Jumat, 10 Juli 2009

BERSIKAP POSITIF MERESPON KETIDAKMENANGAN

Pemilu Presiden dan Wakil Presiden telah berlangsung tanggal 8 Juli 2009. Hasil sementara pun telah kita ketahui bersama-sama. Pasangan SBY-Boediono saat ini unggul secara dominan. Beragam reaksi muncul menyikapi hasil tersebut. Secara umum banyak yang mengakui keunggulan dari pasangan ini. Menurut Sutiyoso mantan Gubernur DKI Jakarta, SBY terlalu superior untuk dilawan. Hasil survey sebelum Pemilu memang menunjukkan pasangan ini akan meraih kemenangan, bahkan kemenangan ini diprediksi akan berlangsung satu putaran. Hasilnya sejauh ini memperlihatkan kebenaran dari survey tersebut.

Ada yang menang dan ada yang tidak menang. Penulis lebih senang mengatakan ketidakmenangan daripada kekalahan. Karena sesungguh ketiga pasangan telah berjuang secara maksimal. Ketidakmenangan rasanya lebih pas disematkan kepada mereka yang perolehan suaranya lebih kecil dibandingkan dengan yang menang. Dapatlah dikatakan dengan hasil sementara ini (hasil Quick Count) SBY-Boediono telah meraih kemenangan dan kedua pasangan lainnya belum meraih kemenangan atau mengalami ketidakmenangan. SBY sejauh ini menunjukkan respon positif terhadap perolehan suara yang dicapai.

Bagaimana sikap dari kedua pasangan kompetitor SBY? Publik masih menunggu secara pasti. Namun, yang jelas kemarin tanggal 9 Juli 2009, satu hari setelah Pemilu JK terlihat ditelevisi melakukan pembicaraan dengan SBY. JK dan SBY bersepakat untuk menuntaskan tugas mereka sebagai Presiden dan Wakil Presiden hingga 20 Oktober 2009. Mereka bersepakat untuk terus menjaga silaturahmi dan memberikan yang terbaik bagi negara dan bangsa ini.

SBY pun memberikan respon positif, yang tetap membuka peluang bagi kedua kompetitornya untuk bekerjasama sebaik-baiknya dalam rangka pengabdian mereka pada bangsa dan negara. Ini adalah sikap kenegarawanan yang baik dan memberikan pembelajaran politik yang cukup positif bagi rakyat. Ketiga mereka SBY-JK-MEGA beserta pasangannya adalah putra-putra terbaik bangsa ini. Sikap positif yang ditunjukkan mereka terhadap kompetitornya menunjukkan kepada rakyat bahwa pemimpin bangsa ini mampu bergandeng tangan dan bersikap dewasa dalam menghadapi persaingan.

Kemenangan dan ketidakmenangan adalah suatu siklus hidup. SBY sendiri mengakui bahwa ia pernah mengalami kekalahan (ketidakmenangan) pada saat pemilihan Wakil Presiden tahun 2001. Saat itu ia merasa kecewa dan memerlukan beberapa jam untu memulihkan dan menenangkan dirinya. Setelah itu ia kembali pada realita yang ada dan menerima secara baik kepemimpinan nasional yang ada saat itu.

Memang kualitas dan kepribadian seseorang sesungguhnya akan terlihat pada saat ia mereson kegagalan, bukan pada saat merespon keberhasilan. Pada saat orang mengalami kekalahan, kekecewaan dan kegagalan akan terlihat bagaimana kualitas pribadi dirinya yang sesungguhnya.

Penuntasan penghitungan akan terus berlangsung sampai dengan ditetapkannya secara formal oleh KPU pemenang dari pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden kali ini. Tentu akhirnya ada yang menang dan ada yang kalah. Namun, apabila ini berlangsung dengan baik, maka sesungguhnya kemenangan ini adalah milik semua, kemenangan seluruh rakyat Indonesia, kemenangan Demokrasi Indonesia. Dan siapa pun yang menjadi Pimpinan Nasional nanti maka dia adalah Pemimpin seluruh Rakyat dan Bangsa Indonesia.

Sesuai dengan apa yang dikatakan SBY bahwa bagaimanapun kerasnya kompetisi kemarin, setelah Pemilu ini mari kita bangun kembali silaturahmi yang positif, menyingkirkan perbedaan yang ada dan bekerjasama sebaik-baiknya demi kemajuan nusa dan bangsa. Semoga ..................

Tidak ada komentar: