Jumat, 31 Juli 2009

DIFFICULT PEOPLE

Pernahkan anda berhubungan dengan orang-orang yang anda anggap sulit? Pengertian sulit disini bisa beraneka ragam, bisa karena orang tersebut cenderung memaksakan kehendak, bertindak semaunya, sulit untuk bersepakat sampai dengan tidak mengindahkan kesepakatan. Bisa juga karena orang tersebut tidak memperdulikan kepentingan orang lain, sulit ditebak atau bersikap tidak kooperatif alias tidak bisa bekerjasama.

Berikut ini akan disebutkan beberapa tipe orang sulit tersebut beserta deskripsi dan cara terbaik untuk menghadapinya.

TANK

Orang bertipe Tank biasanya butuh pengendalian yang ketat dan ia memiliki obsesi untuk menuntaskan segala pekerjaan. Dalam berhubungan dengan orang lain cenderung mengintimidasi, menekankan pada aturan yang kaku dan berusaha mendominasi. Cara menghadapinya jangan melakukan “counter-attack” terhadap sikapnya atau jangan pula mencoba memakluminya, tetap bersikap proporsional, fokus pada masalah dan menggunakan pendekatan yang realistis.

SNIPER

Tipe ini dari sisi kebutuhan dan obsesi mirip dengan tipe Tank, namun dalam bersikap biasanya lebih kasar, selalu mengkritik dan sering menghina atau mempermalukan orang lain. Cara menghadapinya ingatkan ia agar jangan bersikap kasar dan minta penjelasan kepada dirinya tentang latar belakang sikap kasarnya.

KNOW IT ALL

Dalam kebutuhan dan obsesi masih mirip dengan Tank dan Sniper, namun orang bertipe Know-it-All biasanya sering menguasai pembicaraan dan tidak pernah mau mendengarkan orang lain serta sering bersikap sok tahu. Akui saja dan hargai pengetahuannya tersebut. Buat pernyataan dari kita yang kelihatan sama seperti apa yang mereka setujui.

WHINER

Orang bertipe Whiner butuh akan kesempurnaan, berorientasi pada kualitas pekerjaan. Orang seperti ini biasanya senantiasa mengeluh. Hadapi mereka dengan fokus terhadap apa yang mereka keluhkan dan berikan solusi yang spesifik terhadap keluhan mereka.

NO PERSON

Tipe ini dari sisi kebutuhan dan orientasi mirip dengan Whiner. Hanya dalam tampilannya bukan mengeluh, tetapi selalu tidak setuju terhadap apa yang disampaikan oleh orang lain. Jangan menyerang balik dirinya atau beradu argumentasi (tidak ada gunanya). Kita akui dan hargai saja dengan mengatakan ia telah memberikan perhatian yang baik dan ucapkan terima kasih terhadap perhatiannya tersebut. Biasanya setelah itu orang bertipe seperti ini melunak.

NOTHING PERSON

Dari segi kebutuhan dan orientasi mirip dengan Whiner dan No Person. Namun, bedanya dalam bersikap, orang bertipe ini cenderung tidak melakukan apa pun. Hadapi mereka dengan penuh pengertian dan ajukan pertanyaan kepadanya yang bersifat terbuka.

YES PERSON

Orang bertipe seperti ini butuh untuk selalu disetujui, orientasinya adalah agar disukai oleh orang lain. Cenderung setuju terhadap apa pun namun akhirnya bingung sendiri. Hadapi mereka dengan keterbukaan dan katakan bahwa mereka pun boleh saja berbeda pendapat untuk meningkatkan kualitas kesepakatan.

MAYBE PERSON

Secara umum mirip dengan Yes Person. Namun orang seperti ini cenderung tidak memiliki komitmen terhadap suatu keputusan. Bantu ia untuk belajar sistem pengambilan keputusan dan kemudian dukung mereka untuk mengambil keputusan yang terbaik.

GRENADE

Orang seperti ini butuh perhatian dan ingin dihargai. Mereka cenderung meledak-ledak dan sering marah tidak menentu. Menghadapi mereka jangan menunjukkan amarah kita. Perhatikan keluhannya dan berikan kesempatan dirinya untuk menenangkan diri.

FRIENDLY SNIPER

Kebutuhan dan orientasinya mirip dengan tipe Grenade. Namun, dalam bersikap orang seperti ini cenderung menggunakan joke-joke tertentu untuk memojokkan orang lain. Berikan perhatian terhadap dirinya saat melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan.

THINK THEY KNOW IT ALL

Dari sisi kebutuhan orang ini mirip kedua tipe diatas. Hanya dalam bersikap cenderung membesar-besarkan, kadang suka berbohong, memberikan saran-saran yang berlebihan. Cara menghadapinya beri mereka perhatian dan tanyailah mereka secara spesifik dan jangan mempermalukan mereka.

Demikian beberapa tipe dari “Difficult People,” deskripsi dan cara menghadapinya, mudah-mudahan bermanfaat saat anda menghadapi orang-orang yang memiliki tipe-tipe tersebut diatas. (Sumber : Applied Industrial/Organizational Psychology ; Michael G. Aamodt)

NEGOTIATION SKILLS

Perkembangan situasi politik dewasa ini menunjukkan perkembangan yang sedikit memprihatinkan. Ditengah polemik terhadap hasil Pemilu baik Pemilihan Presiden maupun Wakil Presiden termasuk masalah penetapan kursi legislatif, tampaknya diperlukan sikap yang bijaksana dari semua pihak untuk mengambil langkah terbaik demi bangsa dan negara. Kita pun meyakini proses demokrasi dinegara ini sedang tumbuh dan terus berkembang, tentunya diperlukan pengawalan yang terus menerus akan perjalanan demokrasi dinegeri ini agar mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembangunan bangsa dan negara.

Dalam situasi silang sengkarut, persengketaan dan perselisihan berbagai pihak, tampaknya diperlukan suatu tehnik pendekatan antar pihak agar mampu menyelesaikan permasalahan yang ada, Negotiation Skills adalah salah satu pendekatannya. Keterampilan bernegosiasi perlu dikedepankan agar mampu mencari jalan keluar terhadap perselisihan yanga ada.

Negoasiasi menurut Stephen P. Robbins adalah “a process in which two or more parties exchange goods or services and attempt to upon agree upon the exchange rate for them.” Tawar menawar tersebut sesungguhnya tidak terbatas pada barang, jasa saja tapi bisa juga menjangkau gagasan, kepentingan bahkan kekuasaan.

Pengertian lebih spesifik disampaikan oleh Michael G. Aamodt yang mencoba menggabungkan negotion dengan bargaining yang disebutnya sebagai “a method of resolving conflict in which two sides use verbal skill and strategy to reach an agreement.” Dalam pengertian Michael G. Aamodt ini jelas memperlihatkan suatu upaya untuk menyelesaikan konflik atau perselisihan (terhadap hal apapun) dengan menggunakan keahlian berkomunikasi dan strategi tertentu untuk mencapai suatu kesepakatan.

Setidaknya ada lima hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan keterampilan bernegosiasi (negotiation skills) :

1. Begin with a positive overture.
2. Address problems, not personalities.
3. Pay little attention to initial offers.
4. Emphasize win-win solutions.
5. Create an open and trusting climate.

Begin with a positive overture, maksudnya adalah negosiasi harus diawali dengan hal-hal positif. Konsesi kecil dapat mulai ditawarkan sehingga dapat melunakkan lawan. Harus bersikap terbuka dan menghargai pihak lain.

Address problems, not personalities, negosiasi harus fokus isu-isu yang akan dibicarakan dan tidak menyinggung karakteristik personal pihak lain. Jika negosiasi berlangsung hindari menyerang pribadi orang lain. Jika anda berbeda, itu karena pada masalahnya, nukan pada pribadi, pisahkan antara pribadi dan masalahan yang ingin dibicarakan.
Pay little attention to initial offers, penawaran awal sesungguh hany merupakan pintu masuk untuk negosiasi, jangan terpaku terhadap hal tersebut, fokuslan pada sasaran yang ingin dicapai. Setiap pihak atau orang memang memiliki posisi awal dan biasanya ini bersifat ekstrim dan cenderung sangat idealis. Bawalah hal tersebut secara lebih proporsional dan realistis, bicaralah dengan fakta-fakta.

Emphasize win-win solutions. Jangan asumsikan bahwa anda ingin mengambil semua hal, ini merupakan langkah awal yang keliru jika anda ingin menang segala-gala. Negosiasi yang berhasil adalah tidak ada pihak yang merasa kalah sehingga muncul situasi win-win solutions. Kemenangan pihak suatu pihak secara mutlak bukan tujuan dari suatu negosiasi yang baik. Solusi hendaknya bersifat integratif dan mengakomodasi secara proporsional kepentingan para pihak.

Create an open and trusting climate. Untuk melakukan hal ini diperlukan keahlian mendengar yang baik, banyak bertanya, fokus pada argumen lawan secara langsung, jangan bersikap defensif, hindari penggunaan kata-kata atau sikap yang dapat melukai pihak lawan. Hal ini dapat menumbuhkan sikap terbuka dan saling percaya-mempercayai.

Kondisi diatas terjadi apabila negosiasi dilakukan secara langsung (direct negotiations). Dalam hal terjadi deadlock sangat mungkin negosiasi dilakukan melalui pihak ketiga. Lazim disebut dengan Third-Party Negiations. Ada empat peran yang bisa dimainkan oleh pihak ketiga, yaitu :

1. Mediator
2. Arbitrator
3. Conciliator
4. Consultant

Mediator, adalah pihak ketiga yang bersifat netral yang memfasilitasi suatu proses negosiasi dan melakukan solusi dengan menggunakan penalaran, persuasi dan memberikan berbagai alternatif penyelesaian masalah.

Arbitrator, adalah pihak ketiga yang melakukan proses negosiasi dengan memiliki kewenangan untuk menetapkan hal-hal yang harus disetujui para pihak.

Conciliator, adalah pihak ketiga yang dipercayai untuk melakukan suatu proses komunikasi informal yang mampu menengahi perselisihan antar pihak.

Consultant, adalah pihak ketiga yang bersifat imparsial (tidak berpihak), memiliki keahlian mengelola konflik, memfasilitasi pemecahan masalah yang kreatif melalui komunikasi dan analisa masalah yang mendalam.

BRAVERY

If we take the generally accepted definiton of bravery as a quality which knows no fear, I have never seen brave men.

All men are frightened. The more intelligent they are, the more they are frightened.

(General George S. Patton, American General 1885-1945)


Kamis, 30 Juli 2009

ALHAMDULILLAH, BISMILLAH, INSYA ALLAH (ABI)

Alhamdulillah, Bismillah dan Insya Allah, penulis singkat dengan ABI. Perkataan ini dalam suatu rangkaian pertama sekali penulis dengar dari Kabulog yang juga Mantan Gubernur NAD yaitu Bapak DR. Mustafa Abubakar (MA). Istilah ABI adalah singkatan yang penulis buat sendiri untuk lebih memudahkan pemahaman sekaligus mengandung arti ABI adalah "Ayah" yang menuntun kita dalam bersikap dan bertindak. Menurut MA istilah itu menjadi kekuatan batinnya untuk menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Hal ini tidak terlepas dari pengalaman hidup beliau yang dihadapkan oleh berbagai tantangan sehingga memerlukan ketangguhan mental dan iman untuk dapat mengatasinya. Saat menjadi Pejabat Gubernur NAD yang baru mengalami tsunami dan konflik yang berkepanjangan, MA menjalankan tugasnya dengan tantangan yang sangat luar biasa. Namun, MA menghadapi semua hal tersebut dengan bekal ABI.

ABI yang pertama adalah Alhamdulillah mengandung arti ucapan syukur kepada Sang Maha Pencipta. Bahwa seluruh kenikmatan yang diberikan oleh NYA melebihi dari kesusahan maupun penderitaan yang kita dapat. Kenikmatan dari NYA tak ternilai harganya, wajib kita syukuri. Dibalik setiap kesenangan dan kesusahan sesungguhnya ada hikmat dan kalau kita mampu mengambil hikmah maka kita pun akan memperoleh kenikmatan yang sejati. Musibah itu adalah pelajaran, bukankah pelajaran akan membawa kita kepada kebahagiaan dan kebahagiaan itu adalah kenikmatan. Jadi segala peristiwa musibah seperti tsunami maupun dikonflik di Aceh, bencana dan permasalahan bangsa lainnya harus dilihat dari kaca mata batin bahwa ada hikmah didalamnya.

Bismillah adalah ABI yang kedua. Dengan Bismillah mengandung arti bahwa kita memulai segala sesuatu dengan Nama Allah. Memulai sesuatu dengan niat semata-mata untuk Allah dan berakhir untuk Allah. Jangan pernah ragu memulai sesuatu jika itu untuk kebaikan dan yakinkanlah bahwa kita akan dibimbing oleh Yang Maha Kuasa. Berikhtiarlah sekuat mungkin dengan konsep memulai dengan niat yang baik, bertindak dan bekerja yang bernilai amal dan kemudian mempercayai hasil akhirnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan Allah.

ABI yang ketiga Insya Allah. Insya Allah mengandung suatu optimisme bahwa segala sesuatu dapat terjadi karena ijin Allah. Semua yang terjadi dialam ini karena ijin Allah. Demikian pula usaha kita dimulai dengan sikap optimisme akan terjadi karena ijin Allah. Mengapa harus optimis? Karena Allah senang dengan kebaikan dan keindahan. Kalau kita melakukan kebaikan dan keindahan sesuai dengan hukum-NYA maka atas ijin NYA pula akan dapat terjadi. Jadi Insya Allah selain mengandung suatu optimisme, ia adalah suatu harapan yang bernuansa doa pula agar apa yang kita lakukan mendapat ridho dari Allah.

Dengan ABI, Alhamdulillah-Bismillah-Insya Allah, maka hal tersebut jadi modal dasar kita untuk mengambil hikmah dari semua peristiwa yang terjadi, bersyukur terhadap karunia Allah, kemudian yakin dalam bertindak untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.

Senin, 27 Juli 2009

KEARIFAN ORANG BIJAK

Kearifan orang bijak atau bisa juga kebijakan orang arif, seringkali memberikan solusi yang menarik terhadap problema kehidupan dan sekaligus menyejukkan. Kemarin hari Minggu, penulis bertemu dengan dua orang yang arif dan bijaksana, pertama di sore hari di sebuah pesantren dipinggiran kota Bandung, yang kedua pada pukul 19.00 melalui media televisi penulis menyaksikan suatu acara yang disebut dengan Golden Way yang menghadirkan Mario Teguh.

Dari orang bijak yang pertama penulis memperoleh pembelajaran bahwa untuk menghadapi kehidupan dengan segala dinamikanya diperlukan keikhlasan dan sifat sabar. Ikhlas dan sabar akan didapat melalui pengorbanan. Sikap ikhlas dan sabar akan terbentuk apabila seseorang memiliki sikap rela berkorban. Latihannya menurut orang bijak tersebut adalah dengan mendirikan dan menjaga kualitas shalat. Shalat akan dapat terlaksana dengan baik dengan memperhatikan tiga hal, yaitu tata caranya, waktunya dan tempatnya.

Disela-sela diskusi tentang keprihatinan adanya segelintir orang yang melakukan pengeboman atas nama agama dan jelas cara kekerasan seperti itu menurutnya bukanlah jalan Islam. Diselingi diskusi tersebut ia melanjutkan penjelasannya tentang shalat. Tata cara Shalat jelas harus mengikuti apa yang Nabi lakukan, waktunya yang terbaik adalah diwaktu awal dan tempatnya yang terbaik adalah di Masjid.

Orang yang melakukan pengeboman menurutnya adalah orang yang tidak mendirikan shalat dan tidak memahami filosofi shalat. Bukankah shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar? Mana mungkin orang yang mendirikan shalat melakukan kekerasan apalagi yang menyebabkan terbunuhnya banyak orang? Dan jelas orang-orang seperti itu menurutnya bukanlah orang ikhlas dan sabar. Pengorbanan seperti itu adalah pengorbanan yang sia-sia.

Pengorbanan yang sesungguhnya sebagai modal ikhlas dan sabar adalah pengorbanan demi kemajuan kemanusiaan dan pengorbanan dalam konteks memberikan rahmat bagi seluruh alam semesta. Sesungguhnya kita satu dan berasal dari yang Satu. Musibah, bencana dan kematian itu adalah wewenangnya Yang Maha Kuasa. Kita sebagai makhluk tidak berwenang untuk memberikan musibah, bencana dan kematian bagi orang lain. Tugas kita kabarkanlah berita kebaikan, jangan pernah berputus asa untuk memberitakan kebaikan. Jangan sekali-kali kita berputus asa dan kemudian menimbulkan bencana bagi orang lain maupun alam.

Diskusi masih terus berlanjut dengan orang bijak ini, namun kesimpulan yang penulis dapat adalah tugas manusia sesungguhnya adalah menebar kebaikan, untuk itu diperlukan sikap ikhlas dan sabar. Sikap ikhlas dan sabar akan diperoleh melalui sikap rela berkorban. Sikap rela berkorban ini adalah demi kemanusiaan bukan sikap rela berkorban yang penuh angkara murka sehingga menimbulkan musibah bagi orang lain, tetapi berkorban demi kebaikan semua orang dan alam semesta. Latihan untuk membentuk sikap ikhlas, sabar dan rela berkorban melalui Shalat. Dalam shalat harus memperhatikan tata cara yang benar sesuai dengan tuntunan nabi, dilakukan diawal waktu dan dilaksanakan disebaik-baik tempat yaitu Masjid.

Pelajaran kedua penulis peroleh dari Mario Teguh. Beliau menyebutkan bahwa untuk berhasil maka kita harus menjadi bagian keberhasilan orang lain. Jangan pernah berhasil atas penderitaan orang lain karena suatu saat akan menjadi bumerang bagi anda dan juga akan menyusahkan anda. Keberhasilan anda harus bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya manusia dan keberhasilan seperti ini akan lebih langgeng.

Demikian juga jika anda berhasil maka anda harus dapat menularkan keberhasilan tersebut sehingga akan menimbulkan tunas-tunas barus keberhasilan dan pada gilirannya akan memberikan dampak positif pula bagi diri anda sendiri.

Kesimpulan yang penulis dapat dari kedua orang bijak tersebut adalah bahwa tesis yang pernah diucapkan oleh Nabi Mulia Muhammad SAW 1500 tahun yang lalu membuktikan kebenarannya bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain dan alam sekitarnya. Jadi tebarkanlah kebaikan, jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain dan alam sekitar, disitulah letak nilai anda sesungguhnya.

Minggu, 26 Juli 2009

MOTIF KEKUASAAN

Motif kekuasaan adalah salah satu motif yang cukup penting untuk menunjang eksistensi manusia. Disamping motif untuk berprestasi dan motif afiliasi/sosial. Motif kekuasaan dalam kadar tertentu diperlukan untuk mendorong manusia tampil secara lebih baik. Namun, apabila hal tersebut tampil secara berlebihan maka akan berdampak negatif baik kepada diri individu yang bersangkutan maupun lingkungan.

Sering kita dengar bahwa kehancuran manusia bisa terjadi karena harta, tahta dan wanita/seksual. Jika diperhatikan lebih seksama dibalik ketiga hal tersebut ada suatu dorongan untuk berkuasa, baik terhadap harta, tahta maupun wanita. Namun, disadari pula tanpa ketiga hal tersebut hidup menjadi hambar, tidak ada dorongan apa-apa dan tidak ada sesuatu yang ingin diraih. Tanpa keinginan memiliki harta orang tidak akan bekerja keras untuk hidup secara lebih baik, tanpa keinginan untuk meraih tahta orang tidak terdorong untuk meraih prestasi yang lebih baik, demikian pula tanpa ada dorongan terhadap lawan jenis maka tidak akan ada hidup berpasang-pasangan dan tidak ada generasi penerus dimuka bumi ini yang akan dilahirkan.

Jadi sebetulnya motif atau dorongan maupun keinginan itu diperlukan untuk menjamin eksistensi kehidupan manusia lebih lanjut. Namun, apabila ia tampil secara eksesif, tidak proporsinal maka akan menjadi biang kehancuran dan malapetaka. Itulah yang ditunjukkan dalam pentas kehidupan manusia sejak jaman Nabi Adan hingga kini. Nafsu kekuasaanlah yang menjadi sumber dari berbagai ribuan peperangan di bumi ini, yang telah membinasakan sekian banyak manusia dan telah memberikan kehancuran sebagian bumi ini.

Menurut Arthur S. Reber dan Emily Reber menyebutkan motif sebagai :

1. A state of arousal that impels an organism to action.
2. A rationalization, justification or excuse that a person gives as the reason for his or her behavior.
3. Occasionally, a general gobal attitude.

Dalam pemahaman tersebut diatas terlihat bahwa motif merupakan dasar dari dorongan untuk berperilaku. Merupakan faktor seseorang untuk bergerak untuk bertindak, merupakan alasan mengapa seseorang berperilaku tertentu dan merupakan sikap umum yang mewarnai perilaku seseorang.

Sedangkan kekuasaan dalam terminologi Bahasa Inggris lazim disebut dengan Social Power, yang sering diartikan sebagai "the degree of control that a person or a group has over other persons or groups."

Jadi Motif Kekuasaan dapatlah diartikan sebagai dorongan seseorang atau sekelompok orang untuk mengendalikan orang atau kelompok lainnya. Kebutuhan untuk mengendalikan ini tentunya didasari oleh tujuan tertentu baik tujuan yang bersifat individual maupun tujuan yang lebih bersifat ideal.

Tujuan yang bersifat indvidual lebih egocentris, sekedar memenuhi ambisi seseorang dan lebih bersifat kepentingan praktis jangka pendek. Tujuan yang bersifat ideal diwarnai oleh adanya suatu nilai-nilai tertentu yang diyakini seseorang dan kemudian dianggap lebih kearah kepentingan orang banyak dan berdimensi jangka panjang.

Untuk membedakannya dapat kita lihat misalnya, mereka yang lebih diwarnai kepentingan individual, kekuasaannya cenderung otoriter dan kurang mampu mewariskan nilai-nilai yang menjadi anutan khalayak yang lebih luas. Yang ideal, walaupun tidak berkuasa lagi tetap dikenang dan memiliki nilai-nilai yang diwariskan serta dianut oleh generasi berikutnya.

Lebih mengerikan adalah cara-cara meraih atau mempertahankan kekuasaan dengan cara Machiavellianism. Cara ini direkomendasikan oleh seorang Ahli Hukum dan Politik dari Italia yang hidup pada abad 16 yaitu Nicolo Machiavelli. Menurutnya untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan haruslah dilakukan dengan segala cara termasuk dengan melakukan manipulasi, tipu daya, akal bulus, pembusukan dan harus dapat besikap oportunis. Hal ini ini diperlukan untuk menguatkan kekuasaan dan melakukan pengendalian secara ketat. Menurutnya kekuasaan tidak dapat diraih dan dipertahankan dengan sikap lemah lembut, toleran dan dengan penuh pertimbangan moral. Menguasai itu adalah mengendalikan, memaksa dan menghancurkan bagi yang menentang.

Banyak pemimpin dunia mempraktekkan princip Nicolo Machiavelli ini, meskipun sebagian mereka menyangkalnya. Mao Tse Tung seorang Pemimpin Besar dari China, selain beberapa prestasi yang pernah dicapainya termasuk mempersatukan China Daratan, Ia punmelakukan hal-hal yang berkaitan dengan prinsip Machiavellianism, seperti :

1. Membajak Tentara Merah dan merebut kekuasan lawan secara berdarah (1927-1928).
2. Menjegal Panglima Tertinggi Tentara Merah (1928-1930).
3. Melakukan pembersihan berdarah untuk memperkokoh kekuasan (1929-1931).
4. Penculikan Chiang Kai Shek (1935-1936).
5. Menjebak dengan maut anak buah sendiri (1940-1941).
6. Membangun basis kekuasaan dengan menyebar teror (1941-1945).
7. Meracuni lawan yang sulit ditaklukkan (1941-1945).
8. Melakukan penyusupan, pengkhianatan dan pembusukan (1945-1949).
9. Menerapkan kepemimpinan secara totaliter (1949-1953)
10. Selanjutkan mempertahankan kekuasaan dengan manipulasi, tipu daya dan pembusukan, termasuk diantaranya Mao bersama Stalin memicu Perang Korea untuk menunjukkan hegemoni kekuasaannya.

Masih banyak pemimpin lain yang menerapkan prinsip-prinsip Machiavellianism seperti Musollini, Hitler, Stalin, Idi Amin dan sebagainya, sebagian dari mereka masih dikenang oleh segelintir pengikut setianya, namun mayoritas banyak yang mengutuk aksi-aksi penindasan mereka.

Sebagian dari mereka berdalih itu dilakukan demi kejayaan dan kemakmuran negerinya. Tanyalah pada Polpot - Si Pembantai jutaan rakyat Kamboja - Ia pun mengatakan yang dilakukannya adalah demi kejayaan bangsanya. Ia merasa perlu memutar balik arah jarum jam ke arah 0 untuk menata dan membangun kembali negaranya dari 0. Mereka yang dianggap sebagai penghalang dan racun harus dihancurkan dan dimusnahkan, hingga lenyaplah jutaan nyawa rakyatnya.

Sebagian dari penganut Machavellianism ini jelas-jelas psikopat-politik yang mengalami gangguan kepribadian yang dibalut dengan ambisi kekuasaan, Mereka hakekatnya orang yang terganggu jiwanya, megaloman yang merasa dirinya mendapat amanat agung untuk menyelamatkan rakyatnya sesuai dengan versi mereka sendiri. Keinginan menyelamatkan rakyat ini merupakan metamorfosa dari kelainan kepribadian yang menganggap hanya dirinyalah yang mampu menyelamatkan bangsanya dan demi sebuah misi keselamatan tersebut ia perlu melakukan manipulasi, tipu-daya, pembusukan untuk menghancurkan lawan-lawan politik dan menebar teror yang berujung pada matinya jutaan manusia termasuk rakyatnya sendiri.

Disebalik itu, ada pula motif kekuasaan yang ideal yang memang diperuntukkan kepada rakyat. Banyak mereka yang berkualifikasi pemimpin namun tidak memiliki kekuasaan. Segelintir dari mereka seperti Bunda Theresa, Mahatma Gandhi, Dalai Lama. Motif kekuasaan yang sesungguh didorong oleh sikap melayani dan mengasihi. Mereka dikenang oleh orang banyak karena sikap-sikap luhurnya. Dalam konteks pemegang kekuasaan dapatlah kita bercermin pada Khalifah Umar, yang pada saat ditunjuk sebagai Khalifah menganggap itu sebagai musibah, namun ia tidak boleh menolak amanat umat dan amanat para pemimpin senior lainnya, Ia menerima jabatan khalifah bagaikan memegang bara api ditangan.

Umar bertanya kepada sahabatnya Salman ; "Saya ini Raja atau Khalifah?" Salman menjawab : "Jika anda memungut satu dirham, kurang atau lebih, lalu anda gunakan tidak pada tempatnya, anda adalah raja, bukan Khalifah." Begitu sederhananya definisi pemimpin namun begitu mendalamnya makna yang dikandung dibalik ungkapan tersebut. Umar bertanya lagi kemudian dijawab bahwa Khalifah hanya mengambil atas dasar yang benar dan menggunakannya hanya atas dasar yang benar pula. Sedangkan yang sewenang-wenang bertindak sekehendaknya, mengambil secara tidak sah dari seseorang dan menggunakannya secara tidak benar, mereka inilah yang menerapkan prinsip Machiavellianism.

Kepemimpinan Umar ditandai oleh :

1. Sikap hidup sederhana bahkan cenderung juhud, lebih mengutamakan kepentingan rakyatnya.
2. Mengutamakan musyawarah.
3. Membiasakan untuk memantau langsung kehidupan rakyatnya dan memberikan bantuan secara langsung.
4. Keras terhadap keluarga sendiri dan adil terhadap rakyatnya.
5. Menekankan persamaan didepan hukum dan sangat keras terhadap pelanggar hukum namun mengedepankan keadilan. Satu contoh kasus pencurian dan seharusnya pencuri dipotong tangannya, namun sebelum itu dilakukan Umar memerintahkan penyelidikan terhadap kehidupan si Pencuri, ternyata ia seorang fakir yang tidak memiliki satu barang apapun untuk dimakan, pencuri dilepaskan bahkan disantuni, sedangkan penguasa setempat dihukum karena lalai memperhatikan kesejahteraan rakyatnya.

Banyak contoh lain dari kepemimpinan Umar, namun yang jelas ia bukan si pencari kekuasaan, ia adalah sipenerima amanah. Ini sangat kontradiktif dengan Machiavellianism. Pemimpin sejati tidak pernah mencari apalagi mencuri kekuasaan, Pemimpin sejati adalah sipenerima amanah yang tidak mengabaikan kepercayaan dari orang banyak dan menyadari bahwa amanahnya itu harus dipertanggungjawabkan baik kepada rakyatnya maupun kepada Tuhannya.

Kamis, 23 Juli 2009

MEROKOK DAPAT MENINGKATKAN KINERJA?

Sebelumnya dalam blog ini penulis pernah menulis tentang masalah rokok, bagaimana kerugiannya dan bagaimana harus menghentikannya. Namun, dalam beberapa diskusi dan observasi, selain kerugian, merokok pun memiliki beberapa keuntungan, meskipun ini sangat hipotetis, termasuk dugaan bahwa merokok dapat meningkatkan kinerja seseorang.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Winston Butts dari Vantage University mencoba membuktikan hal tersebut. Butts membuat penelitian dengan judul “Effect of Smoking on Management Performance.”

Menurut pengamatan Butts dalam beberapa tahun belakangan banyak perusahaan yang mencoba mengimplementasikan program untuk menghentikan/melarang merokok dilingkungan kerja (Ash). Program ini diharapkan dapat mengurangi biaya kesehatan dan juga sekaligus untuk menghormati hak-hak bagi karyawan yang tidak merokok (Butts).

Namun, beberapa penelitian terkadang menghasilkan kesimpulan yang berbeda, ada yang mengatakan merokok mengganggu produktivitas, ada pula yang menganggap merokok dapat meningkatkan produktivitas.

Butts melakukan penelitian dengan melibatkan 15 Manager sebagai responden. Delapan orang Manager merokok ditempat kerja dan tujuh bukan perokok. Sepuluh Manager adalah wanita dan lima pria. Usia rata-rata 36,3 tahun, responden termuda berusia 21 tahun dan tertua 65 tahun.

Waktu penelitian berlangsung 10 hari dimana para Manager tersebut diobservasi saat bekerja. Setiap seorang manager melakukan yang benar diberikan nilai, jika melakukan kesalahan nilainya dikurangi. Setelah 10 hari diobservasi dilihat jumlah total nilai yang diperoleh oleh setiap Manager.

Hasilnya menunjukkan bahwa kinerja para Manager berhubungan dengan status merokoknya. Hasil analisa menunjukkan korelasi koefisien 0,20. Secara statistik memang tidak begitu signifikan, tetapi tetap menunjukkan adanya suatu hubungan. Dengan kata lain para Manager yang merokok memiliki kinerja sedikit lebih baik dari yang tidak merokok. Namun, tampaknya agak sedikit sumir untuk mengatakan bahwa merokok dapat meningkatkan kinerja, karena perlu dipertimbangkan secara lebih seksama apakah variabel lain dikontrol secara ketat atau tidak.

Jika memang merokok dapat meningkatkan produktivitas itu mungkin disebabkan dengan merokok Manager bisa merasa lebih tenang saat menghadapi permasalahan sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik (Puffer). Atau bisa juga merokok merupakan suatu sinyal terhadap status dan kematangan seseorang (Burns) dan Manager merokok untuk meningkatkan citra dirinya.

Dengan nada sedikit satire, Butts menyimpulkan penelitiannya bahwa untuk meningkatkan kinerja tampaknya perusahaan perlu merekrut Manager yang merokok atau menganjurkan Manager yang bukan perokok untuk memulai merokok. Anda percaya?

KENALILAH PELANGGAN ANDA

Seorang rekan, Pak Heru Basuki menulis sebuaah buku kecil, ringkas namun padat yang berjudul KENALILAH PELANGGAN ANDA. Pak Heru ini sering saya panggil dengan Pak Ureh karena beliau berasal dari Ngalam eh salah maksudnya Malang. Kebiasaan rekan saya yang dari Malang sering berbicara dengan bahasa yang terbalik.

Buku diawali dengan sebuah judul kecil yang berupa pertanyaan "Ingin Tetap Hidup?" Memang sebuah bisnis atau usaha sejatinya akan tetap hidup apabila tetap memiliki pelanggan. Bayangkan jika pelanggan anda tiba-tiba berkurang atau hilang apa yang akan terjadi ?

Pembahasan buku ini dimulai dengan gambaran tentang krisis keuangan global. Dari kondisi krisis selanjut diulas tentang daya beli konsumen. Menurut Pak Ureh (Pak Heru) dalam kondisi krisis terjadi perubahan kriteria atau pandangan pelanggan terhadap apa yang mereka beli, yaitu :

1. Dalam kondisi krisis tahan uang tunai sekuat-kuatnya.
2. Utamakan belanja kebutuhan primer terlebih dahulu dibandingkan kebutuhan lainnya.
3. Selektif atau hati-hati dalam memilih produk layanan apa pun.

Disinilah pentingnya kita mengenali pelanggan. Upaya pengenalan ini dimulai dengan memahami apa yang dibutuhkan pelanggan. Untuk itu perlu diketahui apakah produk kita merupakan kebutuhan kebutuhan primer pelanggan, jika jawaban ya maka yang harus dilakukan adalah :

1. Ciptakan berbagai kegiatan pemasaran yang kreatif dan inovatif.
2. Ciptakan layanan jemput bola.
3. Tingkatkan kegiatan promosi.

Jika produk kita bukan merupakan kebutuhan primer, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Lakukan evaluasi yang menyeluruh dan mendalam apakah produk kita masih layak dipasarkan.
2. Jika masih layak lakukan berbagai penyesuaian agar produk kita masih diminati dan dibutuhkan.
3. Jika produk kita tidak layak lagi persiapkan dan pertimbangkan untuk mengganti atau mengalihkan sasaran produk tersebut agar sesuai tuntutan kriteria yang baru.

Pesan terakhir yang disampaikan buku tersebut adalah :

1. Jika kita mengenali pelanggan kita lebih baik, maka kita akan memberikan produk atau layanan jasa yang lebih baik.
2. Jika pelanggan kita puas, maka produk atau jasa kita kemungkinan besar masih akan dibutuhkan dan dipakai oleh pelanggan kita.
3. Jika produk kita masih dibutuhkan dipasaran, maka diharapkan proses produksi masih akan tetap berjalan.
4. Jika perusahaan masih tetap berproduksi, maka semua kegiatan usaha dan ekonomi akan terus berputar.
5. Jika kegiatan ekonomi masih berputar, maka kesejahteraan karyawan akan tetap terjaga bahkan akan terus meningkat.

Rabu, 22 Juli 2009

HANTU KOMUNIS DAN HANTU TERORIS

Pada hari Jumat 17 Juli 2009 disekitar pukul 07.47 terjadi ledakan dahsyat di Hotel JW Marriott dan Rizt Carlton. Ledakan bom tersebut terjadi setelah 4 tahun Indonesia relatif aman dari serangan bom. Ini sangat mengejutkan ditengah pesta demokrasi yang berlangsung dinegeri ini. Perbuatan biadab ini telah menimbulkan korban bagi orang-orang yang tidak berdosa dan menimbulkan luka dalam bagi keluarga dan masyarakat secara umum. Kita menyampaikan rasa duka yang mendalam terhadap korban dan keluarganya, semoga aparat keamanan segera menemukan pelaku yang sesungguhnya agar mereka dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya.

Kejadian ini sekaligus memupus harapan para pencinta bola negeri ini untuk menyaksikan kesebelasan Manchester United tampil di senayan. Muncul berbagai spekulasi mengenai peristiwa ini. Ada yang mengkaitkan dengan situasi perpolitikan dalam negeri, dikaitkan dengan jaringan teroris internasional, bahkan sampai dengan kemungkinan adanya motif bisnis. Semua ini tentu memerlukan pembuktian lebih lanjut dari pihak yang berwajib.

Siapakah pelakunya? Yang paling gampang menyebutnya mereka adalah teroris. Namun, siapakah teroris tersebut dan apa motifnya? Ini menjadi pertanyaan yang tidak mudah untuk menjawabnya. Teoris saat ini telah menjadi hantu, bagaikan komunis yang dulu pun pernah menjadi hantu dinegeri ini.

Hantu adalah obyek abstrak yang tidak jelas wujudnya namun dipakai untuk menakut-nakuti untuk kepentingan tertentu dan dilakukan oleh pihak tertentu. Pada jaman Orde Baru kata komunis sangat menakutkan kita, siapapun yang mendapat label ini sudah dipastikan hidupnya akan menderita, akan ditolak eksistensinya dan kehilangan berbagai hak yang seharus dimiliki oleh seorang warga negara. Nah, teroris tampaknya telah menjadi hantu pula. Bedanya, hantu komunis pada era Orde Baru lebih berdimensi domestik, maka hantu teroris berdimensi global, menjadi hantu dunia internasional. Siapapun yang telah dicap teroris, walaupun belum tentu ia melakukan pemboman, maka sudah dipastikan akan mengalami nasib yang sangat buruk.

Tentu kita sepakat untuk pelaku bom yang sesungguhnya harus dihukum seberat-beratnya. Namun, bagi mereka yang tidak melakukan pemboman, bahkan terkait pun tidak, namun dicurigai sebagai “teroris” karena ciri-ciri tertentu atau karena keyakinan tertentu atau karena aktivitas tertentu, maka penisbahan citra teroris tersebut sungguh sangat memprihatinkan.

Jika anda pernah pergi ke beberapa negara tertentu, maka anda dapat menyaksikan orang-orang dengan nama tertentu, berpenampilan tertentu dan dari negara tertentu akan mengalami proses imigrasi yang lebih lama dan lebih sulit karena mereka dicurigai punya hubungan dengan “teroris.” Menyakitkan, tetapi itulah yang terjadi, isu teroris menjadi jualan yang menarik sekaligus sebagai legitimasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang brutal sebagaimana yang teoris lakukan. Mereka ingin memberantas teroris dengan melakukan kegiatan seperti teroris dan menghabiskan nyawa sebagian besar orang yang tidak berdosa pula.

Kembali ke siapa yang teroris dan apa motifnya? Untuk ini sebaiknya kita serahkan sepenuhnya kepada yang berwajib untuk membekuk para pelaku pemboman tersebut. Kita berharap aparat keamanan bisa melakukan kegiatan yang terukur dan proporsional. Selama ini aparat kita telah terbukti mampu mengungkapkan dan menangkap para pelaku teror, kita pun berharap saat ini aparat kita mampu untuk mengungkapkannya.

Jumat, 10 Juli 2009

BERSIKAP POSITIF MERESPON KETIDAKMENANGAN

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden telah berlangsung tanggal 8 Juli 2009. Hasil sementara pun telah kita ketahui bersama-sama. Pasangan SBY-Boediono saat ini unggul secara dominan. Beragam reaksi muncul menyikapi hasil tersebut. Secara umum banyak yang mengakui keunggulan dari pasangan ini. Menurut Sutiyoso mantan Gubernur DKI Jakarta, SBY terlalu superior untuk dilawan. Hasil survey sebelum Pemilu memang menunjukkan pasangan ini akan meraih kemenangan, bahkan kemenangan ini diprediksi akan berlangsung satu putaran. Hasilnya sejauh ini memperlihatkan kebenaran dari survey tersebut.

Ada yang menang dan ada yang tidak menang. Penulis lebih senang mengatakan ketidakmenangan daripada kekalahan. Karena sesungguh ketiga pasangan telah berjuang secara maksimal. Ketidakmenangan rasanya lebih pas disematkan kepada mereka yang perolehan suaranya lebih kecil dibandingkan dengan yang menang. Dapatlah dikatakan dengan hasil sementara ini (hasil Quick Count) SBY-Boediono telah meraih kemenangan dan kedua pasangan lainnya belum meraih kemenangan atau mengalami ketidakmenangan. SBY sejauh ini menunjukkan respon positif terhadap perolehan suara yang dicapai.

Bagaimana sikap dari kedua pasangan kompetitor SBY? Publik masih menunggu secara pasti. Namun, yang jelas kemarin tanggal 9 Juli 2009, satu hari setelah Pemilu JK terlihat ditelevisi melakukan pembicaraan dengan SBY. JK dan SBY bersepakat untuk menuntaskan tugas mereka sebagai Presiden dan Wakil Presiden hingga 20 Oktober 2009. Mereka bersepakat untuk terus menjaga silaturahmi dan memberikan yang terbaik bagi negara dan bangsa ini.

SBY pun memberikan respon positif, yang tetap membuka peluang bagi kedua kompetitornya untuk bekerjasama sebaik-baiknya dalam rangka pengabdian mereka pada bangsa dan negara. Ini adalah sikap kenegarawanan yang baik dan memberikan pembelajaran politik yang cukup positif bagi rakyat. Ketiga mereka SBY-JK-MEGA beserta pasangannya adalah putra-putra terbaik bangsa ini. Sikap positif yang ditunjukkan mereka terhadap kompetitornya menunjukkan kepada rakyat bahwa pemimpin bangsa ini mampu bergandeng tangan dan bersikap dewasa dalam menghadapi persaingan.

Kemenangan dan ketidakmenangan adalah suatu siklus hidup. SBY sendiri mengakui bahwa ia pernah mengalami kekalahan (ketidakmenangan) pada saat pemilihan Wakil Presiden tahun 2001. Saat itu ia merasa kecewa dan memerlukan beberapa jam untu memulihkan dan menenangkan dirinya. Setelah itu ia kembali pada realita yang ada dan menerima secara baik kepemimpinan nasional yang ada saat itu.

Memang kualitas dan kepribadian seseorang sesungguhnya akan terlihat pada saat ia mereson kegagalan, bukan pada saat merespon keberhasilan. Pada saat orang mengalami kekalahan, kekecewaan dan kegagalan akan terlihat bagaimana kualitas pribadi dirinya yang sesungguhnya.

Penuntasan penghitungan akan terus berlangsung sampai dengan ditetapkannya secara formal oleh KPU pemenang dari pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden kali ini. Tentu akhirnya ada yang menang dan ada yang kalah. Namun, apabila ini berlangsung dengan baik, maka sesungguhnya kemenangan ini adalah milik semua, kemenangan seluruh rakyat Indonesia, kemenangan Demokrasi Indonesia. Dan siapa pun yang menjadi Pimpinan Nasional nanti maka dia adalah Pemimpin seluruh Rakyat dan Bangsa Indonesia.

Sesuai dengan apa yang dikatakan SBY bahwa bagaimanapun kerasnya kompetisi kemarin, setelah Pemilu ini mari kita bangun kembali silaturahmi yang positif, menyingkirkan perbedaan yang ada dan bekerjasama sebaik-baiknya demi kemajuan nusa dan bangsa. Semoga ..................

APAKAH MASTURBASI TERGOLONG OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER (OCD)?

Seorang pembaca blog ini menanyakan apakah masturbasi tergolong gangguan Obsessive-Compulsive (OCD)?

Masalah masturbasi apakah termasuk OCD atau bukan tergantung dari beberapa kriteria. Masturbasi sendiri adalah suatu kegiatan untuk merangsang organ-organ seks atau organ lainnya yang bertujuan untuk mencapai kenikmatan seksual. Masturbasi dapat dilakukan sendiri atau bersama pasangan. Walaupun umumnya masturbasi dilakukan oleh mereka yang belum atau tidak menikah, tetapi masturbasi sering pula dilakukan oleh mereka yang sudah menikah, baik dilakukan sendiri maupun bersama pasangannya.

Masturbasi dapat terjadi pada orang normal dan dapat dianggap pula sebagai perilaku normal apabila tidak dilakukan secara eksesif/berlebihan, tidak menimbulkan kerugian dan tidak menimbulkan rasa bersalah yang mengganggu pikiran.

Masturbasi dapat disebut sebagai OCD apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

1.Masturbasi telah menjadi suatu aktivitas yang mengganggu, menyita waktu dan terjadi berulang-ulang dalam kegiatan sehari-hari.
2.Masturbasi telah mengarah pada adanya pikiran, perasaan, ide, imajinasi atau impuls yang menyerang kesadaran seseorang. Menjadi suatu gangguan yang bersifat absurd dan irasional dan menimbulkan kecemasan serta rasa bersalah yang mendalam.
3.Masturbasi dilakukan untuk mengatasi dorongan seksual yang kuat namun disertai kecemasan.
4. Masturbasi dilakukan sebagai kegiatan yang bersifat ritualistik atau tindakan mental yang berulang. Kegiatan ini dikenal sebagai kompulsi.
5.Masturbasi telah menjadi kegiatan rutin, adanya sikap ketergantungan dan ketidakmampuan membangun relasi yang normal dengan lawan jenis.

Jika sebagian atau kelima kriteria diatas terpenuhi maka dapat dikatakan masturbasi telah menjadi OCD dan memerlukan penanganan.

Bagaimana cara menghentikannnya? Secara umum dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Membantu individu untuk membedakan antara pikiran dengan tindakan. Ide masturbasi dicegah tidak menjadi kegiatan yang ritual dan tergantung. Kurangi rangsangan yang tidak diperlukan, hindari kesendirian, bangun relasi sosial yang positif dan bangun relasi yang sehat dengan lawan jenis, berolah raga teratur, melakukan kegiatan positif dan produktif.

2. Membantu individu untuk membedakan antara pencapaian kenikmatan seksual yang natural dengan pencapaian kenikmatan seksual buatan (rangsangan buatan).

3. Memblock perilaku ritual OC dengan cara memberikan ganjaran yang setimpal bagi Ybs. saat ia berhasil menghindari dari perilaku masturbasi tersebut. Artinya, setiap berhasil menghindari perilaku masturbasi beri ganjaran positif (seperti boleh memakan makanan kesukaan, dapat melakukan hobby yang dinikmati, dan kegiatan lain yang menyenangkan), bila gagal menghindari perilaku masturbasi beri ganjaran negatif (seperti tidak boleh melakukan hobby, tidak jajan atau melakukan tugas-tugas tertentu dan kegiatan lain yang dirasakan kurang menyenangkan).

Saran diatas adalah penanganan secara umum, namun secara spesifik harus diketahui secara persis masalahnya, bagaimana status individu tersebut apakah sudah menikah atau belum, berapa usianya, pekerjaannya, kegiatannya dan informasi lain yang relevan. Termasuk dalam hal ini adalah memeriksa apakah adanya gangguan kepribadian lainnya. Hal ini dibutuhkan untuk memberikan penanganan yang lebih spesifik.

Rabu, 08 Juli 2009

TIGA FAKTOR PENENTU KEMENANGAN SBY

Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia telah berlangsung secara lancar pada tanggal 8 Juli 2009. Hasil sementara perhitungan Quick Count beberapa lembaga survey menunjukkan pasangan SBY-Boediono unggul lebih dari 50%. Meskipun belum dikukuhkan secara resmi tampaknya SBY akan kembali menjadi Presiden Republik Indonesia dan berkesempatan untuk melanjutkan kembali program-program pembangunan yang telah dirancang sebelumnya.

Dalam kesempatan sebelumnya di blog ini penulis telah mengulas tentang SBY dengan menganalisa faktor kekuatan kepribadiannya. Menurut penulis keunggulan SBY setidaknya ditentukan oleh tiga faktor, yaitu :

1. Kepribadian SBY
2. Program pemerintah dibawah kepemimpinan SBY yang dinilai berhasil
3. Strategi tim kampanye SBY yang berjalan secara efektif

Tentang kepribadian telah penulis ulas sebelumnya, namun secara ringkas SBY menunjukkan pribadi yang santun, cerdas dan menaruh penghargaan yang tinggi kepada orang lain. SBY memiliki kemampuan intelektualitas yang baik dengan kemampuan menganalisa permasalahan secara cermat. Aspek emosi ditandai oleh kematangan dalam mengelola tekanan dan mampu menunjukan stabilitas diri yang baik. Relasi sosial ditandai oleh sikap menghargai orang lain sepadan dengan kepercayaan dirinya untuk tampil dilingkungan sosial. Sikap kerja ditandai dengan kemampuan perencanaan yang baik, mengelola enerji secara optimal diiringi dengan daya juang yang kuat. SBY juga memiliki visi jangka panjang yang mampu mengarahkan tindakan-tindakan strategisnya.

Program pemerintah jelas menunjukkan beberapa keberhasilan. Mulai dari kemampuan menciptakan perdamaian di Aceh, penanganan bencana yang luar biasa beratnya seperti tsunami, gempa. Kemampuan mengalokasikan anggaran pendidikan, pertumbuhan ekonomi, penanganan masalah kemiskinan dan ketenagakerjaan menunjukkan peningkatan. Hal ini cukup diapresiasi oleh rakyat. Masih banyak keberhasilan pemerintahan SBY lainnya yang tidak mungkin disebutkan satu per satu. Ini memberikan modal yang cukup besar bagi SBY untuk melanjutkan kembali tugas-tugas kepresidenannya.

Faktor ketiga adalah soliditas dan efektivitas Tim Kampanye SBY. Tim yang bergerak secara formal dan informal ini menunjukkan kemampuan untuk melekatkan citra positif tentang keberhasilan SBY dan menjanjikan untuk melanjutkan kesuksesan tersebut. Tim Kampanye SBY berhasil pula membangun opini yang positif dan memperkuat basis dukungan SBY.
Memang hasil Pemilu belum final, namun dari hasil sementara sudah dapat diperkirakan siapa yang akan memimpin Republik ini untuk 5 tahun kedepan. Tantangan SBY berikutnya adalah menjawab harapan rakyat melalui program nyata. Untuk melaksanakan program-program tersebut tentuntya diperlukan tim pemerintahan yang kuta. Melihat keunggulan SBY dan keunggulan Partai Demokrat, tampaknya SBY memiliki kebebasan penuh untuk menentukan tim pemerintahannya.

Meskipun masih sementara tampaknya cukup layak kita memberikan SELAMAT untuk SBY dan selamat pula untuk melanjutkan pembangunan negeri ini. Semua ini tentunya diiringi pula salam hormat dan penghargaan untuk dua calon lainnya MEGA dan JK yang telah menunjukkan upaya sungguh-sungguh untuk memberikan yang terbaik untuk rakyat dan bangsa yang kita cintai ini.

Senin, 06 Juli 2009

MEMILIH PRESIDEN

Tanggal 8 Juli 2009 seluruh Rakyat Indonesia yang berhak akan menggunakan hak politik untuk memilih pemimpin nomor satu dan nomor 2 dinegeri ini, Presiden dan Wakil Presiden. Ini adalah pemilihan presiden secara langsung yang kedua kalinya ditanah khatulistiwa ini. Banyak yang menganggap bahwa Indonesia telah menjadi negara demokrasi ketiga terbesar didunia setelah Amerika Serikat dan India (namun masih ada pula sebagian yang masih meragukannya).

Ditengah kisruhnya permasalahan DPT, usulan penggunaan KTP dan wacana penundaan Pemilu, tampaknya Pemilu tetap dilangsungkan pada tanggal 8 Juli 2009. Tentunya kita berharap pelaksanaan pesta demokrasi kali ini tidak tercederai oleh berbagai hal yang tidak kita inginkan.

Ketiga pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden adalah putra-putra terbaik dari bangsa ini dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Debat yang telah berlangsung lima kali, tiga kali untuk Calon Presiden dan dua kali untuk Calon Wakil Presiden semakin memperkaya pemahaman para pemilih akan kualitas calon pemimpin mereka.

Memilih pemimpin nomor 1 dan nomor 2 untuk negara ini selama kurun 5 tahun kedepan memang bukan perkara yang ringan. Mereka dalah pemimpin untuk 230 juta manusia, pemimpin untuk negara kepulauan terbesar didunia dan pemimpin untuk negara yang mayoritas muslim. Negara yang konon kaya raya ini namun disadari juga belum dikelola secara baik masih menghasilkan sejumlah rakyat yang hidup dibawah kemiskinan, kualitas sumber daya manusia masih memprihatinkan dan kesenjangan kehidupan masih membayangi secara masif.

Negeri yang pernah terkoyak oleh berbagai konflik dan sering dirundung bencana dan juga sekaligus masih menjadi intaian pihak asing, diintai baik oleh tetangga dekat maupun negeri yang jauh. Negeri ini masih mempesona dan bagaikan magnet yang ingin diperebutkan oleh berbagai kekuatan komprador asing. Tentu untuk untuk melindungi segenap tumpah darah ini diperlukan pemimpin yang kuat, cerdas, berani sekaligus dapat menjadi pelindung rakyat.

Kita saat ini bukan memilih raja, bukan memilih atasan apa lagi yang dipertuan agung. Kita bukan memilih kaisar apalagi diktator. Pemilu ini buka acara kontes-kontesan bagaikan acara Idol. Ini adalah ajang suci untuk memilih pemimpin berhati suci, untuk memilih pemimpin yang ada dihati rakyatnya. Ini adalah ajang untuk memilih pengayom, memilih nakhoda untuk kapal besar Indonesia. Ini adalah ajang untuk memilih pemimpin yang Pro Rakyat, sekaligus mampu melanjutkan perjuangan dan gagasan para Pendiri Bangsa dan Pemimpin yang mampu bertindak cepat sekaligus mampu menciptakan keadaan yang lebih baik.

Jadi siapa yang anda pilih? Jangan tanya pada rumput yang bergoyang, jangan menghitung kancing baju anda - apalagi jika baju anda tidak berkancing, jangan bertanya pada tokek - yang mungkin tokek pun saat ini sudah langka didunia yang gersang-gemeresang ini.

Tanyalah pada kesucian hati anda.
Tanyalah pada kejernihan berpikir anda
dan tanyalah pada jantung hati rakyat negeri ini

Rakyat yang dimaksud adalah mereka yang hidup dari sisa-sisa keangkuhan pembangunan,
yang hidup dibawah kolong jembatan,
dalam gubuk-gubuk kardus yang telah beribu kali terusir dari penertiban,
yang ada diperempatan jalan mengemis belas kasihan anda,
yang hidup dalam keremangan malam dengan bibir bergincu, pipi berbedak tebal namun hati menangis perih,

mereka merindukan pemimpin yang tidak sekedar berkata namun yang bertindak sungguh-sungguh untuk rakyat

Pemimpin bagaikan Hatta, yang membeli sepatu pun tak mampu namun memiliki kekayaan hati untuk rakyat ...
bagaikan Hoegeng yang tidak pernah mendewakan jabatan apalagi uang .....
bagaikan Hamka yang rela dipenjara demi cita-cita .........
bagaikan Lopa yang tidak menghamba pada tahta ......
dan ribuan pemimpin lain yang pernah dilahirkan negeri ini yang memang telah berbuat nyata untuk rakyatnya......

Pilihlah ia ......... pilihlah ia ........... pilihlah ia ..................................