Selasa, 12 Mei 2009

SBY, MEGA DAN KOALISI

Perkembangan terakhir perpolitikan ditanah air menunjukan kemungkinan merapatnya kubu Partai Demokrat dengan PDIP. Hal ini tampak menimbulkan kekuatiran dari kubu koalisi besar yang sebelumnya telah merapatkan barisan untuk menghadapi PD (Partai Demokrat). Merapatnya PD dan PDIP memang mengagetkan sejumlah pihak, mengingat hubungan pemimpin puncak mereka selama ini terkesan dingin. SBY sebagai pemimpin puncak PD memang telah lama membuka diri untuk membangun komunikasi dengan Mega, sosok sentral PDIP, namun tampaknya saat itu Mega belum menunjukkan sinyal untuk meresponnya. Perkembangan saat ini menunjukan bahwa kebekuan diantara mereka tampak mulai mencair. Hal ini dimulai dengan anjangsananya utusan SBY, Hatta Rajasa berkunjung ke Mega dan SBY pun menerima kunjungan Puan Maharani putri Mega.

Dalam politik memang berlaku adagium tidak ada lawan maupun kawan abadi, yang ada hanya kepentingan abadi. Apakah adagium ini yang melatarbelakangi koalisi PD dan PDIP? Namun, yang jelas kondisi ini memberikan pembelajar yang sangat positif bagi rakyat bahwa kedua pemimpin puncak partai besar sekaligus seorang Presiden dan Mantan Presiden mampu menjalin hubungan yang baik, tentu kitapun mengharapkan bahwa hal ini semata-mata dalam konteks kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar.

Dalam beberapa tulisan sebelumnya diblog ini, penulis telah memaparkan tentang kepribadian beberapa Calon Presiden, termasuk SBY dan Mega. SBY terlihat sebagai sosok yang santun, cerdas, memiliki kemampun sosial dan emosional yang baik. Mega adalah seorang nasionalis tulen yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Apabila kedua pemimpin ini mampu membangun hubungan yang kuat tentu akan memberika pengaruh yang sangat besar terhadap rakyat dan bangsa ini. Ini merupakan pembelajaran yang positif bagi rakyat yang cenderung paternalistik bahwa persatuan diantara pemimpin mereka akan menstimulasi persatuan yang lebih baik.

Perbedaan partai politik semata-mata ditujukan untuk membangun demokrasi yang lebih kuat. Perbedaan adalah kecenderungan alami manusia sebagai makhluk berpikir. Namun, tujuan tetap satu yaitu untuk memakmurkan dan mensejahterakan bangsa dan menegakkan keadilan. Perbedaan pandangan politik adalah sesuatu yang lumrah karena setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda dalam mengelola bangsa dan negara ini. Pemilu menjadi wahana untuk menghadirkan kompetisi yang sehat antara berbagai partai politik dengan berbagai pandangan politik pula. Kemudian rakyatlah sebagai hakimnya untuk menentukan mana yang terbaik.

Kompetisi tahap pertama sudah usai dengan selesainya Pemilu Legislatif. Berikutnya kita akan menyonsong kompetisi tahap kedua dengan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Kecenderungan koalisi terlihat berkembang dan berubah secara dinamis. Namun, semangat persahabatan diantara pemimpin bangsa hendaknya dapat terjaga secara baik dan ini akan menjadi yang indah bagi seluruh rakyat. Mari berkompetisi secara sehat, berinteraksi secara bersahabat dan membangun bangsa secara bermartabat.

Tidak ada komentar: