Waktu yang sedemikian cepat berlalu membuat kita tanpa terasa telah hampir mengakhiri perjalanan tahun 2009. Sebentar lagi kita akan menyongsong tahun 2010. Apa yang telah kita capai pada tahun 2009? Apa yang ingin kita capai pada tahun 2010? Pertanyaan-pertanyaan seperti ini umum terjadi pada diri kita.
Tanpa disadari sekarang kita telah menuju menjadi masyarakat target. Segala sesuatu dibuat target. Menjadi masyarakat obsesif dan ambisius. Keberhasilan diukur dengan pencapaian target-target. Dan tanpa terasa pula target telah menjadi beban hidup, menjadi sumber stress, depresi sampai dengan bunuh diri. Target telah membenamkan diri kita menjadi individu dan masyarakat yang lupa bersyukur. Inilah sumber permasalahan besar masyarakat modern, target, target dan target. Lalu dimana letaknya syukur? Dalam konteks seperti inilah kita ingin memaknakan pergantian tahun, tidak sekedar mengevaluasi target, tidak sekedar ingin membuat target baru, tetapi menempatkan syukur pada posisi yang mulia dalam kehidupan kita. Antara target dan syukur itulah terletak REFLEKSI!
Refleksi berarti anda melakukan kontemplasi, merenung, fokus pada energi mental untuk menghargai diri anda dan lingkungan (ingat untuk menghargai bukan mengevaluasi). Refleksi adalah proses memanusiakan diri anda, melihat berbagai kemungkinan positif yang ada dan melihat pencapaian-pencapaian yang sudah dilakukan, sekecil apapun pencapaian tersebut itu adalah sebuah prestasi.
Refleksi harus disertai fleksibilitas memaknai tujuan hidup, namun teguh pada keyakinan. Fleksibilitas dalam arti memilih jalan, namun teguh dalam arah akhir. Arah lebih dari sekedar target. Arah membuat kita lebih bermakna, sedangkan target akan membuat anda bagaikan robot. Arah memuliakan, target adalah tapak kecil untuk menuju arah, sehingga target tidak mesti kaku membelenggu kita. Temukan arah dan teguhlah untuk menuju kesana.
Sebuah ilustrasi dapat dipelajari dari cara semut berjalan untuk menuju suatu arah. Semut pada dasarnya berjalan menuju suatu arah. Dalam menuju arah ada target-target kecil yang bisa saja berubah. Dalam berjalan menuju arah, ketika semut berjumpa sesuatu yang menurutnya tidak dapat didaki, semut tidak akan bersikukuh untuk terus berjalan pada jalur yang sama, atau terus menerus membenturkan dirinya kejalan yang sama. Semut akan pindah jalur mencari jalan lain untuk melanjutkan perjalanan, namun tetap menuju arah akhir yang konsisten. Sebuah pembelajaran yang luar biasa. Anda bisa mengubah jalur atau target tetapi mesti harus tetap kukuh dengan arah.
Refleksi pada dasarnya adalah proses merenungi arah bukan mengevaluasi target. Dalam refleksi ada apresiasi, motivasi dan keteguhan untuk berjalan pada arah. Target sering sekali menekan, mengancam bahkan mematikan. Dalam refleksi sesungguhnya kita tidak pernah melihat kegagalan, tetapi lebih kepada pencapaian-pencapaian, sekecil apapun pencapaian tersebut. Selama kita hidup, sekecil apapun kita berkembang dan mencapai sesuatu. Inilah yang harus disyukuri. Jika kita bijak sesungguhnya oleh YANG MAHA KUASA, kita lebih banyak dianugerahi kenikmatan dibandingkan kesulitan. Mengapa kita tidak bersyukur?
Untuk memperteguh rasa syukur, menjelang akhir tahun dan menyongsong tahun baru dalam konteks refleksi, pemikiran Stephen R. Covey tentang THE 7 HABITS layak dikutip. Covey menyebutkan 7 kebiasaan yang mampu menuntun kita menjadi orang yang efektif, yaitu :
1. Jadilah proaktif
2. Merujuk pada tujuan akhir (tujuan akhir adalah arah bukan target yang hanya jangka pendek)
3. Dahulukan yang utama
4. Berpikir menang/menang
5. Berusahalah mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti
6. Wujudkan sinergi
7. Asahlah gergaji
Jadilah proaktif menggambarkan kebebasan memilih yang dimiliki oleh seseorang antara dorongan dan tanggapan. Ini merujuk pada keharusan individu untuk memiliki keinginan-keinginan melawan ketidakberdayaan.
Merujuk pada tujuan akhir ini adalah upaya untuk memberikan arah pada penggunaan imajinasi yang secara kreatif merumuskan apa yang diinginkan dalam jangka panjang. lebih dari sekedar target, tetapi arah akhir apa yang ingin dicapai.
Dahulukan yang utama menuntun kita untuk memiliki prioritas dalam hidup. Prioritas ini harus memperhatikan keseimbangan hidup antara kepentingan diri, keluarga, karir, sosial, religi dan sebagainya.
Sebagai makhluk sosial maka ketiga kebiasaan lain harus mewarnai perilaku kita yaitu berpikir menang/memang, berusaha mengerti orang lain dan wujudkan sinerji. Keberhasilan anda harus menjadi bagian keberhasilan orang lain, demikian pula sebaliknya. Dengan berusaha memahami dan mengerti orang lain akan mendorong orang lain untuk memahami dan mengerti diri anda pula. Sinerji akan memberikan hasil lebih dari sekedar 1+1=2, satu ditambah satu harus lebih dari dua, itulah konteks sinerji.
Kebiasaan yang ketujuh, asahlah gergaji, kembali kediri masing-masing namun dalam konteks untuk terus menerus meningkatkan kualitas dari enam kebiasaan yang ada. Intinya adalah membuat diri kita semakin mandiri dan mendorong saling ketergantungan yang efektif dan positif.
Bukankah anda telah memiliki 6 kebiasaan yang baik tersebut? Tinggal sekarang lakukan yang ke-7 ...... ASAHLAH GERGAJI ANDA .............. Sukses Tahun 2009 dan Selamat Tahun Baru 2010.
Tanpa disadari sekarang kita telah menuju menjadi masyarakat target. Segala sesuatu dibuat target. Menjadi masyarakat obsesif dan ambisius. Keberhasilan diukur dengan pencapaian target-target. Dan tanpa terasa pula target telah menjadi beban hidup, menjadi sumber stress, depresi sampai dengan bunuh diri. Target telah membenamkan diri kita menjadi individu dan masyarakat yang lupa bersyukur. Inilah sumber permasalahan besar masyarakat modern, target, target dan target. Lalu dimana letaknya syukur? Dalam konteks seperti inilah kita ingin memaknakan pergantian tahun, tidak sekedar mengevaluasi target, tidak sekedar ingin membuat target baru, tetapi menempatkan syukur pada posisi yang mulia dalam kehidupan kita. Antara target dan syukur itulah terletak REFLEKSI!
Refleksi berarti anda melakukan kontemplasi, merenung, fokus pada energi mental untuk menghargai diri anda dan lingkungan (ingat untuk menghargai bukan mengevaluasi). Refleksi adalah proses memanusiakan diri anda, melihat berbagai kemungkinan positif yang ada dan melihat pencapaian-pencapaian yang sudah dilakukan, sekecil apapun pencapaian tersebut itu adalah sebuah prestasi.
Refleksi harus disertai fleksibilitas memaknai tujuan hidup, namun teguh pada keyakinan. Fleksibilitas dalam arti memilih jalan, namun teguh dalam arah akhir. Arah lebih dari sekedar target. Arah membuat kita lebih bermakna, sedangkan target akan membuat anda bagaikan robot. Arah memuliakan, target adalah tapak kecil untuk menuju arah, sehingga target tidak mesti kaku membelenggu kita. Temukan arah dan teguhlah untuk menuju kesana.
Sebuah ilustrasi dapat dipelajari dari cara semut berjalan untuk menuju suatu arah. Semut pada dasarnya berjalan menuju suatu arah. Dalam menuju arah ada target-target kecil yang bisa saja berubah. Dalam berjalan menuju arah, ketika semut berjumpa sesuatu yang menurutnya tidak dapat didaki, semut tidak akan bersikukuh untuk terus berjalan pada jalur yang sama, atau terus menerus membenturkan dirinya kejalan yang sama. Semut akan pindah jalur mencari jalan lain untuk melanjutkan perjalanan, namun tetap menuju arah akhir yang konsisten. Sebuah pembelajaran yang luar biasa. Anda bisa mengubah jalur atau target tetapi mesti harus tetap kukuh dengan arah.
Refleksi pada dasarnya adalah proses merenungi arah bukan mengevaluasi target. Dalam refleksi ada apresiasi, motivasi dan keteguhan untuk berjalan pada arah. Target sering sekali menekan, mengancam bahkan mematikan. Dalam refleksi sesungguhnya kita tidak pernah melihat kegagalan, tetapi lebih kepada pencapaian-pencapaian, sekecil apapun pencapaian tersebut. Selama kita hidup, sekecil apapun kita berkembang dan mencapai sesuatu. Inilah yang harus disyukuri. Jika kita bijak sesungguhnya oleh YANG MAHA KUASA, kita lebih banyak dianugerahi kenikmatan dibandingkan kesulitan. Mengapa kita tidak bersyukur?
Untuk memperteguh rasa syukur, menjelang akhir tahun dan menyongsong tahun baru dalam konteks refleksi, pemikiran Stephen R. Covey tentang THE 7 HABITS layak dikutip. Covey menyebutkan 7 kebiasaan yang mampu menuntun kita menjadi orang yang efektif, yaitu :
1. Jadilah proaktif
2. Merujuk pada tujuan akhir (tujuan akhir adalah arah bukan target yang hanya jangka pendek)
3. Dahulukan yang utama
4. Berpikir menang/menang
5. Berusahalah mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti
6. Wujudkan sinergi
7. Asahlah gergaji
Jadilah proaktif menggambarkan kebebasan memilih yang dimiliki oleh seseorang antara dorongan dan tanggapan. Ini merujuk pada keharusan individu untuk memiliki keinginan-keinginan melawan ketidakberdayaan.
Merujuk pada tujuan akhir ini adalah upaya untuk memberikan arah pada penggunaan imajinasi yang secara kreatif merumuskan apa yang diinginkan dalam jangka panjang. lebih dari sekedar target, tetapi arah akhir apa yang ingin dicapai.
Dahulukan yang utama menuntun kita untuk memiliki prioritas dalam hidup. Prioritas ini harus memperhatikan keseimbangan hidup antara kepentingan diri, keluarga, karir, sosial, religi dan sebagainya.
Sebagai makhluk sosial maka ketiga kebiasaan lain harus mewarnai perilaku kita yaitu berpikir menang/memang, berusaha mengerti orang lain dan wujudkan sinerji. Keberhasilan anda harus menjadi bagian keberhasilan orang lain, demikian pula sebaliknya. Dengan berusaha memahami dan mengerti orang lain akan mendorong orang lain untuk memahami dan mengerti diri anda pula. Sinerji akan memberikan hasil lebih dari sekedar 1+1=2, satu ditambah satu harus lebih dari dua, itulah konteks sinerji.
Kebiasaan yang ketujuh, asahlah gergaji, kembali kediri masing-masing namun dalam konteks untuk terus menerus meningkatkan kualitas dari enam kebiasaan yang ada. Intinya adalah membuat diri kita semakin mandiri dan mendorong saling ketergantungan yang efektif dan positif.
Bukankah anda telah memiliki 6 kebiasaan yang baik tersebut? Tinggal sekarang lakukan yang ke-7 ...... ASAHLAH GERGAJI ANDA .............. Sukses Tahun 2009 dan Selamat Tahun Baru 2010.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar