Jumat, 07 Agustus 2009

MENGENANG W.S. RENDRA

Mengiringi kepergian Tokoh Sastra dan Budaya, ingatkan kembali kenangan akan sajaknya :

SAJAK SEORANG TUA UNTUK ISTRINYA (WS. RENDRA, 1970)

Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh
Hidup adalah untuk mengolah hidup
Bekerja membalik tanah
Memasuki rahasia langit dan samoedra
Serta mencipta dan mengukir dunia

Kita menyandang tugas
Kerna tugas adalah tugas
Bukannya demi sorga atau neraka tetapi demi kehormatan seorang manusia
Kerna sesungguhnya kita bukan debu
Meskipun kita telah reyot, tua renta dan kelabu

Kata dalah kepribadian

Dan harga kita adalah kehormatan kita
Tolehlah lagi kebelakang
Ke masa silam yang tak seorang pun kuasa menghapusnya ………………..

Gejolak bara hati Rendra terukir erat dalam bait-bait sajak-sajat diatas, yang menunjukkan kemauan keras, kekuatan mengarungi hidup dan menjunjung tinggi martabat diri.

Si Burung Merak yang lahir di Solo pada 7 November 1935 telah berpulang ke kekasih hati abadinya Sang Maha Pencipta pada malam Jumat pukul 22.10 tanggal 6 Agustus 2009 di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading.

Ia adalah sosok yang mengharu biru dunia sastra, budaya dan teater Indonesia. Hidup penuh dinamika dengan semangat tinggi dan bara api untuk melawan tirani.

Ia adalah pahlawan tanpa senjata, menyodorkan kata dan pena untuk menghantam kesewena-wenaan.

Suara dan sorot matanya menyalang meruntuhkan keangkuhan kekuasaan. Ia buat sastra dan budaya lebih bernyali dibandingkan ribuan meriam.

Selamat jalan Bung Pemberani berhati suci …… bersemayamlah dengan damai ditaman keabadian nun jauh disana dalam rangkulan kasih Sang Rabbi ………………

Tidak ada komentar: