Selasa, 24 Februari 2009

IMAN, SYUKUR DAN SABAR


Persepsi seseorang terhadap hidup dan kehidupannya akan mempengaruhi bagaimana ia mengelola petensi dirinya dalam menghadapi problema kehidupan. Cara pandang seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi anthro-socio-psychologys. Namun, disamping itu yang sangat mendasar adalah faktor spiritual yang dalam dimensi terdalamnya adalah masalah keimanan.

Seseorang yang hanya melihat kehidupan duniawi sebagai satu-satunya kehidupan akan menggiring pada rencana hidup yang sangat singkat. Berbeda dengan mereka yang mempercayai adanya kehidupan lain setelah kehidupan dunia ini maka harapan berdimensi jangka panjang bahkan tanpa batas.

Setiap manusia dalam kehidupannya senantiasa dihadapkan kepada berbagai persoalan. Hal yang membedakan adalah respon terhadap persoalan tersebut. Peran pembeda yang sangat penting dipengaruhi oleh iman, sikap syukur dan sabar. Inilah yang menjelaskan kenapa di berbagai negara maju seperti Jepang, Singapore, Amerika atau Eropa angka bunuh diri jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara yang kehidupan beragamanya tumbuh subur walaupun kondisi perekonomiannya sulit.

Secara individu pun dapat dilihat mereka yang memiliki kualitas iman, syukur dan sabar memiliki mental yang lebih tangguh dibandingkan mereka yang tidak memiliki hal tersebut. Terapi secara psikologis akan lebih mudah dilaksanakan bagi mereka yang memiliki kualitas iman, syukur maupun sabar.

Mengapa urutannya Iman, Syukur baru kemudian Sabar? Jelas Iman merupakan fondasi dari seluruh perbuatan kita dan tentunya diurutan pertama. Kemudian Syukur diurutan kedua, karena sesungguhnya nikmat yang kita miliki jauh lebih banyak dari cobaan-cobaan yang ada. Bayangkan seluruh tubuh anda itu adalah nikmat. Mulai nikmat bisa bernafas, sampai nikmat mengeluarkan angin. Dan diatas segala-galanya nikmat hidup sendiri. Jadi syukur harus mendahului sabar. Kemudian baru sabar sebagai tameng dalam menghadapi pergulatan hidup dan menjadi ujung ketangguhan diri.

Iman dapat diartikan sebuah keyakinan terhadap sesuatu yang bersifat mutlak, sehingga seseorang percaya pada keyakinannya tersebut dan bertindak atas dasar itu. Iman yang paling penting adalah Iman terhadap Yang Maha Kuasa yang mengatur seluruh kehidupan ini, sehingga seluruh diluar batas kemampuan manusia diserahkan kepada Nya. Ini menjadi sumber kekuatan dalam hidup termasuk sumber kekuatan dalam mengatasi permasalahan hidup.

Syukur merupakan manifestasi sikap untuk berterima kasih secara tulus dan ikhlas terhadap apapun yang sudah diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Syukur akan menggiring pada sikap untuk merasakan apapun yang diperoleh sebagai suatu anugerah dan merupakan pemberian terbaik yang diperoleh dari Sang Maha Pencipta.

Sabar adalah sikap untuk menerima apapun yang terjadi dengan keyakinan bahwa segala peristiwa itu ada hikmahnya dan segala sesuatu itu terjadi atas sepengetahuan-Nya. Sabar akan memberikan kekuatan mental untuk menghadapi berbagai permasalahan dengan sikap optimis bahwa segala permasalahan itu ada jalan keluarnya.

Kristalisasi Iman, Syukur dan Sabar dalam menghadapi permasalahan dan tekanan hidup mengejawantah dalam sikap sebagai berikut :

1. Tuhan yang memberikan bahaya dan kebaikan, tidak seorang pun dapat menghalanginya.

2. Tuhan tidak akan pernah menguji hal-hal diluar batas kemampuan kita.

3. Kemampuan yang kita miliki yang merupakan anugerah Tuhan dan sesungguhnya kemampuan yang kita miliki tersbut melebihi dari apa yang kita perkirakan.

4. Sedikit musibah/bencana adalah pencegah untuk munculnya bencana atau musibah yang lebih besar.

5. Sebuah bencana/musibah akan melatih kita untuk semakin kuat dan tabah sehingga mampu mengambil beban dan tanggung jawab yang lebih besar dikemudian hari.

6. Kita diberi rasa kecewa, cemas dan takut agar kita lebih dekat kepada-Nya.

7. Apapun yang terjadi sesungguhnya atas sepengetahuan-Nya. Itu bisa berupa ujian, musibah, petaka, atau peringatan tergantung dari bagaimana kita meresponnya.

8. Jangan pernah berputus asa dari Rahmat-Nya, berprasangka baiklah kepada-Nya. Sikap ini akan membangun enerji positif.

9. Apabila sesuatu sudah terjadi itu adalah takdir dan pasti ada hikmahnya. Hanya mereka yang beriman, syukur dan sabar yang mampu mengambil hikmah positif dari setiap peristiwa dan takdir yang terjadi.

10. Diatas segala-galanya sesungguhnya Tuhan itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan janganlah pernah berputus asa dari Rahmat-Nya. Sikap ini akan membangun ketangguhan mental dan menumbuhkan optimisme hidup.

Tidak ada komentar: