Senin, 19 Januari 2009

DEPO PERTAMINA PLUMPANG TERBAKAR


Hari Minggu kemarin Depo Pertamina Pelumpang Jakarta Utara terbakar. Ledakan terjadi di tanki 24. Ledakan ini sungguh menggagetkan, dalam hati kecilku berkata mudah-mudahan ini adalah kesalahan tehnis atau kecelakan tanpa kesengajaan. Namun, beberapa suara sumbang muncul dikaitkan dengan penurunan BBM yang sudah berlangsung tiga kali. Harapan kita tentunya para aparat hukum mampu menelusuri secara seksama penyebab kebakaran dan ledakan ini agar publik memperoleh informasi yang sesungguhnya. Kita tidak menghendaki terjadinya informasi simpang siur, peran media publik sangat penting untuk memberikan informasi yang akurat. Disamping itu tentu saja Pemerintah perlu merespon secara proporsional situasi ini

Dampak dari ledakan ini menyebabkan antrian panjang di beberapa stasiun pengisian bahan bakar. Para pengguna kuatir terjadi kelangkaan premium. Namun, hari Senin ini kebakaran sudah dapat diatasi dan Pertamina berjanji pasokan premium tetap aman.

Di cover Majalah Tempo edisi 19-25 Januari 2009 tertulis "POLITIK BBM YUDHOYONO, Harga BBM menjadi jualan kampanye Partai Demokrat. Akankah Efektif?." Kita juga menyaksikan pemberitaan sebelumnya ada pihak yang keberatan dengan klaim penurunan harga BBM tersebut sebagai suatu prestasi pihak tertentu. Hal ini mewarnai politisasi BBM. Sebetulnya jika kita ingin jujur rakyat sangat berbahagia dengan penurunan harga BBM ini apapun alasannya, apalagi jika penurunan harga BBM ini dapat mendorong penurunan harga kebutuhan masyarakat lainnya. Kita sangat berharap bahwa semua fenomena yang berkaitan dengan penurunan harga BBM tersebut tidak ada hubungannya dengan kejadian di Depo Pertamina Plumpang.

Menghadapi tahun 2009 yang merupakan tahun Pemilu tentunya kita pun sangat mendambakan bahwa kondisi Nasional tetap kondusif, pelaksanaan Pemilu berjalan lancar dan rakyat dapat mengikuti kegiatan tersebut secara demokratis sehingga akan terpilih para wakil rakyat maupun Presiden/Wakil Presiden sesuai dengan kehendak rakyat. Semoga.

Tidak ada komentar: