Minggu, 08 Februari 2009

ALFARABI KOMENTATOR ARISTOTELES YANG CERDAS


Dalam teks-teks Latin di Abad Pertengahan ia dikenal dengan nama Alfarabius atau Avennasar. Sedangkan sebutan Alfarabi diambil dari nama kota kelahirannya Farab. Nama lengkapnya adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Awzalagh AlFarabi. Ia adalah salah seorang filsuf Muslim paling terkemuka dan masyhur disamping dikenal sebagai komentator Aristoteles dan tokoh pertama dibidang logika. Alfarabi lahir pada tahun 257 H/870 M di daerah Farab Wasij Turkistan dan meninggal di Damaskus pada 339 H/950M dalam usia kurang lebih 80 tahun.

Sejak kecil ia sudah menunjukkan kecerdasan yang luar biasa, khususnya dibidang bahasa Persia, Kurdistan dan Turkistan. Ayahnya seorang Iran yang kawin dengan wanita Turkistan, menjadi pegawai (ka’id jaysh). Dalam usia yang masih sangat muda ia bersama ayahnya pergi ke Baghdad, waktu itu merupakan pusat pemerintahan dan ilmu pengetahuan untuk belajar. Disana juga ia belajar pada Abu Bisyr bin Mattius. Pada mulanya ia memusatkan perhatiannya untuk belajar logika dan tata bahasa Arab (nahwu sharaf) pada Abu Bakr as-Sarraj. Sesudah itu ia kemudian pindah ke Harran, lalu kembali lagi ke Baghdad untuk belajar filsafat. Disana Alfarabi menetap kurang lebih selama 30 tahun. Waktu puluhan tahun ia gunakan untuk belajar filsafat, matematika, kedokteran dan bahasa Arab. Sekaligus ia mengajar dan menulis karya-karyanya. Pada tahun 330 H/942 M ia pindah ke Damsyik karena mendapat undangan dari pemerintah Syi’I Hamdanid, Sayf ad-Dawlah dan tinggal bersama pengikutnya serta beberapa rekannya di Aleppo/Halab sampai dengan akhir hayatnya.

Guru filsafatnya adalah seorang Kristen Nestorian, Yuhanna bin Haylan. Alfarabi sendiri menurut Ibnu Abi ushaybi’ah bersama denga Al-Mas’udi pada akhirnya bekerja disebuah cabang sekolah filsafat Yunani di Alexandria yang tetap dilanjutkannya sampai dengan penaklukan Arab. Beberapa rekannya menduga ia pernah berada di Antioch dan setelah itu sekolah mengutusnya belajar ke Marw dan Harrain dan dari sana ia terus ke Baghdad. Gurunya sendiri, Yuhanna, dikatakan berasal dari Marw dan ke Baghdad tahun 295 H/908 M. jadi kemungkinan bahwa ia telah mengajar Alfarabi ketika di Marw tidak dapat dikesampingkan. Juga dapat diketahui bahwa Alfarabi tetap berhubungan dengan seorang komentator dan penerjemah ulung Abu Bisyr Matta bin Yunus, seorang tokoh terkemuka di sekolah Kristen Aristotelian di Baghdad dan Alfarabi pun mempunyai pengaruh besar pada Yahya bin Adi, wakil utamanya pada nagkatan berikutnya.

Alfarabi memang jauh lebih dikenal sebagai seorang filsuf ulung daripada sebagai seorang ahli dari bidang yang lain. Namun demikian, dapat diketahui dari beberapa sumber, bahwa karya-karyanya banyak pula yang menyangkut disiplin ilmu lain selain filsafat, misalnya politik, etika, metafisika, logika, matematika, kedokteran dan lain sebagainya.

Karyanya di bidang Logika antara lain :

1. “At-Tawti’a fi al-Mantiq”, diedit oleh M. turker dengan terjemahan Bahasa Turki (Ankara-1958 M).
2. ‘Introductory Section on Logic”, edisi bahasa Inggris oleh D.M. Dunlop (1955), sedang dalam bahasa Turki oleh M. turker 91958).
3. “Treatise in the Canons of Art of Poetry”, edisi Bahasa Inggris oleh A.J. Arberry (1938), dalam bahasa Arab dicetak ulang oleh A. Badawi (Kairo 1953).

Masih cukup banyak karya Alfarabi termasuk dibidang lain seperti fisika, metafisika, logika, filsafat, bahasa dan kedokteran. Yang cukup menarik adalah bukunya yang berjudul “De Ortu Scientiarum”, buku ini diedit oleh C. Baumker pada tahun 1919 M dan pada tahun 1906 M, M. Horten menerjemahkannya disertai tambahan penjelasan menjadi buku yang berjudul “The Book of Germs”. Buku ini membahas secara mendalam dan rinci tentang seluk beluk kuman. Bayangkan pada abad 9 seorang tokoh Muslim telah mampu melakukan analisis tentang kuman sebelum Dunia Barat mengerti benar tentang kuman yang di Dunia Barat baru dipelajari pada abad 18-19.

(Dikutip dari buku ‘Ilmuwan Muslim Sepanjang Sejarah” oleh M. Natsir Arsyad).

Tidak ada komentar: