Minggu, 15 Februari 2009

EROBIA SEBAGAI SALAH SATU FOBIA

Erobia adalah salah satu jenis phobia yang sangat kompleks dan multidimensi. Disebut kompleks karena muncul dari sebuah latar belakang paranoia yang berkembang secara tendensius dan cenderung sangat subyektif. Multidimensi karena menyangkut berbagai aspek selain psikologi seperti politik, ekonomi, budaya, psikologi maupun masalah militer.

Erobia sesungguhnya merupakan ketakutan orang-orang Eropa (Barat termasuk Amerika, Australia) terhadap hal-hal yang berbau asing (xenophobia) khususnya Islam (Islamophobia). Untuk memahami Erobia ini ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan phobia.

Menurut JP. Chaplin, Ph.D, phobia is a strong, persistent, and irrational fear elicited by a specific stimulus or situation, such as a morbid fear of closed place. Sedangkan menurut Arthur S. Reber dan Emily Reber, phobia is any persistent fear of a specific stimulus object or situation. Dalam pengertian ini dapat dipahami bahwa phobia adalah suatu jenis ketakutan yang tidak masuk diakal dan tidak berdasar sama sekali.

Jadi Erobia dapat disebutkan sebagai ketakutan orang-orang barat terhadap hal-hal yang berbau asing khususnya Islam yang tidak dapat diterima oleh akal sehat dan tidak berdasar sama sekali. Mengapa sampai muncul Erobia? Jika dalam analisa psikologi kemunculan suatu phobia dapat dirunut secara jelas, namun Erobia tampak sedikit kompleks dan multidimensi sebagaimana penjelasan diatas tadi.

Untuk menjelaskan kenapa sampai muncul Erobia, kita dapat mengutip pendapat dari DR. Arndt Graf seorang Asisten Profesor untuk Bahasa dan Budaya Austronesia di University of Hamburg Jerman. Menurut DR. Arndt Graf setidaknya ada tiga penyebab munculnya Erobia, yaitu :

1. Adanya imigrasi yang intens di Eropa. Di beberapa negara Eropa imigran bertambah secara signifikan. Hal ini menimbulkan ketakutan yang serius bagi penduduk asli Eropa.
2. Terkait kebijakan luar negeri dan terorisme. Sejak kejadian WTC, isu terorisme menjadi hantu yang sangat menakutkan dunia barat.
3. Persepsi rendahnya status ekonomi dunia ketiga yang mayoritas Islam. Dunia Islam dipandang secara negatif oleh Barat.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pengaruh media massa. Media massa di Eropa berperan dipelbagai sektor yang membentuk munculnya Islamophobia. Media massa di Barat sering menggambarkan para pendatang secara kurang seimbang, atau menyudutkan negara-negara berkembang secara negatif. Faktor lainnya adalah terjadinya dramatisasi yang berlebihan oleh media massa dalam menggambarkan kejahatan terorisme yang menurut mereka dilakukan oleh orang-orang dari negara berkembang. Media massa di barat sama sekali tidak mengulas faktor utama atau akar dari apa yang mereka sebut terorisme, yaitu kemiskinan dan ketidakadilan yang muncul akibat hegemoni barat dan sikap eksploitatif dunia barat terhadap negara-negara berkembang. Salah satu yang terpenting adalah menyangkut keadilan ditanah Palestina. Sejumlah pakar mengatakan bahwa penyelesaian masalah Palestina secara adil dimana Israel harus mundur dari semua tanah yang mereka duduki, akan mampu mengurangi sampai dengan 90% permasalahan terorisme internasional saat ini. Mungkinkah itu terjadi?

Tidak ada komentar: