Jumat, 10 Juli 2009

APAKAH MASTURBASI TERGOLONG OBSESSIVE COMPULSIVE DISORDER (OCD)?

Seorang pembaca blog ini menanyakan apakah masturbasi tergolong gangguan Obsessive-Compulsive (OCD)?

Masalah masturbasi apakah termasuk OCD atau bukan tergantung dari beberapa kriteria. Masturbasi sendiri adalah suatu kegiatan untuk merangsang organ-organ seks atau organ lainnya yang bertujuan untuk mencapai kenikmatan seksual. Masturbasi dapat dilakukan sendiri atau bersama pasangan. Walaupun umumnya masturbasi dilakukan oleh mereka yang belum atau tidak menikah, tetapi masturbasi sering pula dilakukan oleh mereka yang sudah menikah, baik dilakukan sendiri maupun bersama pasangannya.

Masturbasi dapat terjadi pada orang normal dan dapat dianggap pula sebagai perilaku normal apabila tidak dilakukan secara eksesif/berlebihan, tidak menimbulkan kerugian dan tidak menimbulkan rasa bersalah yang mengganggu pikiran.

Masturbasi dapat disebut sebagai OCD apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

1.Masturbasi telah menjadi suatu aktivitas yang mengganggu, menyita waktu dan terjadi berulang-ulang dalam kegiatan sehari-hari.
2.Masturbasi telah mengarah pada adanya pikiran, perasaan, ide, imajinasi atau impuls yang menyerang kesadaran seseorang. Menjadi suatu gangguan yang bersifat absurd dan irasional dan menimbulkan kecemasan serta rasa bersalah yang mendalam.
3.Masturbasi dilakukan untuk mengatasi dorongan seksual yang kuat namun disertai kecemasan.
4. Masturbasi dilakukan sebagai kegiatan yang bersifat ritualistik atau tindakan mental yang berulang. Kegiatan ini dikenal sebagai kompulsi.
5.Masturbasi telah menjadi kegiatan rutin, adanya sikap ketergantungan dan ketidakmampuan membangun relasi yang normal dengan lawan jenis.

Jika sebagian atau kelima kriteria diatas terpenuhi maka dapat dikatakan masturbasi telah menjadi OCD dan memerlukan penanganan.

Bagaimana cara menghentikannnya? Secara umum dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Membantu individu untuk membedakan antara pikiran dengan tindakan. Ide masturbasi dicegah tidak menjadi kegiatan yang ritual dan tergantung. Kurangi rangsangan yang tidak diperlukan, hindari kesendirian, bangun relasi sosial yang positif dan bangun relasi yang sehat dengan lawan jenis, berolah raga teratur, melakukan kegiatan positif dan produktif.

2. Membantu individu untuk membedakan antara pencapaian kenikmatan seksual yang natural dengan pencapaian kenikmatan seksual buatan (rangsangan buatan).

3. Memblock perilaku ritual OC dengan cara memberikan ganjaran yang setimpal bagi Ybs. saat ia berhasil menghindari dari perilaku masturbasi tersebut. Artinya, setiap berhasil menghindari perilaku masturbasi beri ganjaran positif (seperti boleh memakan makanan kesukaan, dapat melakukan hobby yang dinikmati, dan kegiatan lain yang menyenangkan), bila gagal menghindari perilaku masturbasi beri ganjaran negatif (seperti tidak boleh melakukan hobby, tidak jajan atau melakukan tugas-tugas tertentu dan kegiatan lain yang dirasakan kurang menyenangkan).

Saran diatas adalah penanganan secara umum, namun secara spesifik harus diketahui secara persis masalahnya, bagaimana status individu tersebut apakah sudah menikah atau belum, berapa usianya, pekerjaannya, kegiatannya dan informasi lain yang relevan. Termasuk dalam hal ini adalah memeriksa apakah adanya gangguan kepribadian lainnya. Hal ini dibutuhkan untuk memberikan penanganan yang lebih spesifik.

Tidak ada komentar: