Judul diatas terasa provokatif. Namun demikianlah kenyataan hidup. Bahwa ada sekelompok orang meragukan keberadaan Tuhan bahkan menganggap tidak ada. Nietzche seorang ahli filsafat bahkan sampai mengatakan tuhan telah mati. Penulis sengaja membedakan antara Tuhan dan "tuhan" yang dalam tanda petik serta diawali dengan huruf "t" yang kecil.
Bagi sekelompok atheis yang tidak percaya Tuhan dan sangat mengagungkan otak dan ilmu pengetahuan menganggap "tuhan" itu diciptakan oleh otak. Proses berpikir manusialah yang menciptakan "tuhan." Termasuk mereka yang mendewakan teori evolusi Darwin (sebagian mengganggap teori evolusi adalah produk Wallace bukan Darwin), bahwa proses kesempurnaan termasuk manusia dimulai secara bertahap dari proses evolusi dari sumber-sumber sebelumnya. Ada yang mengatakan sumber awal kehidupan itu adalah air. Tetapi mengapa mereka tidak berpikir Siapa Pencipta Air sesungguhnya?
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi seorang filsuf keagamaan mencoba menjelaskan bahwa memang Tuhan itu ada berdasarkan pendekatan akal, sebagai berikut :
1. Akal mustahil memandang sesuatu tanpa pencipta, bahkan akal memandang mustahil terjadinya sesuatu yang paling luas maupun paling kecil tanpa pencipta. Bagaikan makanan yang tersedian tentu ada yang memasaknya. Demikian juga semua benda dan makhluk yang ada dialam ini tentulah ada yang menciptakannya.
2. Semua Nabi yang menyampaikan firmanNya tentu ada yang memberitakan kepada mereka tentang hal-hal yang sebetulnya diluar kemampuan manusia. Seorang Nabi yang memperoleh berita mengenai peristiwa ribuan tahun sebelum kelahirannya tentu ada Yang Maha Kuasa yang menyampaikannya. Tidak mungkin Nabi tersebut mengarang karena semua apa yang mereka sampaikan hampir tidak terbantahkan sekalipun dengan ilmu pengetahuan.
3. Adanya sistem yang cermat dalam bentuk ketentuan-ketentuan alam pada makhluk, penciptaan dan pengembangan semua makhluk hidup dialam raya ini. Bagaimana planet bisa bergerak secara serasi, bagaimana panas matahari sesuai dengan kebutuhan kehidupan dan bagaimana pertemua sperma dan sel telur akan menghasilkan makhluk baru tentu ada yang mengaturnya. Dan tidak mungkin semua hal tersebut terjadi secara kebetulan. Tidak mungkin kebetulan itu berulang beribu kali bahkan berjuta kali. Itu adalah sistem yang diciptakan oleh Sang Tangan Maha Kuasa.
Jadi jelas otak itu diciptakan dan ada pencitanya. Kemudian tugas otaklah berpikir untuk merenungi proses penciptaan tersebut bukan mengingkarinya. Bahkan sejumlah peneliti menemukan ada yang disebut dengan God Spot di otak yang merupakan sebuah chip pemberian dari Yang Maha Kuasa yang dinstall kedalam otak agar otak tetap mengingat Si Penciptanya. Namun ini sering sekali diingkari oleh ilmulwan sekuler dan atheis.
Kasus-kasus ilmuwan sekuler dan atheis saat mereka mengalami depresi, kesendirian dan keputusasaan hidup dan saat mendekati sakratul maut pengakuan akan KeTuhanan muncul dalam dirinya. Apakah kita harus menunggu sakaratul maut untuk mengakui keberadaan Tuhan? Jangan sia-siakan Chip Ketuhanan yang ada didalam otak anda.
Bagi sekelompok atheis yang tidak percaya Tuhan dan sangat mengagungkan otak dan ilmu pengetahuan menganggap "tuhan" itu diciptakan oleh otak. Proses berpikir manusialah yang menciptakan "tuhan." Termasuk mereka yang mendewakan teori evolusi Darwin (sebagian mengganggap teori evolusi adalah produk Wallace bukan Darwin), bahwa proses kesempurnaan termasuk manusia dimulai secara bertahap dari proses evolusi dari sumber-sumber sebelumnya. Ada yang mengatakan sumber awal kehidupan itu adalah air. Tetapi mengapa mereka tidak berpikir Siapa Pencipta Air sesungguhnya?
Abu Bakr Jabir Al-Jazairi seorang filsuf keagamaan mencoba menjelaskan bahwa memang Tuhan itu ada berdasarkan pendekatan akal, sebagai berikut :
1. Akal mustahil memandang sesuatu tanpa pencipta, bahkan akal memandang mustahil terjadinya sesuatu yang paling luas maupun paling kecil tanpa pencipta. Bagaikan makanan yang tersedian tentu ada yang memasaknya. Demikian juga semua benda dan makhluk yang ada dialam ini tentulah ada yang menciptakannya.
2. Semua Nabi yang menyampaikan firmanNya tentu ada yang memberitakan kepada mereka tentang hal-hal yang sebetulnya diluar kemampuan manusia. Seorang Nabi yang memperoleh berita mengenai peristiwa ribuan tahun sebelum kelahirannya tentu ada Yang Maha Kuasa yang menyampaikannya. Tidak mungkin Nabi tersebut mengarang karena semua apa yang mereka sampaikan hampir tidak terbantahkan sekalipun dengan ilmu pengetahuan.
3. Adanya sistem yang cermat dalam bentuk ketentuan-ketentuan alam pada makhluk, penciptaan dan pengembangan semua makhluk hidup dialam raya ini. Bagaimana planet bisa bergerak secara serasi, bagaimana panas matahari sesuai dengan kebutuhan kehidupan dan bagaimana pertemua sperma dan sel telur akan menghasilkan makhluk baru tentu ada yang mengaturnya. Dan tidak mungkin semua hal tersebut terjadi secara kebetulan. Tidak mungkin kebetulan itu berulang beribu kali bahkan berjuta kali. Itu adalah sistem yang diciptakan oleh Sang Tangan Maha Kuasa.
Jadi jelas otak itu diciptakan dan ada pencitanya. Kemudian tugas otaklah berpikir untuk merenungi proses penciptaan tersebut bukan mengingkarinya. Bahkan sejumlah peneliti menemukan ada yang disebut dengan God Spot di otak yang merupakan sebuah chip pemberian dari Yang Maha Kuasa yang dinstall kedalam otak agar otak tetap mengingat Si Penciptanya. Namun ini sering sekali diingkari oleh ilmulwan sekuler dan atheis.
Kasus-kasus ilmuwan sekuler dan atheis saat mereka mengalami depresi, kesendirian dan keputusasaan hidup dan saat mendekati sakratul maut pengakuan akan KeTuhanan muncul dalam dirinya. Apakah kita harus menunggu sakaratul maut untuk mengakui keberadaan Tuhan? Jangan sia-siakan Chip Ketuhanan yang ada didalam otak anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar