Jumat, 13 Februari 2009

ASSERTIVENESS

Dalam proses interaksi antara individu suatu hubungan yang sehat biasanya didasarkan pada kesamaan derajat, sikap saling menghargai dan membuka partisipasi setiap individu secara optimal. Namun, sering karena berbagai sebab kondisi itu tidak tercapai. Hal itu bias terjadi karena faktor budaya, sosial maupun psikologis. Apabila terjadi hegemoni antara satu individual terhadap individu lainnya atau bahkan terjadi eksploitasi dalam proses interaksi tersebut maka akan dapat menimbulkan relasi yang kurang sehat, bahkan akan membuat suatu pihak merasa tertekan.

Ketidakmampuan seorang individu untuk mengekspresikan atau mengatakan sesuatu sesuai keinginannya bahkan dengan terpaksa mengikuti keinginan orang lain akan membuat individu tersebut kurang mampu tampil secara optimal. Biasanya ini disebut dengan ketidakmampuan individu bersikap asertif.

Asertif dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk berekspresi dan bertindak sesuai dengan kemauan diri sendiri tanpa merugikan orang lain (Bayne, 1998). Berkaitan dengan ini ada pertanyaan mendasar yaitu seberapa mampu kita melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang kita inginkan dan seberapa mampu kita mendorong agar orang lain melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan kita.

Hal ini berhubungan bagaimana kita dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan tanpa merasa bersalah dan selaras dengan itu bagaimana kita dapat menghargai hak-hak orang lain.

Untuk memudahkan memahami asertif adalah dengan membedakannya dengan agresif, manipulatif dan pasif. Agresi adalah tindakan kasar yang mengabaikan hak-hak orang lain. Manipulatif adalah mengabaikan hak-hak orang lain dengan cara yang lebih halus, sedangkan pasif adalah kecenderungan untuk mengabaikan hak-hak kita sendiri. Maka asertif berada ditengah-tengah, manghargai hak-hak diri sendiri maupun orang lain.

Teori dan keterampilan asertif dalam terapi mememiliki beberapa aplikasi. Beberapa diantaranya menekankan tentang kesukaran yang dialami dalam melakukan hubungan sosial dan bagaimana strategi mengatasi stress.

Training asertif sering dilihat sebagai suatu teknik terapi perilaku yang mirip dengan pendekatan humanistik seperti untuk mendorong self actualization. Beberapa buku, trainer dan konselor memfokuskan pada keterampilan dan tehnik untuk meningkatkan self awareness.

Beberapa tips agar seseorang mampu bersikap asertif, yaitu sebagai beriku:

1. Memandang diri secara positif dan bersikap positif terhadap orang lain.
2. Menguasai diri, situasi dan topik yang akan dibicarakan.
3. Tidak serta merta menerima tanpa filter apa yang disampaikan orang lain. Kaji dan pikirkan tentang positif-negatifnya.
4. Yakinkan diri anda sebagai pribadi merdeka yang memiliki hak untuk menyampaikan keinginan anda dalam batas-batas norma yang berlaku.
5. Anda berhak diam, tidak setuju bahkan menolak hal-hal yang menurut pikiran dan nurani anda tidak benar.

Tidak ada komentar: