Senin, 06 Juli 2009

MEMILIH PRESIDEN

Tanggal 8 Juli 2009 seluruh Rakyat Indonesia yang berhak akan menggunakan hak politik untuk memilih pemimpin nomor satu dan nomor 2 dinegeri ini, Presiden dan Wakil Presiden. Ini adalah pemilihan presiden secara langsung yang kedua kalinya ditanah khatulistiwa ini. Banyak yang menganggap bahwa Indonesia telah menjadi negara demokrasi ketiga terbesar didunia setelah Amerika Serikat dan India (namun masih ada pula sebagian yang masih meragukannya).

Ditengah kisruhnya permasalahan DPT, usulan penggunaan KTP dan wacana penundaan Pemilu, tampaknya Pemilu tetap dilangsungkan pada tanggal 8 Juli 2009. Tentunya kita berharap pelaksanaan pesta demokrasi kali ini tidak tercederai oleh berbagai hal yang tidak kita inginkan.

Ketiga pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden adalah putra-putra terbaik dari bangsa ini dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya. Debat yang telah berlangsung lima kali, tiga kali untuk Calon Presiden dan dua kali untuk Calon Wakil Presiden semakin memperkaya pemahaman para pemilih akan kualitas calon pemimpin mereka.

Memilih pemimpin nomor 1 dan nomor 2 untuk negara ini selama kurun 5 tahun kedepan memang bukan perkara yang ringan. Mereka dalah pemimpin untuk 230 juta manusia, pemimpin untuk negara kepulauan terbesar didunia dan pemimpin untuk negara yang mayoritas muslim. Negara yang konon kaya raya ini namun disadari juga belum dikelola secara baik masih menghasilkan sejumlah rakyat yang hidup dibawah kemiskinan, kualitas sumber daya manusia masih memprihatinkan dan kesenjangan kehidupan masih membayangi secara masif.

Negeri yang pernah terkoyak oleh berbagai konflik dan sering dirundung bencana dan juga sekaligus masih menjadi intaian pihak asing, diintai baik oleh tetangga dekat maupun negeri yang jauh. Negeri ini masih mempesona dan bagaikan magnet yang ingin diperebutkan oleh berbagai kekuatan komprador asing. Tentu untuk untuk melindungi segenap tumpah darah ini diperlukan pemimpin yang kuat, cerdas, berani sekaligus dapat menjadi pelindung rakyat.

Kita saat ini bukan memilih raja, bukan memilih atasan apa lagi yang dipertuan agung. Kita bukan memilih kaisar apalagi diktator. Pemilu ini buka acara kontes-kontesan bagaikan acara Idol. Ini adalah ajang suci untuk memilih pemimpin berhati suci, untuk memilih pemimpin yang ada dihati rakyatnya. Ini adalah ajang untuk memilih pengayom, memilih nakhoda untuk kapal besar Indonesia. Ini adalah ajang untuk memilih pemimpin yang Pro Rakyat, sekaligus mampu melanjutkan perjuangan dan gagasan para Pendiri Bangsa dan Pemimpin yang mampu bertindak cepat sekaligus mampu menciptakan keadaan yang lebih baik.

Jadi siapa yang anda pilih? Jangan tanya pada rumput yang bergoyang, jangan menghitung kancing baju anda - apalagi jika baju anda tidak berkancing, jangan bertanya pada tokek - yang mungkin tokek pun saat ini sudah langka didunia yang gersang-gemeresang ini.

Tanyalah pada kesucian hati anda.
Tanyalah pada kejernihan berpikir anda
dan tanyalah pada jantung hati rakyat negeri ini

Rakyat yang dimaksud adalah mereka yang hidup dari sisa-sisa keangkuhan pembangunan,
yang hidup dibawah kolong jembatan,
dalam gubuk-gubuk kardus yang telah beribu kali terusir dari penertiban,
yang ada diperempatan jalan mengemis belas kasihan anda,
yang hidup dalam keremangan malam dengan bibir bergincu, pipi berbedak tebal namun hati menangis perih,

mereka merindukan pemimpin yang tidak sekedar berkata namun yang bertindak sungguh-sungguh untuk rakyat

Pemimpin bagaikan Hatta, yang membeli sepatu pun tak mampu namun memiliki kekayaan hati untuk rakyat ...
bagaikan Hoegeng yang tidak pernah mendewakan jabatan apalagi uang .....
bagaikan Hamka yang rela dipenjara demi cita-cita .........
bagaikan Lopa yang tidak menghamba pada tahta ......
dan ribuan pemimpin lain yang pernah dilahirkan negeri ini yang memang telah berbuat nyata untuk rakyatnya......

Pilihlah ia ......... pilihlah ia ........... pilihlah ia ..................................

Tidak ada komentar: