Senin, 27 Juli 2009

KEARIFAN ORANG BIJAK

Kearifan orang bijak atau bisa juga kebijakan orang arif, seringkali memberikan solusi yang menarik terhadap problema kehidupan dan sekaligus menyejukkan. Kemarin hari Minggu, penulis bertemu dengan dua orang yang arif dan bijaksana, pertama di sore hari di sebuah pesantren dipinggiran kota Bandung, yang kedua pada pukul 19.00 melalui media televisi penulis menyaksikan suatu acara yang disebut dengan Golden Way yang menghadirkan Mario Teguh.

Dari orang bijak yang pertama penulis memperoleh pembelajaran bahwa untuk menghadapi kehidupan dengan segala dinamikanya diperlukan keikhlasan dan sifat sabar. Ikhlas dan sabar akan didapat melalui pengorbanan. Sikap ikhlas dan sabar akan terbentuk apabila seseorang memiliki sikap rela berkorban. Latihannya menurut orang bijak tersebut adalah dengan mendirikan dan menjaga kualitas shalat. Shalat akan dapat terlaksana dengan baik dengan memperhatikan tiga hal, yaitu tata caranya, waktunya dan tempatnya.

Disela-sela diskusi tentang keprihatinan adanya segelintir orang yang melakukan pengeboman atas nama agama dan jelas cara kekerasan seperti itu menurutnya bukanlah jalan Islam. Diselingi diskusi tersebut ia melanjutkan penjelasannya tentang shalat. Tata cara Shalat jelas harus mengikuti apa yang Nabi lakukan, waktunya yang terbaik adalah diwaktu awal dan tempatnya yang terbaik adalah di Masjid.

Orang yang melakukan pengeboman menurutnya adalah orang yang tidak mendirikan shalat dan tidak memahami filosofi shalat. Bukankah shalat mencegah perbuatan keji dan mungkar? Mana mungkin orang yang mendirikan shalat melakukan kekerasan apalagi yang menyebabkan terbunuhnya banyak orang? Dan jelas orang-orang seperti itu menurutnya bukanlah orang ikhlas dan sabar. Pengorbanan seperti itu adalah pengorbanan yang sia-sia.

Pengorbanan yang sesungguhnya sebagai modal ikhlas dan sabar adalah pengorbanan demi kemajuan kemanusiaan dan pengorbanan dalam konteks memberikan rahmat bagi seluruh alam semesta. Sesungguhnya kita satu dan berasal dari yang Satu. Musibah, bencana dan kematian itu adalah wewenangnya Yang Maha Kuasa. Kita sebagai makhluk tidak berwenang untuk memberikan musibah, bencana dan kematian bagi orang lain. Tugas kita kabarkanlah berita kebaikan, jangan pernah berputus asa untuk memberitakan kebaikan. Jangan sekali-kali kita berputus asa dan kemudian menimbulkan bencana bagi orang lain maupun alam.

Diskusi masih terus berlanjut dengan orang bijak ini, namun kesimpulan yang penulis dapat adalah tugas manusia sesungguhnya adalah menebar kebaikan, untuk itu diperlukan sikap ikhlas dan sabar. Sikap ikhlas dan sabar akan diperoleh melalui sikap rela berkorban. Sikap rela berkorban ini adalah demi kemanusiaan bukan sikap rela berkorban yang penuh angkara murka sehingga menimbulkan musibah bagi orang lain, tetapi berkorban demi kebaikan semua orang dan alam semesta. Latihan untuk membentuk sikap ikhlas, sabar dan rela berkorban melalui Shalat. Dalam shalat harus memperhatikan tata cara yang benar sesuai dengan tuntunan nabi, dilakukan diawal waktu dan dilaksanakan disebaik-baik tempat yaitu Masjid.

Pelajaran kedua penulis peroleh dari Mario Teguh. Beliau menyebutkan bahwa untuk berhasil maka kita harus menjadi bagian keberhasilan orang lain. Jangan pernah berhasil atas penderitaan orang lain karena suatu saat akan menjadi bumerang bagi anda dan juga akan menyusahkan anda. Keberhasilan anda harus bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya manusia dan keberhasilan seperti ini akan lebih langgeng.

Demikian juga jika anda berhasil maka anda harus dapat menularkan keberhasilan tersebut sehingga akan menimbulkan tunas-tunas barus keberhasilan dan pada gilirannya akan memberikan dampak positif pula bagi diri anda sendiri.

Kesimpulan yang penulis dapat dari kedua orang bijak tersebut adalah bahwa tesis yang pernah diucapkan oleh Nabi Mulia Muhammad SAW 1500 tahun yang lalu membuktikan kebenarannya bahwa sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi orang lain dan alam sekitarnya. Jadi tebarkanlah kebaikan, jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain dan alam sekitar, disitulah letak nilai anda sesungguhnya.

Tidak ada komentar: