mempunyai keahlian dalam menggunakan aplikasi word, pewawancara dapat memebrikan pertanyaan tentang aplikasi word tersebut. Jika seorang pelamar mengatakan fasih berbahasa Spanyol, maka pewawancara hendaknya memberikan beberapa pertanyaan dalam bahasa Spanyol.

Future-focused question, disebut juga pertanyaan wawancara situasional, menanyakan apa yang akan dilakukan oleh pelamar jika menghadapi situasi tertentu. Langkah pertama dalam membuat pertanyaan wawancara situasional adalah melakukan analisis jabatan insiden kritis.

Insiden ini lalu diserahkan kepada seorang pakar di bidang tersebut seperti supervisor, yang diminta untuk memilih satu atau dua insiden yang mewakili tiap dimensi kerja yang penting yang sudah diidentifikasi pada analisis jabatan. Insiden tersebut kemudian ditulis ulang ke dalam bentuk pertanyaan yang akan digunakan selama wawancara. Tiap pakar memikirkan jawaban yang mungkin dari tiap pertanyaan. Tiga jawaban berfungsi sebagai pembanding untuk tiap poin dalam skala 5. Penelitian membuktikan bahwa meningkatkan jumlah jawaban pembanding akan meningkatkan reliabilitas penilaian. Karena jumlah jawaban yang mungkin dari tiap pertanyaan bisa saja terbatas, maka, pada tahap ini, memikirkan semua kemungkinan jawaban untuk sebuah pertanyaan dan membandingkan tiap jawaban tersebut merupakan hal yang baik. Pendekatan ini akan menghasilkan lebih kurang 10 jawaban yang telah dibandingkan untuk tiap pertanyaan.

Langkah-langkah dalam mengembangkan wawancara situasional
1. Mengumpulkan insiden kritis
2. Menuliskan kembali insiden ke dalam bentuk situasi
3. Terjemahkan insiden ke dalam bentuk pertanyaan situasional
4. Kembangkan beberapa jawaban untuk tiap pertanyaan
5. Dalam skala 5, berikan nilai untuk level performansi tiap jawaban
6. Pilih jawaban yang paling mewakili nilai 5 pada skala
7. Lakukan studi validasi

Past-focused question, sering disebut sebagai wawancara deskripsi pola-perilaku, berbeda dengan wancara situasional karena memfokuskan pada perilaku masa lalu bukan pada perilaku masa datang. Walaupun wawancara future-focused dan past-focused memiliki orientasi yang berbeda, pelamar yang melakukan satu wawancara dengan baik biasanya melakukan yang satunya lagi dengan baik.

Langkah keempat adalah menentukan jangkar penilaian untuk tiap pertanyaan. Ada dua cara untuk melakukannya :

1. Typical Answer approach
Membuat daftar seluruh jwaban yang mungkin untuk tiap pertanyaan. Delegasikan pakar permasalahan untuk memberikan rating kesukaan terhadap tiap jawaban. Gunakan rating ini untukmelakukan benchmark.
2. key issues approach
mendelegasikan pakar permasalhan untuk membuat daftar hal penting ynag harusada di dalam sebuah jawaban yang sempurna. Pelamar akan mendapatkan nilai jika jawaban yang diberikan pelamar mengandung hal-hal penting tersebut. Hal-hal penting tersebut dapat diberikan bobot sehinggan hal yang paling penting mendapatkan nilai yang lebih tinggi daripada hal yang kurang penting.

Psikolog Pete DiVasto menggunakan key issues approach ketika ia mewawancarai pelamar untuk posisi penegak hukum. Pada salah satu pertanyannya, ia meminta pelamar untuk membayangkan bahwa mereka adalah seorang petugas polisi dan menerima laporan tentang perampokan sebuah toko. Ketika petugas sampai di tempat kejadian, dia melihat keadaan berikut :

"Sebuah mobil polisi diparkir dengan lampu menyala, seorang pertugas terbaring dekat mobil tersebut, dan seseorang berlari dari toko. DiVasto kemudian menanyakan kepada pelamar apa yang akan dilakukan ketika berada dalam sistuasi tersebut. Komponen kunci dari sebuah jawaban yang bagus antara lain mengindikasikan seorang polisi terluka dan membtuhkan pertolongan, mengerti bahwa orang yang lari mungkin bwerbahaya tetapi juga mungkin seorang korban, menyadari bahwa bantuan diperlukan, dan memberi penjelasan rasioanal yang bagus untuk memilih apakah menolong polisi yang terluka lebih dahulu atau mengejar orang yang lari."

Melaksanakan wawancara terstruktur


Sedikitnya 2 pewawancara harus mewawancarai tiap pelamar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara wawancara panel atau atau dengan wawancara individu secara terpisah.
Langkah pertama dalam melakukan wawancara terstruktur adalah dengan mendapatkan rapport dari pelamar; jangan bertanya sampai pelamar berada dalam keadaaan tenang/ sudah tidak gugup.

Ketika pelamar sudah merasa tenang, buat agenda wawancara dengan cara menjelaskan proses wawancara. Pada umumnya, pelamar belum pernah melakukan wawancara terstruktur. Jadi, sangat penting untuk menjelaskan jenis pertanyaan yang akan diajukan dan menekankan bahwa tiap pewawancara akan mencatat dan menilai jawaban segera setelah pelamar menjawab.

Setelah penjelasan agenda, ajukan pertanyaan kepada pelamar. Anda mungkin menginginkan satu orang untuk menanyakan seluruh pertanyaan atau bergantian antar panelis. Sangat penting untuk segera menilai tiap jawaban segera setelah jawaban diberikan.

Ketika selesai dengan sesi tanya jawab, berikan informasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan perusahaan. Informasi tersebut dapat berupa gaji dan benefit, tugas-tugas di dalam pekerjaan, kesempatan untuk berkembang, sejarah perusahaan dll. Lalu jawab pertanyaan yang mungkin diajukan oleh pelamar. Pada tahap ini, sangat bagus untuk mengatakan sesuatu seperti :”Kami telah menanyakan kepada anda banyak pertanyaan, tetapi kami belum menanyakan hal-hal yang ingin anda sampaikan kepada kami. Apakah ada informasi yang ingin anda sampaikan kepada kami?”

Akhiri wawancara dengan memberikan pujian kepada pelamar (“sangat senang bertemu dengan anda”) dan beritahu kapan anda akan menghubunginya. Sebagai kesimpulan, jumlahkan nilai dari tiap pertanyaan, hasilnya adalah nilai wawancara si pelamar.

WAWANCARA PEKERJAAN

Salah satu metode untuk memilih karyawan adalah wawancara. Karena metode ini sering digunakan, maka metode ini sering dianggap sebagai metode yang paling efektif. Padahal yang terjadi tidaklah demikian. Sebuah penelitian dilakukan oleh Meehl (1965) yang membandingkan efektivitas relatif dari prediksi klinis dan prediksi statistik. Prediksi klinis melihat informasi pelamar, mengkombinasikan informasi tersebut secara subjektif dan kemudian membuat penilaian terhadap pelamar tersebut.

Prediksi statistik menggunakan formula numerik yang dapat menunjukkan informasi tentang seseorang dan menentukan kemungkinan perilaku seseorang dimasa yang akan datang secara matematis. Ternyata hasilnya menunjukkan bahwa prediksi statistik lebih baik dari prediksi klinis.

Mengapa wawancara tidak terstruktur sepertinya tidak dapat memperkirakan performansi pekerja? Setidaknya ada delapan faktor yang menyebabkan rendahnya validitas dan reliabilitas dari wawancara tidak terstruktur tersebut.

Poor Intuitive Ability
Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Meehl’s, Manusia kurang bisa menggunakan intuisi untuk memperkirakan perilaku. Tidak ada perbedaan individual di dalam kemampuan pewawancara untuk memperkirakan performansi pekerja.

Lack of Job Relatedness

Berikut ini adalah daftar pertanyaan yang seringkali ditanyakan oleh para pewawancara.

1. Mengapa saya harus menerima anda?
2. Bagaimana anda melihat diri anda lima tahun dari sekarang
3. Apa saja kelemahan dan kekuatan diri anda?
4. Bagaimana anda mendeskripsikan diri anda?
5. Mata kuliah apa yang paling anda sukai / benci?
6. Apa yang anda ketahui tentang perusahaan kami?
7. Mengapa anda melamar pekerjaan ini?
8. Mengapa anda berhenti dari pekerjaan anda sebelumnya?
9. Apa yang ingin anda capai lima tahun dari sekarang?
10. Apa yang ingin anda lakukan di dalam hidup ini?

Bisa kita lihat bahwa pertanyaan di atas tidak berkaitan dengan pekerjaan tertentu. Lebih jauh lagi jawaban atas pertanyaan tersebut belum ditentukan secara empiris.

Primary effect
Kesalahan pewawancara yang sudah memberikan penilaian final pada saat wawancara baru dimulai. Untuk mengatasi ini pewawancara sebaiknya memberikan rata-rata nilai dari jawaban tiap pertanyaan daripada menunggu sampai akhir wawancara untuk memberikan nilai.

Contrast Effect
Performansi pelamar dipengaruhi oleh performansi pelamar sebelumnya. Jika pelamar yang sedang-sedang saja diwawancara setelah pelamar yang buruk maka hasil wawancara akan lebih tinggi daripada jika tidak ada pelamar atau pelamar yang sangat bagus yang mendahuluinya.

Negative Information Bias (NIB)
NIB biasanya muncul hanya ketika pewawancara tidak peduli terhadap persyaratan jabatan. Berdasarkan penilitian, pelamar lebih jujur dalam menuliskan indeks prestasi dan nilai SAT mereka dibawah kondisi non sosial yang melibatkan kertas dan pensil dan wawancara dengan komputer.

Intervieweer-Interviewee Similarity
Pewawancara akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada pelamar jika pelamar memiliki kesamaan kepribadian, sikap, gender, dan ras dengan dirinya.

Interviewee Appearance
Pelamar yang berpenampilan yang lebih baik akan memperoleh keuntungan yang lebih dibandingkan dengan pelamar yang berpenampilan kurang menarik. Akan lebih baik bagi pelamar jika pada saat wawancara pelamar berpakaian yang baik dan konservatif. Untuk posisi manajerial, hendaknya memakai paling tidak jas dan dasi, sedangkan untuk wanita memakai rok dan blus.

Penggunaan Isyarat Nonverbal
80% variansi nilai wawancara dapat dilihat dari ada tidaknya kontak mata, senyum, dan anggukan kepala.

Untuk meningkatkan Reliabilitas dan Validitas Wawancara dapat dilakukan dengan beberapa cara, sebagai berikut :

Pelatihan Pewawancara
Kita dapat mengurangi bias yang muncul pada wawancara dengan mengadakan pelatihan bagi pewawancara.

Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur merupakan cara terbaik untuk menjamin bahwa pewawancara mengambil keputusan berdasarkan informasi yang relevan. Wawancara terstruktur memiliki validitas dan reliabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan wawancara tidak terstruktur. Namun tetap saja wawancara terstruktur mengandung bias rasial tertentu. Pelamar merasa bahwa wawancara terstruktur lebih sulit dibandingkan dengan wawncara tidak terstruktur. Lebih jauh lagi, pelamar merasa tidak memiliki kesempatan untuk menyampaikan keinginannya.

Sukses melalui proses wawancara

Riset dan pengalaman membuktikan bahwa seorang pelamar dapat memperbesar peluangnya dengan mengambil langkah-langkah berikut :

1. Menjadwalkan wawancara
Datanglah tepat waktu, penelitian membuktikan bahwa tidak seorangpun pelamar yang datang terlambat diterima bekerja

2. Sebelum wawancara
- Pelajari segala hal yang berhubungan dengan perusahaan; perusahaan biasanya sangat terkesan jika seorang pelamar mengetahui produk dan layanan yang dimiliki perusahaan, kebutuhan masa depan perusahaan, permasalahan besar yang dihadapi, filosofi atau misi perusahaan.
- Berbusanalah yang rapih dan formal. Hindari penggunaan aksesoris seperti anting yang besar dan dasi yang berwarna cerah
- Tatalah rambut secara konvensional. Hindari warna rambut seperti ungu dan hijau.

3. Selama Wawancara
Hal-hal yang dianjurkan untuk dilakukan selama wawancara:
- Nonverbal : Jabat tangan erat, kontak mata, senyum, dan anggukan kepala
- Verbal : Menanyakan pertanyaan, menunjukkan kesamaan dengan pewawancara, tidak bertanya tentang gaji, tidak berbicara pelan, dan tidak ragu sebelum menjawab pertanyaan.

4. Setelah Wawancara
Tulislah surat ucapan terimakasih atas waktu yang diberikan oleh pewawancara.

Surat lamaran

Surat lamaran menginformasikan kepada perusahaan bahwa anda mengirimkan resume anda dan ingin melamar sebuah pekerjaan. Surat lamaran harus jangan lebih dari 1 halaman, terdiri dari salam pembuka, 4 paragraf dan penutup

- Salam pembuka
Jika mungkin dapatkan nama orang yang anda ingin kirimkan surat. Tanyakan nama dan jenis kelamin orang tersebut kepada perusahaan agar anda tidak salah dalam memberikan salam. Jika anda tidak memperoleh namanya sapaan yang umum adalah “kepada manajer HR”

- Paragraf
Paragraf pembuka harus sebanyak satu atau dua kalimat yang menginformasikan :
Bahwa anda melampirkan resume anda, nama jabatan yang anda ingin isi, dan bagaimana cara anda mengetahui informasi pekerjaan tersebut. Paragraf yang kedua menyatakan bahwa anda mempunyai kualifikasi untuk pekerjaan tersebut dan tiga alasan yang mendukungnya. Paragraf ketiga -optional- menerangkan mengapa anda tertarik melamar di perusahaan tersebut. Paragraf terakhir menutup surat anda dan menginformasikan bagaimana anda dapat dihubungi dengan mudah.

- Tanda tangan
Di atas tanda tangan anda, gunakan kata seperti cordially atau sincerely. Tandatangani tiap surat lamaran dan tulis nama, alamat, dan nomor telepon di bawah tandatangan anda.

Resume

Resume adalah ringkasan dari latar belakang pekerjaan dan pendidikan seorang pelamar.
Resume kurang dapat memperkirakan performansi karena resume dapat digunakan untuk promosi seorang pelamar.

Pemalsuan resume
Pemalsuan resume adalah penulisan informasi yang tidak benar di dalam resume secara sengaja. Setidaknya ada enam jenis pemalsuan resume yang umum yaitu :

1. Riwayat pendidikan yang menyesatkan
Biasanya pelamar memang menempuh pendidikannya, tetapi hanya selama 2 tahun bukan 4 tahun seperti yang dituliskan
2. Menghilangkan periode kerja atau menyingkat waktu menganggur
Jika seorang pelamar keluar dari perusahaan ABC pada Januari 1980 dan bekerja pada perusahaan DEF pada November 1981, maka pelamar menganggur selama hampir dua tahun. Hal ini dapat ditutupi dengan menuliskan bahwa ia berhenti kerja pada tahun 1980 dan masuk lagi pada tahun 1981.
3. Keahlian dan pengalaman yang menyesatkan
Istilah pencapaian seperti Mengepalai (sebuah departemen), mengatur (sebuah kantor), meningkatkan (penjualan dan keuntungan), membuat (sebuah program) seringkali muncul didalam sebuah resume. Jangan cepat percaya kecuali didukung data yang kuat dari wawancara dan pemeriksaaan latar belakang yang menyeluruh.
4. Pemakaian istilah Wiraswasta
Hati-hatilah dengan pengakuan wiraswastawan ini. Banyak pelamar yang menggunakan ini untuk menutupi masa menganggurnya.
5. Pengakuan konsultan
Merupakan cara lain dengan mengaku menjadi konsultan dengan alamat rumah selama 5 atau enam bulan.
6. Pemalsuan nama perusahaan
Biasanya para pelamar mengaku bekerja di perusahaan antah berantah dengan anggapan perusahaan tidak akan mencek kebenarannya.

Menulis resume
Tidak ada cara yang terbaik untuk menuliskan resume. Karena latar belakang orang berbeda2, format yang satu belum tentu cocok dengan orang lain.

Tampilan resume
Resume dapat ditampilkan dalam dua cara: sebagai sejarah hidup anda atau sebagai promosi keahlian anda.

Karakteristik resume yang efektif
1. Menarik dan mudah dibaca
2. Tidak boleh mengandung kesalahan ketik, ejaan, tata bahasa, dan fakta
3. Resume harus membuat pelamar sangat berkualifikasi tetapi tidak bohong.

Jenis resume
Setidaknya terdapat tiga jenis resume yaitu : Kronologis, fungsional, dan psikologis.
Resume kronologis mengurutkan pekerjaan yang pernah didapat dari awal sampai akhir. Cocok untuk pelamar yang yang pekerjaan sebelumnya berkaitan dengan rencana masa depan mereka dan sejarah kerja tidak mempunyai jeda.

Resume fungsional mengurutkan pekerjaan berdasarkan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakannya. Cocok untuk pelamar yang akan berganti karir atau yang mempunyai jeda di dalam pekerjaannya. Hanya saja diperlukan waktu yang lama untuk membaca dan memahami resume jenis ini.

Resume psikologis memadukan kekuatan dari resume kronologis dan fungsional dan berdasarkan teori dan riset psikologis yang baik. Dimulai dengan ringkasan kekuatan anda. Bagian berikutnya harus mengandung informasi tentang pendidikan atau pengalaman anda- yang terbaik menurut anda. Hal yang harus dipertimbangkan adalah:

- Relevansi
Cantumkan informasi yang relevan dengan pekerjaan anda saja. Tidak yang lainnya.

- Ketidakumuman
Informasi mengenai diri anda yang tidak umum sebaiknya dicantumkan. Cantumkan hobi yang menarik, pengalaman hidup yang istimewa (seperti : setahun di eropa , atau mengendarai sepeda keliling negara).

- Nilai positif
Jangan cantumkan pengalaman yang mungkin akan dinilai negatif oleh orang lain seperti afiliasi politik, agama, dan hobi yang berbahaya.

Ringkasan
- Wawancara tradisional, yang tidak terstruktur tidak valid karena mengandung faktor seperti kurangnya hubungan dengan pekerjaan, kurangnya intuisi pewawancara, contrast effect, bias informasi yang negatif, penggunaan petunjuk non verbal, kesamaan pelamar dan pewawancara, dan primary effect.

Minggu, 20 Juni 2010

RHENALD KASALI : MENGURAI POTENSI MENJADI PRESTASI

Tidak banyak penulis memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menjelaskan bagaimana sebuah potensi bisa menjadi prestasi. Manganalisa bagaimana seseorang bisa menjadi pribadi yang tangguh, yang tadinya bukan siapa-siapa kemudian menjadi tokoh idola dan panutan bagi banyak orang. Diantara penulis yang sedikit tersebut, Rhenald Kasali cukup layak untuk dicermati.

Rhenald Kasali adalah seorang pemikir manajemen, bisnis dan sekaligus pengamat dan pelaku pengembangan pribadi yang cukup mumpuni. Ia cukup mampu menganalisa dengan cara menarik tentang potensi diri seseorang, kemudian mengkajinya secara mendalam dan menjelaskan bagaimana potensi tersebut mampu membuahkan prestasi.

Ia bernama lengkap Prof. Rhenald Kasali, Ph.D, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sebagaimana yang tertera dalam bukunya Myelin, ia telah menulis 18 buah buku yang berpengaruh bagi kalangan eksekutif an pemerintahan. Ia juga mendirikan sebuah rumah perubahan yang merupakan tempat untuk menyelenggarakan kegiatan social entrepreneur dalam bidang lingkungan, kesejahteraan masyarakat dan kemanusiaan. Disebutkan pula ia sebagai ahli strategi yang berpengalaman luas dalam berbagai perusahaan besar di Indonesia. Ia mempunyai program yang berkaitan dengan keunggulan daya saing bekerjasama dengan Harvard University. Ia juga adalah Ketua Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia (AKSI) dan Ketua Technopreneur Club Indonesia yang bertugas membuka jendela bagi calon-calon entrepreneur yang terkait dengan teknologi. Dengan segudang pengalaman dan prestasinya ia memperoleh penghargaan sebagai Tokoh Kreatif dalam Bidang Pendidikan (Yayasan Pengembangan Kreativitas), Alice & Charlote Biester Award dan Louise A Young Award.

Mengapa penulis menyebutkan dirinya sebagai tokoh yang mampu mengurai potensi menjadi prestasi? Hal ini sangat tampak dalam buku-buku yang ia tulis. Penulis setidaknya mengamati tiga buku yang pernah ia tulis, yaitu CHANGE, RE-CODE & MYELIN. Buku-buku tersebut menggambarkan bagaimana sesorang dapat mengubah potensi yang ia miliki menjadi perilaku yang nyata kemudian menjadi jalan dan modal untuk meraih prestasi.

Dalam buku Change modal utama seorang untuk berubah dan kemudian meraih prestasi adalah adanya keterbukaan dalam berpikir. Keterbukaan dalam berpikir membuat seseorang lebih mudah menerima perubahan dan perubahan inilah menjadi pintu kemajuan. Namun, hanya keterbukaan berpikir tidak cukup karena itu hanya sekedar ”pintu.” Setelah keterbukaan kita harus mampu bergerak dan menuntaskan misi yang ingin kita raih.

Dalam buku Re-Code disebutkan bahwa untuk meraih prestasi dperlukan kadar Change DNA yang tinggi. Change DNA berisi Openness to experience, Consciousness, Extroverts, Agreeableness dan Neuroticism yang disingkat dengan OCEAN. Untuk menghidupkan kadar Change DNA perlu melakukan reorientasi Ocean. Meraih kemajuan dan prestasi perlu dilakukan re-code terhadap dua unsur besar, yaitu re-code indvidu dan re-code organisasi. Dengan melakukan re-code secara berulang-ulang maka terbentuklah manusia yang unggul dan organisasi yang cerdas.

Dibalik keunggulan dan kecerdasan tersebut ada sebuah rahasia besar, yaitu Myelin. Myelin adalah muscle memory yang berpengaruh terhadap tindakan, membentuk budaya disiplin, membangun intraprneuring, tata nilai dan budaya kerja. Myelin merupakan rahasia dibalik perkembangan talenta manusia dan kesuksesan dunia usaha. Melalui Myelin seluruh kekuatan dihidupkan dan diptimalkan untuk menggerakkan perubahan dan meraih kemajuan yang dicita-citakan.

Jelas dalam berbagai uraian yang terdapat dalam buku-buku tersebut, menggambarkan kepiawaian Rhenal Kasali dalam mengurai bagaimana sebuah potensi dapat menjadi modal perilaku prestatif. Change DNA, OCEAN, Re-Code DNA dan MYELIN menjadi rahasia kesuksesan tokoh-tokoh besar dunia.

Selasa, 15 Juni 2010

MASIH MIRIP ARIEL, LUNA, CUT TARI

Fenomena sosial yang menyeruak belakangan ini dan bahkan sudah menjadi realita, yaitu kasus video mesum mirip artis Ariel, Luna dan Cut Tari masih terus mencuri perhatian kita ditengah-tengah pesta pertandingan sepak bola dunia di Afrika Selatan. Fenomena atau realita ini menarik. Disebutkan video tersebut mirip karena 99% mirip dengan artis dimaksud, luar biasa kemiripannya tetapi tetap kita belum dapat memastikannya. Inilah kekuatan dari asas praduga tidak bersalah. Dari segi hukum setiap orang harus dilindungi sebelum keputusan pengadilan tetap mengatakan yang bersangkutan bersalah.

Todung Mulya Lubis dalam twitter menyebutkan bahwa kasus video ini pun sempat diangkat dalam pemberitaan di The New York Times. Sangat jarang orang Indonesia memperoleh pemberitaan di media tersebut, namun kasus video ini dianggap sangat bernilai (bernilai mesum tentunya) untuk diberitakan di The New York Times. Sayang pada saat media tersebut memberitakan tentang orang Indonesia maka yang diambil adalah kasus video mesum tersebut. Jadi harus banggakah kita atau mengurut dada dengan pemberitaan di media ternama itu?

Memang dalam dunia jurnalistik berlaku jargon "the bad news is the good news." Berita-berita yang buruk, mengiris hati, provokatif sering justru menjadi berita yang dikejar-kejar. Semakin kontroversial sebuah berita semakin menarik untuk dicermati. Lalu berita mirip Ariel kontroversial-kah? Seorang teman memprotes, kebenarannya mendekati 99% kok dianggap kontroversial? Jika 50-50 atau so-so layaklah disebut kontroversial. Atau jumlah pro dan kontra relatif sama bisalah disebut kontroversial. Jadi tentang berita mirip artis ini bagaimana kita memposisikannya? Mungkin dari segi opini bahwa ini masalah privat atau publik bisa jadi disebut kontroversial, tetapi dari segi pemberitaan jelas ini sangat spesial.

Sebetulnya kita harus lebih kuatir dengan daya sensitivitas masyarakat kita terhadap hal-hal yang dianggap tabu. Bayangkan kepingan CD video tersebut dijual dengan harga Rp.10.000,- atau hanya seharga 1 US Dollar lebih beberapa sen, hanya sekedar recehan bagi orang tertentu, dengan harga yang sangat-sangat terjangkau, setiap kalangan bisa menyaksikan adegan syur tersebut. Adegan mirip artis katanya, kemiripan yang 99% luar biasa memang, bahkan orang kembar pun belum tentu mirip 99%. Jadi memang mirip atau .....? Ingat-ingat asas praduga tak bersalah.

Kembali ke daya sensitivitas kita terhadap sesuatu yang dianggap tabu dikaitkan dengan norma dan nilai sosial yang berlaku. Tampaknya kita semakin bebal terhadap hal-hal seperti tersebut. Bahkan dikalangan tertentu hal itu dianggap biasa dan kalau sampai sebuah rekaman hubungan yang sangat privat tersebut tersebar, maka dianggap sebagai kesialan saja, bukan malapetaka yang luar biasa amat.

Tetapi reaksi yang masih sensitif terlihat pada sejumlah pejabat (atau pura-pura sensitif, ahh jangan berburuk sangka). Sejumlah pejabat bereaksi keras, bahkan sejumlah pejabat daerah tertentu menetapkan larangan bagi ketiga orang mirip artis tersebut untuk tampil di wilayah kekuasaannya. Sangat dan sangat sensitif tetapi sebetulnya ada positifnya juga untuk memberikan shock therapy bagi yang lainnya agar jangan ikut-ikutan berperilaku edan seperti itu.

Hal yang sangat mengkuatirkan juga apabila ada sejumlah orang yang mungkin bisa jadi mirip dengan ketiga orang mirip artis tersebut. Mirip dengan orang yang mirip artis, sedikit membingungkan ya. Katakan saja mirip artis tersebut. Jika sebelumnya mereka bisa berbangga hati karena mirip artis, mungkin berharap juga keberuntungannya mirip artis, nah mungkin sekarang ketar-ketir untuk tampil diruang publik, bisa-bisa dikejar-kejar orang sekampung, atau bahkan dikejar-kejar media untuk diwawancarai. Bisa ketiban sial atau ketiban pulung.

Saat menyimak sebuah harian yang memberitakan razia hp dikalangan pelajar, pada sejumlah hp ditemukan rekaman adegan mirip artis tersebut, hati kita sungguh miris. Bayangkan pelajar yang berusia belia telah menikmati adegan dewasa yang belum pantas ia saksikan. Bahkan mereka menganggap sebagai sesuatu yang biasa. Jika pelajar-pelajar yang menganggap adegan tersebut sebagai sesuatu yang biasa, bisa dibayangkan bagaimana jika suatu saat mereka menjadi pejabat di negeri ini. Apakah mereka akan bersikap sama dengan pejabat sekarang yang melarang ketiga orang artis itu tampil di wilayahnya. Jangan-jangan si pelajar tadi malah mengundangnya untuk memberikan testimoni. Jangan-jangan betul kata orang tua kita dunia sudah mendekati kiamat.

Kalau sampai kiamat bagaimana ya? padahal Obama belum datang (lho apa hubungannya dengan Obama). Yang jelas Partai Keadilan Sosial (PKS) akan melaksanakan hajatan Musyawarah Nasional PKS pada tanggal 16-20 Juni 2010. Hebatnya pada musyawarah kali ini PKS akan mengundang Duta Besar Amerika Cameron R. Hume untuk menjadi salah satu pembicara. Hebatnya lagi didalam musyawarah ini dilakukan lomba bagi anak-anak untuk membuat surat bagi Obama, dan kita tidak tahu persis apakah ada agenda untuk membahas adegan video porno mirip artis (lagi-lagi, lho apa hubungannya). Hal yang perlu diketahui pula bahwa hajatan ini di lakukan di hotel mewah, Ritz Carlton Hotel ..... wah wah wah .........

Tapi, anyway kita ucapkan selamat bagi PKS yang akan melaksanakan Musyawarah Nasional, mudah-mudahan sukses, siapa tahu bisa jadi modal kemenangan di tahun 2014 dan saat menang nanti tidak diobok-obok oleh kekuatan adidaya tersebut, khan sekarang sudah mulai bersahabat he he he

Minggu, 13 Juni 2010

KASUS VIDEO MIRIP ARIEL, LUNA & CUT TARI : KELAINAN SEKSUAL-KAH?

Akhir-akhir ini kita cukup dihebohkan dengan beredarnya video porno yang dilakoni oleh orang yang mirip Ariel, Luna dan Cut Tari. Rekaman video tersebut beredar sedemikian luasnya sehingga hampir semua kalangan dapat mengaksesnya. Terlepas apakah pemeran video tersebut orang yang sesungguhnya atau hanya sekedar mirip dengan artis tersebut, perilaku yang ditunjukkan dalam aksi didalam rekaman tersebut cukup mengagetkan.

Beberapa pertanyaan yang menyeruak dibenak kita apakah perilaku tersebut normal? Mengapa orang ingin merekam adegan seks yang ia lakukan? Mengapa ia melakukan hubungan dengan lebih dari satu pasangan? Apakah ia menikmati hasil rekaman tersebut? Apakah ia memperkirakan hasil rekaman tersebut tersebar luas atau tidak? Apakah ia memiliki motif justru dengan tersebarnya rekaman tersebut akan dapat menaikkan pamornya? Dan masih terdapat sejumlah pertanyaan lain yang dapat diajukan terkait dengan kasus tersebut.

Setidaknya ada dua hal yang perlu dicermati dalam kasus tersebut, yaitu pola relasi seksual sang pemeran dan perilaku untuk merekam adegan seksual yang ia lakukan. Bagaimana kaitannya dengan perilaku seksual yang normal, apakah hal tersebut wajar atau normal.

Dalam konteks psikologi abnormalitas perilaku seksual dikenal sebagai "sexual deviation." Menurut J.P. Chaplin, Ph.D., sexual deviation adalah "any form of sexual behavior differing markedly from standards set up by a given society."

Dari pengertian tersebut memperlihatkan sesungguhnya perilaku tersebut dapat dianggap normal atau menyimpang sangat tergantung pada nilai-nilai standar yang berlaku dalam masyarakat. Perilaku yang berbeda dengan kebiasaan masyarakat dan tidak dapat diterima maka dapat dianggap menyimpang. Menyimak reaksi masyarakat terhadap perilaku seksual dan merekam adegan seksual sebagaimana yang ditunjukkan oleh pelaku yang mirip artis tersebut, maka jelas hal tersebut dianggap menyimpang. Pertanyaannya mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Untuk menjelaskan mengapa penyimpangan perilaku termasuk perilaku seksual dalam kajian psikologi dapat menggunakan pendekatan psikoanalisis atau behavioristik. Dalam pendekatan psikoanalisis seks dianggap sebagai suatu energi psikis. Energi psikis ini merupakan salah satu sumber kehidupan manusia dan sebagai bagian untuk mempertahankan spesis manusia. Energi tidak dapat dihilangkan, hanya dapat dialihkan atau berubah rupa saja.

Dalam kajian psikoanalisis dikenal tiga komponen penting pembentuk kepribadian manusia, yaitu : Id - Ego - Super Ego. Id merupakan dorongan dasar yang bersifat primitif yang selalu membutuhkan pemenuhan segera, termasuk disini adalah dorongan seksual yang memerlukan pemenuhan segera. Ego merupakan suatu bagian kepribadian yang bertugas melakukan reality testing dan berupaya menyeimbangkan antara id dan super ego. Super ego adalah aspek moral yang menekankan pada nilai-nilai yang harus dipatuhi.
D
alam konteks psikoanalisis, penyimpangan perilaku, termasuk perilaku seksual dapat terjadi karena beberapa sebab, sebagai berikut :

1. Id atau super ego yang terlalu mendominasi.
2. Ego yang tidak dapat berperan secara tepat.
3. Adanya konflik antara id dan super ego yang tidak dapat ditengahi oleh ego.

Dalam konteks rekaman video mesum tersebut sangat mungkin salah satu faktor diatas menjadi sumber perilaku menyimpang dari si-aktor. Jika id yang mendominasi maka dorongan seksualnya menjadi tidak terkendali sehingga berperilaku seperti dalam rekaman tersebut. Namun, jika tidak ada unsur ingin mempublikasikan rekamannya maka itu adalah kendali super ego-nya, kemudian ego-nya yang diwakili oleh akal sehat mencegah ia untuk mempublikasikannya. Tetapi sebaliknya jika ada unsur kesengajaan untuk mempublikasikan maka dapat diduga selain faktor id yang dominan, super egonya tampak lemah dan egonya tidak memainkan peran yang signifikan.

Dalam kasus lain ditemukan pula keinginan untuk menyakiti pasangannya secara psikologis. Dengan cara mempublikasikan hasil rekaman maka ia ingin mempermalukan pasangannya. Unsur dendam dan trauma psikologis dalam relasi interpersonal diantara mereka menjadi sumber dari perilaku menyimpang tersebut. Melalui publikasi rekaman ia dapat memuaskan dirinya terlebih-lebih apabila ia dapat menyaksikan pasangannya menderita akibat dari beredarnya hasil rekaman tersebut.

Secara behavioristik maka perilaku yang menyimpang tersebut dapat terjadi akibat proses conditioning, yaitu pembiasan terus menerus yang dirasakan menyenangkan kemudian dilakukan secara berulang-ulang. Hal ini dapat dikaitkan dengan konsep reinforcement, yaitu penguatan perilaku melalui pemberian tindakan tertentu. Perilaku si aktor dengan pasangannya dapat memuaskan dirinya dan tanpa punishment, cenderung akan ia ulangi lagi. Demikian pula dengan perilaku merekam memberikan kepuasan tersendiri karena dapat diulang dan jika diiringi motif tertentu maka dapat dipublikasikan dengan tujuan untuk meraih keuntungan yang bersifat personal maupun komersial, seperti berharap akan meningkatkan pamor atau meraih pubilisitas.

Secara psikologis, pendekatan psikoanalisis lebih sering digunakan untuk menngambarkan dinamika dari penyimpangan perilaku seksual. Namun, dalam terapi selain menggunakan pendekatan psikoanalisa, teknik-teknik terapi yang menggunakan pendekatan behaviorism sering pula digunakan.

Dalam pemahaman psikologis, perilaku merekam adegan seksual tersebul dapat digolongkan pada perilaku penyimpangan seksual yang disebut dengan Voyeurism. Sedangkan apabila ada unsur kesengajaan ingin mempublikasikannya maka selain Voyeurism maka dapat dipertimbangkan pula ada unsur kelainan yang disebut dengan Ekshibionisme.

Voyeurism sesungguhnya berarti mengintip, yaitu memperoleh kesenangan seksual dengan cara mengintip. Perilaku mengintip secara teknologi bisa juga dilakukan dengan kamera, dalam konteks yang lebih luas menyaksikan hasil rekaman hubungan seksual merupakan turunan dari kesenangan mengintip. Umumnya perilaku ini lebih banyak menimpa kaum pria, yaitu kesenangan mengintip orang yang melakukan hubugan seksual termasuk mengintip pasangannya melakukan hubungan seksual dan dengan perkembangan teknologi dapat pula perilaku mengintip tersebut dipercanggih dengan cara menyaksikan rekaman hasil hubungan seksual. Mereka memperoleh kesenangan seksual setelah mengintip atau setelah mengintip mereka memperoleh dorongan dan kemampuan untuk melakukan hubungan seksual. Pada kasus tertentu orang mengalami ketergantungan yaitu baru bisa melakukan hubungan seksual apabila sebelumnya telah mengintip terlebih dahulu.

Perilaku voyeurism dalam kajian psikonalisis dapat terjadi karena adanya suatu fiksasi dalam perkembangan psikoseksual seorang yang terjadi saat masa kecilnya. Fiksasi ini bersumber dari suatu trauma karena menyaksikan orang terdekatnya seperti orang tua yang melakukan hubungan seksual. Dalam usia kanak-kanak ia menyaksikan hal tersebut maka akan mengguncang kepribadiannya terutama terkait dengan gangguan perkembangan kehidupan seksual yang sehat. Hal ini terekam dan tertanam dalam alam bawah sadarnya, namun akan terus membayangi dirinya termasuk mempengaruhi perilaku seksualnya. Untuk mengkompensasi hal tersebut penderita cenderung untuk mengulanginya kembali dengan cara melakukan perilaku mengintip termasuk tentunya dengan "mengintip" melalui hasil rekaman hubungan seksual.

Jika ada unsur kesengajaan untuk mempublikasikan hasil rekaman dapat diduga bahwa pelaku selain mengidap voyeurism maka ia pun mengalami kelainan yang disebut dengan ekshibisionism seksuil, yaitu seseorang yang memperoleh kenikmatan seksual dengan cara memperlihatkan alat kelaminnya kepada orang lain. Namun, biasanya ini hanya sekedar memperlihatkan alat kelamin bukan melakukan hubungan seksual. Ekshibisionisme ini dapat terjadi karena sikap rendah diri. Penderita biasanya memiliki kepribadian yang kurang mantap yang bersumber dari rasa rendah diri apabila berhadapan dengan lawan jenisnya. Ini pun berawal dari masa kanak-kanak dimana penderita pernah dilecehkan atau direndahkan dirinya berkaitan dengan aspek-aspek seksual. Sehingga saat dewasa ia ingin mengkompensasi hal tersebut dengan cara menunjukkan "keberanian" untuk menunjukkan organ seksualnya dan ia semakin mendapat kepuasan apabila lawan jenisnya terkaget jika melihat alat kelaminnya. Dalam berbagai kasus ditemukan bahwa penderita kebanyakan pria dan umumnya mereka memiliki ibu yang dominan. Ibu yang merupakan representasi seorang wanita dan lawan jenisnya berperilaku dominan sehingga saat dewasa ia kurang percaya diri menghadapi lawan jenis dalam situasi yang normal atau wajar, maka melalui perilaku ekhsibisionisme, ia menciptakan suatu setting sosial yang kurang wajar dan ia ingin "membuktikan" bahwa dirinya "berani" dengan menunjukkan alat kelaminnya. Pada saat lawan jenisnya kaget dan ketakutan maka ia memperoleh kepuasan seksual.

Apakah si aktor dalam video mesum mirip artis tersebut menderita voyeurism atau ekhsibisionism atau kedua-duanya sangat tergantung dari hasil pemeriksaan psikologisnya, termasuk tentunya kemungkinan untuk menegakkan diagnosis lain seperti kemungkinan psikopat, mengingat hal ini terkait dengan perilaku yang juga menyimpang secara sosial dan ada unsur anti sosial. Kemungkinan lain adalah adanya unsur narsisistik atau gangguan hiperseks dalam pribadi si aktor. Kesimpulan yang akurat tentang hal ini memerlukan pemeriksaan psikologi yang mendalam oleh seorang psikolog yang kompeten.

PRESENTASI TALENT DEVELOPMENT DI UNDIP

Pada hari Sabtu 12 Juni 2010 penulis diminta untuk memberikan presentasi tentang materi Talent Development di Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang. Peserta yang hadir sekitar 100 orang. Materi dikemas dalam bentuk seminar dan workshop.

Talent adalah terminologi yang menarik dewasa ini dalam kaitannya dengan Manajemen SDM. Pada awal tahun 1990-an di Indonesia isu yang cukup menarik berkaitan dengan SDM adalah pemanfaatan Assessment Center untuk mengidentifikasi kompetensi Manajerial. Kemudian mendekati tahun 2000 isu kompetensi tepatnya Competency Based Human Resources Management menjadi isu hangat dikalangan praktisi maupun akademisi SDM. Kemudian setelah itu dan saat ini isu talen menjadi perbincangan hangat dikalangan pemerhati SDM disamping kompetensi dan assessment.

Materi seminar yang penulis berikan meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Background of Talent
2. Objective
3. Framework
4. Definition of Talent Management
5. Strategy for Talent Management
6. HC Development & Talent Development
7. Talent Selection
8. Talent Segmentation
9. Talent Development
10. Talent Retention
11. Talent Mentoring
12. Second Opinion
13. Monitoring & Evaluation

Cukup banyak definisi yang dikemukakan para ahli tentang Talen. Ada yang menyebut natural ability, gift dan endowment. Ada juga yang menyebut dengan potensi yang luar biasa, keacakapan khusus, kemampuan diatas rata-rata dan sebagainya.

Dari sekian banyak definisi tersebut, pengertian talen dapat diringkas menjadi :

"Talented people are creative, self-confident, self-starters, edgy, resilient, entrepreneurial, intellectually flexible, opportunistic, unique and different .. "

Namun, dalam kenyataannya definisi tersebut belumlah mencukupi atau dapat disebut dengan istilah "in reality the list is endless." Untuk itu dalam sebuah organisasi yang akan merancang sebuah sistem pengelolaan talen perlu melakukan rumusan tersendiri tentang talen yang dimaksud. Rumusan ini harus mempertimbangkan visi, misi dan Objective organisasi. Dari definisi tersebut kemudian baru dapat dirancang sebuah strategi pengembangan talen (Talend Development Strategy).

Untuk mendapat pemahaman yang lebih utuh, seminar dilanjutkan dengan workshop. Dimana dalam workshop peserta dibimbing untuk merumuskan tentang cara pendefinisian talen. Kemudian berlatih membuat kriteria talen, metode seleksi, cara membuat segmentasi dan kemudian strategi pengembangan serta retensinya.

Isu-isu dewasa ini yang berkaitan dengan talen utamanya menyangkut tentang :

•Talent scarcity
•Talent utilization
•Talent war

Dengan semakin terbatasnya jumlah talen di pasar tenaga kerja mempengaruhi bagaimana kita menggunakan dan memanfaatkannya. Kemudian keterbatasan pasokan talen menciptakan situasi perebutan talen (talent war) yang berlangsung intensif. Kondisi seperti akan memunculkan kebutuhan untuk melakukan pengelolaan secara baik.

Selasa, 01 Juni 2010

PUISI TEUKU RAJA ANGKASAH (by Lilla Banguna)

Rambong Seunubok Keuranji

Senja meremang menghembuskan maut
Berdenting nyaring dalam tajamnya tebasan pedang
Yang tersangkut pada letupan bedil
Bertasbih pada runcingnya ujung peluru

Noktah sejarah telah tertulis di pucuk pepohonan
Sehingga terbukanya pintu langit
Menyambut jiwa dan roh syuhada
Yang telah mempersembahkan bingkisan bakti

Di hutan Rambong Seunubok Keuranji
Rerumputan , daun dan belukar yang berembun darah
Menjadi saksi keperkasaan Teuku Raja Angkasah
Uir-uir dan beruk rimba turut menyanjungkan doa

Bagi segenap raga yang ikhlas berperang di jalan Ilahi
Gemuruh takbir gemparkan Rambong Seunubok Keuranji
Gentarkan dan ciutkan nyali kaphe Belanda
Bumi dan bebatuan pun terpekik pilu

Saat tubuh Teuku Raja Angkasah terjerembab
Dalam rangkulan bumi
Percikan darah terurap merahkan warna sejarah
Mengalir suburkan belantara rimba perjuangan

Mayat-mayat yang bergelimpangan terbungkus asap mesiu
Tersenyum syuhada tatkala maut datang menjemput
Helaian angin membelai lembut
Rumpunan bunga nan merekah indah dimedan perang

Rambong Seunubok Keuranji masih menyimpan kenangan
Semoga disuatu masa akan lahir lagi
Teuku Raja Angkasah muda yang lain kedunia