Pengertian
Berasal dari bahasa Latin, anxius sebagai terminologi mulai digunakan sejak tahun 1525, yang berarti suatu kondisi adanya agitasi (terhasut) dan distress (dukacita, kekuatiran , kesengsaraan). Atau berasal dari bahasa latin yang lain yaitu angere yang berarti tercekik.
Menurut James Drever :
Suatu keadaan emosi yang kronis dan kompleks dengan keterperangkapan dan rasa takut sebagai unsurnya yang paling menonjol, khusus pada berbagai gangguan syaraf dan mental.
Emosi : /perasaan, suatu keadaan yang kompleks dari organisme yang menyangkut perubahan jasmani yang luas sifatnya dalam pernafasan, denyut, sekresi kelenjar. Pada sisi kejiwaan suatu keadaan terangsang atau pertubasi (gusar/gangguan) ditandai oleh perasaan yang kuat dan biasanya suatu dorongan kearah suatu bentuk tingkah laku tertentu. Kalau emosi keras maka terjadi gangguan tertentu terhadap fungsi intelektualitas, suatu tingkat dissociation dan suatu kecenderungan kearah tindakan yang sifatnya tidak disaring atau protopathic.
Menurut JP Chaplin, Phd :
1.Suatu perasaan bercampur rasa takut dan kekuatiran tentang masa depan tanpa sebab yang jelas.
2.Suatu ketakutan kronis dengan derajat ringan.
3.Dalam kondisi berat menjadi rasa takut yang luar biasa.
4.Dalam bentuk lain merupakan suatu perilaku menghindar.
5.Ketidakmampuan memprediksi masa depan atau memecahkan masalah karena permasalahan sistem kontruksi individual.
Menurut Funk & Wagnalls, 1963 :
Suatu kondisi emosi yang mengalami ketegangan.
Pengertian dalam Webster’s Third International Dictionary, 1981 :
Suatu kondisi yang ditandai oleh simptom fisik seperti ketegangan, tremor, berkeringat berlebihan, hati bergetar dan meningkatnya denyut jantung.
Penyebab Anxiety :
1.Struktur mental/kepribadian yang lemah.
2.Konflik sosial maupun budaya yang tidak dapat ditoleransi oleh individu : konflik dengan standar sosial atau norma etis tertentu, overproteksi orang tua, anak yang ditolak, keluarga berantakan.
3.Penghayatan/pengalaman personal yang tidak menyenangkan yang direpres oleh individu (peristiwa traumatik).
Gejala Anxiety :
1.Sensory – Perceptual
a.Adanya kekaburan dan kebingungan.
b.Lingkungan dirasakan sangat berbeda, tidak realistis.
c.Perasaaan yang tidak realistis.
d.Kesadaran diri yang meningkat.
e.Sangat siaga.
2.Thinking Difficulties
a.Tidak dapat mengingat hal-hal penting.
b.Bingung.
c.Tidak mampu mengendalikan pikiran.
d.Sukar konsentrasi.
e.Blocking.
f.Sukar menalar.
g.Kehilangan objektivitas dan perspektif.
3.Conceptual
a.Distorsi kognitif.
b.Takut kehilangan kontrol diri.
c.Takut tidak mampu mengatasi sesuatu.
d.Takut sakit atau mati.
e.Takut menjadi gila.
f.Takut dinilai negatif.
g.Suka kaget dengan hal-hal visual.
h.Timbulnya gagasan yang menakutkan secara berulang.
Fungsi Anxiety :
1.Untuk adaptasi. (persiapan & perencanaan).
2.Strategi dalam merespon ancaman. (sbg alarm).
3.Mekanisme survive : reflexes, defensive patterns.
Penanganan Anxiety :
AWARE Strategi ;
1.Accept the anxiety.
Terima suatu kecemasan dengan tangan terbuka, saya menerima kecemasan dengan senang hati, ia tidak menganggu saya. Jangan dilawan.
2.Watch your anxiety.
Jangan membuat penilaian bahwa sesuatu itu baik atau jelek. Jaga jarak dengan kecemasan, kecemasan bukan anda, semakin jauh anda mampu menjaga jaraj dengan kecemasan semakin anda mampu menjaganya. Lihat pada pikiran, perasaan dan tindakan anda dan jadikanlah ia sebagai sahabat, namun jangan lakukan secar berlebihan, lakukan biasa-biasa saja..
3.Act with the anxiety.
Bertindak secara normal seolah-olah anda tidak merasa cemas, bersikap santai dan bernafas secara normal.
4.Repeat the steps.
Ulangi langkah 1 s/d 3 sampai anda merasa nyaman.
5.Expect the best.
Umumnya kecemasan selalu ada dalam batas normal (ingat fungsi kecemasan, ada nilai positifnya). Jangan kaget jika diwaktu yang akan datang anda akan cemas lagi, untuk itu anda harus berbangga bahwa anda telah mampu mengatasinya dimasa lalu. Tempat diri anda untuk selalu siap menerima kecemasan dan anda mampu mengendalikannya bukan menghindarinya, karena semakin menghindar semakin cemas.
KECEMASAN & KETAKUTAN
Kecemasan berbeda dengan ketakutan dalam hal bahwa kecemasan merupakan suatu proses emosional sedangkan ketakutan adalah proses kognitif. Artinya ketakutan muncul karena adanya penilaian secara intelektual terhadap ancaman tertentu, sedangkan kecemasan merupakan respon emosional dari suatu penilaian tertentu. Saat seseorang mengatakan bahwa ia takut pada umumnya ia melihat sesuatu objek mengancam yang jelas. Seseorang yang takut terhadap apa yang terjadi dimasa depan, hal ini dapat disebut sebagai sesuatu yang laten. Seseorang yang cemas mengalami penghayatan subjektif terhadap emosi yg tidak menyenangkan seperti rasa susah, tegang atau senewen yang mengakibatkan detak jantung meningkat, berkeringat, tremor. Ketakutan muncul pada saat individu berpeluang baik secara fisik maupun psikologis menghadapi suatu situasi yang mengandung ancaman. Saat ketakutan muncul seseorang mengalami rasa cemas. Jadi ketakutan merupakan sautu hasil penilaian terhadap adanya bahaya sedangkan kecemasan adalah perasaan tidak menyenangkan saat munculnya rasa takut. Kecemasan dapat dikatakan juga sebagai suatu kumpulan simptom yang bervariasi yang berkaitan dengan sistem syarat otonomic dan somatic yang dapat muncul secara bersamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar