Besok tanggal 9 April 2009 berlangsung Pemilihan Umum (Pemilu) di Indonesia. Setelah melalui masa tenang dan sebelumnya hiruk piku kampanye, saatnya rakyat menentukan pilihan. Memilih adalah hak demokratis rakyat dan hasilnya merupakan amanat rakyat yang harus diemban secara sungguh-sungguh bagi mereka yang sudah memilih.
Pemilu merupakan salah satu wadah penyalur aspirasi rakyat dalam alam demokrasi. Esensi demokrasi adalah rakyat memiliki peran dan kesempatan dalam menentukan pengelolaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Demokrasi adalah mahal dan memerlukan usaha serta kesabaran untuk mewujudkannya. Bukankah biaya penyelenggaraan Pemilu ini sangat besar? Jadi sangat sayang kalau dilewatkan begitu saja atau bahkan sangat disayangkan kalau sampai terjadi gangguan saat pelaksanaannya.
Namun Pemilu dan Demokrasi memerlukan pengawalan secara terus menerus oleh rakyat. Seluruh sistem dan struktur kenegaraan harus memastikan bahwa fungsi kontrol dari rakyat terhadap penyelenggara pemerintah dan kenegaraan tetap berlangsung. Rakyat harus tetap bisa memastikan bahwa penyelenggara pemerintahan dan kenegaraan sesuai dengan konstitusi yang berlaku dan sejalan dengan amanat rakyat.
Bukankah Hitler juga terpilih secara demokratis? Namun, apa yang terjadi berikutnya, fungsi kontrol rakyat Jerman tumpul, Hitler berkuasa bagaikan Dewa, terjadilah tragedi kemanusiaan pada periode Perang Dunia ke-2. Namun, kita juga menemukan kasus ada pemimpin yang terpilih tidak secara demokratis, alias turun temurun dan penunjukkan, tetapi mereka mampu memainkan peran yang demokratis bahkan dicintai rakyatnya.
Jadi bagaimana peran Demokrasi? Jelas demokrasi bertujuan menampung aspirasi dan partisipasi rakyat dalam kehidupan berpolitik, namun ia tidak berhenti hanya pada saat Pemilu. Demorasi harus terus hidup sebelum, selama dan setelah Pemilu. Manusia harus dikontrol, Pemimpin harus senantiasa diamati. Sistem dan Struktur kenegaraan-lah yang bisa memastikan hal tersebut dapat terlaksana dan yang terpenting komitmen Pemimpin dan elit nasional yang bisa menjamin demokrasi akan tetap tegak.
Sebaiknya sebelum menentukan siapa yang akan anda pilih perhatikan rekam jejak orang yang bersangkutan. Bagaimana komitmen mereka terhadap demokrasi, hukum dan hajat hidup rakyat. Gaya hidup mereka layak pula dipertimbangkan, apakah seorang yang bergaya hidup sederhana, kerakyatan? Setelah itu perhatikan kompetensi mereka, bisa dilihat dari pengalaman penugasan, pengalaman organisasi, maupun pengalaman dalam berbagai bidang kehidupan kemasyarakatan lainnya. Setelah melihat masing-masing pribadi mereka baru anda perhatikan bagaimana komitmen partai politik dimana mereka bernaung. Karena Partai Politik juga adalah kumpulan orang-orang, maka perilaku elit politik menjadi cerminan bagaimana partai politik itu nantinya akan berkiprah. Jadi perhatikan pribadi dan perilaku elit partai politik tersebut sebagai bahan pertimbangan anda untuk memilih.
Pesta politik nasional akan berlangsung besok, silakan anda memilih secara langsung, umum, bebas dan rahasia. Putuskan siapa yang menjadi wakil anda dan kontrol mereka setelah terpilih nantinya. Selamat mengikuti Pemilu.
Namun Pemilu dan Demokrasi memerlukan pengawalan secara terus menerus oleh rakyat. Seluruh sistem dan struktur kenegaraan harus memastikan bahwa fungsi kontrol dari rakyat terhadap penyelenggara pemerintah dan kenegaraan tetap berlangsung. Rakyat harus tetap bisa memastikan bahwa penyelenggara pemerintahan dan kenegaraan sesuai dengan konstitusi yang berlaku dan sejalan dengan amanat rakyat.
Bukankah Hitler juga terpilih secara demokratis? Namun, apa yang terjadi berikutnya, fungsi kontrol rakyat Jerman tumpul, Hitler berkuasa bagaikan Dewa, terjadilah tragedi kemanusiaan pada periode Perang Dunia ke-2. Namun, kita juga menemukan kasus ada pemimpin yang terpilih tidak secara demokratis, alias turun temurun dan penunjukkan, tetapi mereka mampu memainkan peran yang demokratis bahkan dicintai rakyatnya.
Jadi bagaimana peran Demokrasi? Jelas demokrasi bertujuan menampung aspirasi dan partisipasi rakyat dalam kehidupan berpolitik, namun ia tidak berhenti hanya pada saat Pemilu. Demorasi harus terus hidup sebelum, selama dan setelah Pemilu. Manusia harus dikontrol, Pemimpin harus senantiasa diamati. Sistem dan Struktur kenegaraan-lah yang bisa memastikan hal tersebut dapat terlaksana dan yang terpenting komitmen Pemimpin dan elit nasional yang bisa menjamin demokrasi akan tetap tegak.
Sebaiknya sebelum menentukan siapa yang akan anda pilih perhatikan rekam jejak orang yang bersangkutan. Bagaimana komitmen mereka terhadap demokrasi, hukum dan hajat hidup rakyat. Gaya hidup mereka layak pula dipertimbangkan, apakah seorang yang bergaya hidup sederhana, kerakyatan? Setelah itu perhatikan kompetensi mereka, bisa dilihat dari pengalaman penugasan, pengalaman organisasi, maupun pengalaman dalam berbagai bidang kehidupan kemasyarakatan lainnya. Setelah melihat masing-masing pribadi mereka baru anda perhatikan bagaimana komitmen partai politik dimana mereka bernaung. Karena Partai Politik juga adalah kumpulan orang-orang, maka perilaku elit politik menjadi cerminan bagaimana partai politik itu nantinya akan berkiprah. Jadi perhatikan pribadi dan perilaku elit partai politik tersebut sebagai bahan pertimbangan anda untuk memilih.
Pesta politik nasional akan berlangsung besok, silakan anda memilih secara langsung, umum, bebas dan rahasia. Putuskan siapa yang menjadi wakil anda dan kontrol mereka setelah terpilih nantinya. Selamat mengikuti Pemilu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar