Minggu, 19 April 2009

MEGALOMANIA

Megalomania, kadang-kadang disebut juga dengan Macromania, termasuk salah satu jenis gangguan dalam kepribadian manusia. Gangguan ini bisa bergerak dari rentang yang ringan sampai dengan berat. Megalomania adalah suatu kecenderungan untuk menilai diri secara berlebihan atau menghargai diri melampaui batas.

Biasanya, megalomania merupakan ciri umum yang ditunjukkan oleh mereka yang memiliki kepribadian narsisistik (narcissistic personality). Tentang narsisistik sendiri telah dibahas tersendiri dalam blog ini sebelumnya.

Megalomania bisa terjadi pada mereka yang memiliki kekuasaan ataupun tidak memiliki kekuasaan. Mereka yang memiliki kekuasaan akan cenderung memperkuat dorongan megalomannya dan bisa secara eksesif menggunakan kekuasaannya untuk memperoleh pengakuan yang berlebihan dari orang lain.

Megalomania dapat menggiring individu untuk semakin menjauhi realitas dan pada titik tertentu akan mendorong munculnya gangguan kepribadian yang serius sehingga mempengaruhi hubungan sosial yang bersangkutan dengan lingkungan. Hal ini akan semakin berbahaya apabila seorang megaloman (orang yang mengalami megalomania) mempunyai posisi strategis dan memiliki kekuasaan sosial politik yang kuat, ia cenderung bertindak berlebihan untuk menyalurkan dorongan patologis dari dalam dirinya dan memaksa pengakuan pihak lain untuk akan “kebesaran” dirinya. Ia dapat bertindak melampaui batas bahkan irrasional.

Banyak pemimpin pemegang kekuasaan secara sosial politik memperlihatkan perilaku seperti ini. Namun, parahnya mereka cenderung memiliki pengikut fanatik yang juga irrasional, sehingga kondisi patologis kepribadiaannya semakin mengental karena memperoleh dukungan dari pengikutnya. Ini mirip situasi simbiose-mutualisme antara pemimpin yang megaloman dengan pengikut yang memerlukan perlindungan secara psikopolitik, saling membutuhkan dan saling memanfatkan, namun kecenderungan kerugian bagi para pengikut lebih besar karena sifat eksploitatif dari seorang megaloman.

Akhir dari seorang pemimpin yang megaloman umumnya tragis. Pada saat mereka kehilangan legitimasi, kehilangan sumber daya dan dukungan untuk berkuasa serta kehilangan kontrol, mereka akan dijatuhkan dan disingkirkan. Kemudian mereka dijadikan kambing hitam terhadap semua persoalan yang ada. Kemudian pengikutnya akan mencari pemimpin baru yang memiliki legitimasi baru.

Tidak ada komentar: