Pada tanggal 14 s/d 17 Desember 2009 penulis berkesempatan mengikuti program Human Capital and Knowledge Management (KM) di Melbourne dan Sydney Australia. Program ini selain berbentuk lecture dilengkapi pula dengan kunjungan ke perusahaan yang telah menerapkan Knowledge Management (KM) di Australia yaitu LINK:Q dan OPTUS (Yes OPTUS). Kegiatan ini dikoordinasikan oleh Crewe Sharp Career Bridge Consulting dengan Main-Facilitator Michael Meere.
Knowledge Management atau lazim disingkat dengan KM dalam penerapannya tidak terlepas dari aspek Human Capital, disamping dari Organizational Capital. Untuk memahami hal ini lebih lanjut perlu dipahami runtutan terminologi sebagai berikut :
- Sebuah aktivitas dan keberhasilan memerlukan Capital.
- Capital terdiri dari Organizational Capital dan Intellectual Capital.
- Intellectual Capital meliputi : Organizational Intelligence, Organizational Relationship, Intellectual property dan Human Capital.
- Human Capital meliputi : Knowledge Capital, Emotional Capital, Employee Relationships and Networks, Employee Engagement and Commitment, Ethical Capital dan Workforce Diversity.
Jadi Knowledge Management meliputi seluruh hal diatas dengan main-objective sebagai basis pengambilan keputusan strategis perusahaan. Bagaimana dampak Human Capital terhadap KM? Atau dengan perkataan lain disebut dengan “The Human Capital Imperative.” Berikut ini dicuplik pendapat dari beberapa pihak, sebagai berikut :
- Watson Wyatt Worldwide : The primary reason for organizational profitability is the effective management of Human Capital.
- Gachman.I & Luss, R. Building the Business Case for HR in Today’s Climate. Strategic HR Review,1. (4), pp26-29 : Effective, integrated human capital management can result in a 47% increase in market value.
- Harvard Business School Press. Boston : Top 10 enjoyed a 391% ROI in management of their human capital.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh bagaimana mengelola Human Capital. Knowledge Management sendiri sesungguhnya adalah bagaimana mengelola aspek knowledge sebagai inti dari human capital. Sebagaimana diuraikan diatas human capital adalah bagian penting dari intellectual capital yang dimiliki oleh organisasi disamping organizational capital.
Berbicara Human Capital dalam konteks Knowledge Management tiada lain berbicara tentang Knowledge Capital. Pengelolaan Knowledge Capital tidak terlepas dari Ethical Capital, Emotional Capital dan Workforce Diversity.
Kesuksesan penerapan KM dalam sebuah organisasi sangat tergantung pada komitmen Top Leader. Top Leader memegang peranan kunci bagaimana memberdayakan KM. Dari komitmen ini akan menghasilkan strategic decision, supporting dan optimalisasi pemanfaatan KM dalam proses pengelolaan organisasi. Selanjutnya setelah adanya komitmen, maka kesuksesan pengelolaan KM sangat tergantung pada :
- Wisdom applied to work practices.
- Effectiveness and efficiency
- Knowledge and innovation
- Knowledge, employee motivation and engagement
- Knowledge and waste minimization
Disamping faktor-faktor sukses pengelolaan KM diatas, maka terdapat pula faktor-faktor hambatan yang disebut dengan “barriers of human capital best practices” yaitu :
- Structure (include system)
- Culture
- Business Unit Dynamics
Dengan memahami sukses dan hambatan (barrier) dalam KM, maka organisasi dapat memanfaatkan KM untuk :
- Meningkatkan kualitas produk atau layanan.
- Memperkuat dan memperluas kompetensi melalui intellectual assets management.
- Meningkatkan dan mempercepat penyebarluasan pengetahuan dalam organisasi.
- Menerapkan pengetahuan baru untuk meningkatkan kinerja.
- Meningkatkan keuntungan dari adanya inovasi produk baru.
A new era in human capital management is approaching by knowledge management. Value increasingly comes from boosting the productivity of individual workers and from greater workforce innovation. By achieving the most productive possible combinations of workers and work, companies can find a lasting source of competitive advantage.
Knowledge Management atau lazim disingkat dengan KM dalam penerapannya tidak terlepas dari aspek Human Capital, disamping dari Organizational Capital. Untuk memahami hal ini lebih lanjut perlu dipahami runtutan terminologi sebagai berikut :
- Sebuah aktivitas dan keberhasilan memerlukan Capital.
- Capital terdiri dari Organizational Capital dan Intellectual Capital.
- Intellectual Capital meliputi : Organizational Intelligence, Organizational Relationship, Intellectual property dan Human Capital.
- Human Capital meliputi : Knowledge Capital, Emotional Capital, Employee Relationships and Networks, Employee Engagement and Commitment, Ethical Capital dan Workforce Diversity.
Jadi Knowledge Management meliputi seluruh hal diatas dengan main-objective sebagai basis pengambilan keputusan strategis perusahaan. Bagaimana dampak Human Capital terhadap KM? Atau dengan perkataan lain disebut dengan “The Human Capital Imperative.” Berikut ini dicuplik pendapat dari beberapa pihak, sebagai berikut :
- Watson Wyatt Worldwide : The primary reason for organizational profitability is the effective management of Human Capital.
- Gachman.I & Luss, R. Building the Business Case for HR in Today’s Climate. Strategic HR Review,1. (4), pp26-29 : Effective, integrated human capital management can result in a 47% increase in market value.
- Harvard Business School Press. Boston : Top 10 enjoyed a 391% ROI in management of their human capital.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas pengelolaan organisasi sangat ditentukan oleh bagaimana mengelola Human Capital. Knowledge Management sendiri sesungguhnya adalah bagaimana mengelola aspek knowledge sebagai inti dari human capital. Sebagaimana diuraikan diatas human capital adalah bagian penting dari intellectual capital yang dimiliki oleh organisasi disamping organizational capital.
Berbicara Human Capital dalam konteks Knowledge Management tiada lain berbicara tentang Knowledge Capital. Pengelolaan Knowledge Capital tidak terlepas dari Ethical Capital, Emotional Capital dan Workforce Diversity.
Kesuksesan penerapan KM dalam sebuah organisasi sangat tergantung pada komitmen Top Leader. Top Leader memegang peranan kunci bagaimana memberdayakan KM. Dari komitmen ini akan menghasilkan strategic decision, supporting dan optimalisasi pemanfaatan KM dalam proses pengelolaan organisasi. Selanjutnya setelah adanya komitmen, maka kesuksesan pengelolaan KM sangat tergantung pada :
- Wisdom applied to work practices.
- Effectiveness and efficiency
- Knowledge and innovation
- Knowledge, employee motivation and engagement
- Knowledge and waste minimization
Disamping faktor-faktor sukses pengelolaan KM diatas, maka terdapat pula faktor-faktor hambatan yang disebut dengan “barriers of human capital best practices” yaitu :
- Structure (include system)
- Culture
- Business Unit Dynamics
Dengan memahami sukses dan hambatan (barrier) dalam KM, maka organisasi dapat memanfaatkan KM untuk :
- Meningkatkan kualitas produk atau layanan.
- Memperkuat dan memperluas kompetensi melalui intellectual assets management.
- Meningkatkan dan mempercepat penyebarluasan pengetahuan dalam organisasi.
- Menerapkan pengetahuan baru untuk meningkatkan kinerja.
- Meningkatkan keuntungan dari adanya inovasi produk baru.
A new era in human capital management is approaching by knowledge management. Value increasingly comes from boosting the productivity of individual workers and from greater workforce innovation. By achieving the most productive possible combinations of workers and work, companies can find a lasting source of competitive advantage.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar