Selasa, 10 Februari 2009

CHANGE, CULTURE & LEADERSHIP

Hari ini Selasa 10 Februari 2009 pada kegiatan Rakor HR Center dengan topik "HR as Culture & Change Stewards" dimana topik ini dikutip dari buku terbaru pakar HR yaitu Dave Ulrich tentang "HR Competencies." Dalam kegiatan ini aku berkesempatan mengikuti sharing yang disampaikan oleh Bapak Palgunadi T. Setiawan (PTS). Menurut PTS culture dan change saling terkait karena budaya itu sesungguhnya hidup dan berubah serta perubahan itu akan memperkaya budaya.

Suatu perjalanan perubahan atau The Journey of Change menurut PTS akan berhasil apabila melibatkan hal-hal sebagai berikut:

1. Have a dream
2. Know the path.
3. Have abundance of love.
4. Take the chances.
5. Enjoy the journey.
6. Control your destiny.
7. Have good fights.
8. Live the mystery.

Keberhasilan melakukan hal tersebut diatas sangat terkait dengan perilaku, dan dalam konteks yang lebih luas menyangkut masalah budaya. Budaya yang baik dibalut oleh dimensi spiritualitas. Perubahan dan pemantapan budaya memerlukan pemimpin sebagai acuan yang dapat dijadikan role model.

Tentang pemimpin disebutkan bahwa pada intinya memimpin itu adalah menyegerakan suatu tindakan dan itu dimulai dengan pengambilan keputusan yang tepat. Pada prinsipnya memimpin adalah sebagai berikut :

1. Memimpin adalah meneladankan.
2. Memimpin adalah menganjurkan.
3. Memimpin adalah mengharuskan.

Satu-satunya tugas memimpin yang tidak bisa didelegasikan adalah mengambil keputusan. Banyak dosa pemimpin yang menimbulkan malapetaka karena ketidakmampuan mengambil keputusan. Dosa-dosa pemimpin tersebut adalah sebagai berikut :

1. Berhutang keputusan.
2. Menunda atau tidak bersedia mengambil keputusan.
3. Keliru memutuskan.
4. Tidak bertanggungjawab dengan keputusannya.
5. Membuat keputusan yang saling bertolak belakang.

Membuat keputusan terbaik dalam rangka menuju perubahan yang lebih baik dan membangun budaya yang luhur adalah tugas utama pemimpin.

Mengutip PTS, menurutnya dari 10 orang, maka biasanya ada 1 orang sipembuat masalah, 2 orang sipenyelesai masalah dan sisanya 7 orang sebagai orang-orang munafik. Tugas pemimpin adalah mengubah yang 1 orang tadi dan memastikan yang 7 orang tidak bergabung dengan yang 1 orang tetapi mengikuti yang 2 orang, sehingga semua orang tadi berubah menjadi yang 2 orang sebagai sipenyelesai masalah. Inilah esensi melakukan perubahan dan membangun budaya luhur. Ini yang menjadi "main-mission of leadership."

Tidak ada komentar: