Kamis, 03 Juli 2008

MASYARAKAT SAKIT NEGARA GAGAL

Aku agak bingung memulai judul tulisan ini. Apakah masyarakatnya duluan atau negara duluan? Negara gagal dulu baru masyarakat sakit atau sebaliknya atau beriringan? Yang jelas aku berdoa semoga kita tidak tergolong kedua-duanya. Perdefinisi banyak kajian tentang karakteristik negara gagal maupun masyarakat yang sakit. Beberapa benang merah terkait karakteristik keduanya adalah : tidak adanya hukum atau hukum berjalan tidak semestinya, aparat penegak hukum tidak berfungsi sebagaimana mestinya, kebenaran tergantung kekuatan, kekuasaan dan materi. Memasuki negara atau masyarakat seperti ini tak ubahnya seperti memasuki hutan rimba raya.

Jujur aku mengatakan sebetulnya secara ekstrim kita belum didalam kondisi seperti itu. Namun, apabila tidak hati-hati kita akan menuju kesana. Ditengah sorotan yang luar biasa terhadap lembaga Kejaksaan kita masih menyaksikan adanya upaya-upaya hukum untuk memproses masalah tersebut. Kita pun menyaksikan masih terlihat adanya upaya penegakan hukum, meskipun disisi lain tetap dikritisi mengenai lambatnya proses itu berlangsung.

Disisi lain yang cukup penting adalah keadilan. Apabila hukum hanya diterapkan untuk orang kecil kemudian melindungi orang besar, ini jelas-jelas pelanggaran nurani hukum yang mestinya tidak harus terjadi. Untuk mencegah kita agar tidak menuju masyarakat sakit dan negara gagal maka kita harus sekuat tenaga menerapkan hukum yang adil, sistem yang baik (saya kira kita telah memiliki aturan, mekanisme dan lembaga yang cukup untuk ini), tetapi yang paling penting adalah SDM nya yaitu adanya aparat hukum yang bersih dan menjalankan tugas secara profesional dan berhati nurani.

Tidak ada komentar: