Minggu, 13 Desember 2009

JAKARTA- SINGAPORE, PEMBELAJARAN DARI SQ

Dalam perjalanan penulis ke Melbourne Australia untuk mengikuti Seminar tentang Knowledge Management Audit penulis sempat singgah ke Singapore. Perjalanan ini mengunakan dua maskapai penerbangan yang beraliansi satu dengan yang lain, yaitu Singapore Airlines (SQ) dan Qantas Australia. Inilah pola bisnis connecting masa kini dan depan. Sebuah keharusan yang harus dilakukan berbagai perusahaan jika ingin bisnisnya tetap eksis.

Perjalanan dari Jakarta ke Singapore menggunakan SQ yang terkenal akan kualitas layanannya. Yang menarik para pramugari SQ tidak harus berusia muda, sebagian dari mereka telah berusia setengah baya, namun sangat prima dan cekatan dalam memberikan pelayanan. Ini menunjukkan kompetensi telah menjadi pertimbangan utama dalam penugasan SDM, tidak sekedar cantik, muda atau penampilan fisikal, namun yang terpenting adalah performa kerjanya.


Ditengah perjalanan tersebut penulis menemukan cara mereka bekerja yang gesit, ramah sekaligus tegas. mereka mampu mengingatkan penumpang untuk mematuhi peraturan penerbangan dengan cara yang cukup simpatik. Mereka juga menghargai budaya lokal penumpang, apakah itu dari Indonesia, China, Western dan sebagainya. Selain itu kita temukan pula saat ini pola bisnis yang sinerjis yaitu dengan aliansi antar berbagai perusahaan untuk mencapai performa kinerja yang saling menguntungkan. itulah yang ditunjukkan oleh SQ dan Qantas.

Ini merupakan pelajaran menarik dalam perilaku bisnis dan perilaku melayani. Memang bisnis masa depan sangat ditentukan oleh kemampuan kerja sama dan kemampuan pelayanan. Itulah kunci kemenangan kompetisi. Istilah Co-opetitive yang merujuk pada kemampuan untuk mampu cooperative sekaligus competitive tampaknya sudah menjadi formula bisnis masa kini dan masa depan. Basis dari pola tersebut sebetulnya terletak pada hubungan kemitraan yang solid. Namun, sesungguhnya dalam kemitraan ini pun mengandung arti kompetisi.

Dalam konteks SQ-Quantas jelas kerjasama adalah pemanfaatan resources bersama dan saling mengisi. Namun, mereka pun sesungguhnya memperhatikan aspek kompetisi, yaitu dari kualitas layanan. Jenis pesawat bisa sama, harga bisa sama, namun kualitas pelayan bisa berbeda. Dan yang membedakannya adalah kualitas SDM. Dengan perkataan lain kualitas pelayanan sangat ditentukan oleh kualitas SDM. Bukankah kita menyaksikan banyak maskapai penerbangan menggunakan jenis pesawat yang sama, namun mengapa performanya bisa berbeda? Jawabannya sekali lagi adalah kualitas SDM, disamping faktor penunjang lain seperti leadership, management, budaya dan proses bisnis. Namun, basis dari semua itu adalah pada SDM.

Jadi jika anda ingin berbeda, buatlah SDM anda berbeda!

Tidak ada komentar: