Dalam judul diatas ada 2 hal penting yang perlu disepakati maknanya, yaitu “motivasi” dan “merokok”. Untuk kata “merokok” rasanya tidak memerlukan pengertian panjang lebar. Dari kyai sampai dengan mbahnya kyai ada yang melakukan itu, dari kopral sampai dengan jendral, dari kuli sampai dengan pak polisi, dari tukang parkir sampai dengan priayi. Namun untuk mengkaji secara ilmiah perlulah kiranya untuk menyepakati definisinya dulu sebelum mebahasnya lebih lanjut. Drs. Muchtar AF menyebutkan rokok adalah benda berbentuk bulat yang biasa dijepit di antara dua jari saat dinyalakan dan dinikmati kepulan asapnya, merokok berarti adalah kegiatan yang berkaitan dengan mengisap/menikmati benda tersebut. Nah, kalau mengisap hal-hal lain diluar benda tersebut tidak termasuk merokok.
Bagaimana dengan motivasi ? Motivasi awalnya berasal dari sebuah kata dari bahasa Latin yang diadopsi dalam bahasa Inggris, yaitu kata “movere” yang artinya bergerak. Motivasi berarti istilah yang dipakai secara umum pada fenomena yang mencakup operasi dari dorongan, perangsang, motif (James Drever, The Penguin Dictionary of Psychology, 1986). Untuk mendapat gambaran lebih nyata dari pengertian motivasi tersebut kita dapat melihat contoh penerapan motivasi dalam dunia kerja. Penggunaan motivasi memang sering digunakan dalam lingkup kerja, dalam konteks ini Stephen P. Robbins menyebutkan motivasi adalah “the willingness to exert high levels of effort toward organizational goals, conditioned by the effort’s ability to satisfy some individual need.” Pengertian dalam dunia kerja ini dapat kita pinjam untuk menjelaskan motivasi dalam konteks merokok dengan cara mengganti organizational goals menjadi environments goals atau harapan dari lingkungan. Dengan sedikit memodifikasi pengertian motivasi dari Stephen P. Robbins, maka motivasi merokok dapatlah diartikan sebagai keinginan yang kuat dari seseorang untuk mengisap benda bulat yang berasap dalam rangka memenuhi kebutuhan dirinya akan kenikmatan dan sesuai dengan harapan lingkungan yang dipersepsinya (lebih gaya, jagoan, prestige, mampu membeli, membantu membuka lapangan kerja, mendorong bergairahnya pabrik rokok, menambah pajak negara).
Dalam judul diatas kata berhenti tertulis dalam kurung karena sasaran sebenarnya dari tulisan ini adalah bagaimana menumbuhkan motivasi untuk berhenti merokok. Umumnya motivasi selalu dikaitkan dengan kata kerja aktif, maka disini seolah-olah ada de-aktiviasi atau pasivisasi. Dalam pengertian ini terkandung makna bagaimana menumbuhkan motivasi untuk berhenti merokok atau.meniadakan motivasi merokok. Dengan kata lain adalah demotivasi merokok.
Sebelum lebih jauh menjelaskan konsep motivasi dan demotivasi tersebut perlu dijelaskan dalam konsep psikologi dikenal dengan istilah oral fixation, yaitu suatu keterikatan yang luar biasa terhadap suatu kebutuhan yang timbul diawal masa perkembangan yang dikompensasi melalui perilaku tertentu (kegiatan oral atau anal yang berulang-ulang). Jadi dalam tahap perkembangan awal seseorang (dibawah usia 5 tahun) menurut konsep psikoanalisa ada yang disebut fase oral (usia 0-2 tahun) dimana seseorang memperoleh kenikmatan dengan adanya stimulasi oral (mengisap). Apabila ada gangguan pada fase ini (kebutuhan mengisap tidak terpenuhi) maka pada periode dewasa sangat mungkin terjadi gangguan dengan terobsesi untuk terus menerus mengisap atau perilaku kompulsi oral tertentu (apabila dikombinasikan dengan dorongan agresi yang kuat maka orang menjadi senang mencaci maki orang lain, membentak-bentak atau berbicara sinis).
Perilaku merokok dalam konsep psikoanalisa dapat dikategorikan sebagai suatu fiksasi oral, yaitu adanya kebutuhan pada masa oral (0-2 tahun) yang tidak terpenuhi atau mengalami gangguan sehingga menimbulkan distorsi perilaku pada perkembangan usia berikutnya (remaja, dewasa, tua). Artinya mereka yang merokok pada dasarnya adalah orang-orang yang pada masa kecilnya mengalami permasalahan tertentu dan dikompensasi melalui perilaku merokok. Untuk itu, merupakan sesuatu hal yang menarik apabila ada yang ingin melakukan penelitian khusus mengenai kehidupan masa kecil seorang perokok. Informasi ini dapat diperoleh melalui orang tuanya atau orang yang menyusuinya. Biasanya diperoleh informasi seperti ini, pada masa kecil seorang perokok suka mengisap puting susu ibunya secara berlebihan bahkan cenderung menggigit, kemudian ibunya marah dan melepaskan susunya sehingga menimbulkan kekecewaan bagi bayi, atau menyusu tidak pernah puas bahkan tidak pernah disusui, disusui dengan sikap penolakan dari ibunya, disusui dengan sikap pemaksaan dan berbagai perilaku abnormal lainnya dalam cara menyusui.
Pengalaman masa kecil tersebut menimbulkan kesan yang kuat dan membekas dalam diri individu kemudian tumbuhlah mereka dengan berbagai penyimpangan oral, diantaranya menjadi pecandu rokok berat. Hal ini memperkuat tesis bahwa kehidupan seseorang sangat terpengaruh oleh pengalaman masa lalunya (pendapat ini mendapat dukungan yang kuat dari mazhab psikoanalisa). Dengan konsep fiksasi ini dapat dimengerti bahwa pada dasarnya merokok adalah perilaku menyimpang karena tidak hanya diri sendiri yang dirugikan, lingkunganpun turut dirugikan. Bagaimana agar dapat berhenti merokok ?
Menjawab pertanyaan tersebut kita perlu kembali ke permasalahan motivasi dan demotivasi tadi. Bagi orang yang masih merokok ditumbuhkan konsep demotivasi sedangkan bagi yang sudah berhenti merokok atau mereka yang belum pernah sama sekali merokok ditumbuhkan motivasi. Dalam hal ini saya lebih memfokuskan pada konsep demotivasi agar orang mau berhenti merokok.
Demotivasi merokok (untuk yang masih merokok agar menghentikan kebiasaan merokoknya) :
1. Ciptakan suatu kondisi yang tidak nyaman dalam merokok. Misal aturan yang mengekang perokok dan pemberian denda yang signifikan. Penempatan ruang yang tidak nyaman bagi perokok sampai dengan tidak ada ruangan sama sekali bagi merokok bahkan kalau perlu pengucilan bagi yang merokok.
2. Berikan contoh-contoh akibat bahaya merokok.
3. Negative association, yaitu mengasosiasikan kegiatan merokok dengan hal-hal yang tidak menyenangkan, bubuhkan rasa tertentu pada rokok yang membuat orang tidak suka merokok (seperti rasa pahit brotowali), berikan penjepit rokok yang runcing dan kasar sehingga setiap mengisap orang merasa kesakitan.
4. Internal dan eksternal punishment/reward.
a. Internal punishment, yaitu pecandu rokok menghukum dirinya sendiri apabila merokok, misal kalau habis merokok akan disetrum pada batas-batas tertentu. Setiap habis merokok ia harus menulis satu buku penuh tulisan “aku harus berhenti merokok.”
b. Eksternal punishment, melalui denda bahkan kalau memungkinkan sampai dengan hukum secara fisik dan psikologis (dikucilkan tidak diajak berbicara, pasangan tidak mau tidur bersama, dll)
c. Internal reward, yaitu apabila berhasil mengurangi bahkan berhenti merokok diri anda dapat memberi hadiah bagi diri sendiri, misal kalau berhasil berhenti merokok boleh menikmati hobbynya.
d. Eksternal reward, yaitu penghargaan dari lingkungan untuk mereka yang bisa berhenti merokok.
5. Membuat progress report, apabila mencapai sasaran tertentu akan mendapat credit point tertentu (misal berhasil tidak merokok selama 6 jam dapat 6 point, 12 jam 12 point, dstnya) apabila sudah mencapai point tertentu katakanlah 100 maka yang bersangkutan boleh melakukan hal-hal yang menyenangkan (yang sebelumnya dilarang apabila merokok).
6. Apabila kebutuhan mengisap tetap muncul maka rokok dapat diganti benda lain untuk memenuhi kebutuhan mengisap seperti permen atau benda-benda lain yang bisa dihisap.
7. Hilangkan semua kesempatan yang memungkinkan anda untuk merokok (jangan bergaul dengan perokok, jauh-jauhlah dari tempat penjualan rokok, jangan duduk diruangan khusus untuk merokok, jangan bekerja dipabrik rokok, jangan menikah dengan anaknya juragan rokok, dsbnya).
8. Hilangkan semua sumberdaya anda untuk merokok, bila punya uang banyak serahkan seluruh uang itu pada pasangan anda, apabila ada asbak rokok modifikasi asbak tersebut untuk kegunaan yang lain.
9. Jangan pernah memikirkan, mengkhayalkan lagi tentang rokok.
10. Berdoalah anda agar ALLAH SWT mengabulkan keinginan anda untuk berhenti merokok.