Perkembangan perpolitikan di tanah air paska Pemilu Legislatif menunjukkan meningkatnya tensi politik sehubungan dengan persiapan penjaringan Calon Presiden (CP) dan Calon Wakil Presiden (CWP) oleh berbagai kekuatan politik. Proses pembentukan koalisi terlihat masih dalam proses tarik ulur. Belum mengentalnya pembentukan koalisi ini tampaknya terkait pula dengan permasalahan CP dan CWP.
Perkembangan politik terakhir menunjukkan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setelah Musyawarah Nasional Partai Demokrat dapat dipastikan akan diusung sebagai Calon Presiden dari Partai Demokrat. Demikian pula PDIP akan mengusung Calon Presiden Megawati Soekarnoputri. Akan halnya Jusuf Kalla (JK), walaupun Rapimnas Golkar menetapkannya sebagai Calon Presiden, namun perkembangan terakhir khususnya kemarin dan hari ini menunjukkan adanya kemungkinan fleksibilitas posisi JK dari Capres menjadi Cawapres, terutama setelah adanya sinyal kemungkinan Golkar akan membuka kembali komunikasi dengan Partai Demokrat. Mengenai dua calon potensial lainnya Wiranto dan Prabowo Subianto masih belum jelas apakah akan mendeklarasikan sebagai Capres atau Cawapres.
Menilik perkembangan tersebut pada kesempatan ini akan dibuat kajian ringkas secara psikologis tentang kesepadanan kepribadian antara Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden dengan asumsi bahwa yang menjadi Calon Presiden adalah SBY, Mega dan JK.
Analisa psikologis ini menggunakan konsep Team Role dari Meredith R. Belbin yang menekankan bahwa suatu tim yang baik atau pasangan yang baik hendaknya memiliki tipe peran yang saling melengkapi bukan melemahkan bahkan bertolak belakang.
Menurut Belbin setidaknya ada 9 tipe peran seseorang dalam tim, yaitu :
1. Coordinator
2. Shaper
3. Plant
4. Monitor Evaluator
5. Implementer
6. Team Worker
7. Resource Investigator
8. Completer
9. Specialist
Coordinator biasanya seseorang yang mampu berperan untuk mengorganisasikan tim secara baik, mampu mengakomodasi kepentingan pihak dan mendorong anggota tim untuk mencapai tujuan tim. Shaper seorang yang mampu bertindak cepat serta dapat memberikan arahan secara jelas, cenderung pada task-orientation. Pant seseorang yang memiliki banyak gagasan, memiliki kemampuan analisis dan menyukai untuk berpikir secara konseptual. Monitor Evaluator adalah seseorang yang jeli dalam melihat suatu permasalah atau kekurangan, dapat mengidentifikasi isu-isu penting dan menginisiasi suatu pemecahan masalah. Implementer adalah seorang yang pragmatis dan fleksibel dalam menyesuaikan cara untuk bekerja. Bekerja sesuai dengan tujuan dan bertindak dengan cara-cara praktis. Team worker adalah seseorang yang berusaha menyesuaikan diri dengan berbagai pihak, cenderung menghindari konflik namun sekaligus kurang memiliki prinsip yang kuat. Resource investigator seseorang yang mampu membangkitkan semangat tim, namun cenderung hanya bersemangat diawal, seorang pemberi informasi dan memiliki kesedian untuk mendukung anggota tim yang lain. Completer adalah seseorang yang selalu berpegang pada standar pekerjaan, senantiasa memperhatikan kemajuan kinerja tim, namun sering mengabaikan hal-hal detail, disisi lain mampu mendelegasikan secara baik. Specialist adalah seseorang yang menyenangi untuk mengkaji suatu isu secara spesifik, cerderung berkutat pada domain konseptual dan senang untuk mengkaji suatu permasalahan.
Memperhatikan deskripsi diatas, dalam kesempatan ini dicoba untuk mengkaji tipe peran dari masing-masing calon tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Latar belakang calon
2. Perjalanan penugasan
3. Isu-isu yang disampaikan baik saat kampanye maupun kesempatan yang lain
4. Analisa pemberitaan massa
5. Sikap dan perilaku yang ditunjukkan
Tentu kesimpulan ini memiliki keterbatasan, namun secara maksimal diupayakan untuk mencari ciri-ciri yang terdekat dengan tipe peran yang sesuai berdasarkan pertimbangan tersebut diatas. Kesimpulan yang dapat diambil meperlihatkan tipe peran dari masing-masing calon tersebut adalah sebagai berikut :
1. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) = bertipe COORDINATOR
2. Megawati Soekarnoputri (MEGA) = bertipe MONITOR EVALUATOR atau COMPLETER
3. Jusuf Kalla (JK) = bertipe SHAPER
SBY yang bertipe Coordinator, terlihat sebagai sosok yang mampu mengorganisasi secara baik, mampu mendengar dan mengakomodasi kebutuhan orang lain. Iapun tampak sebagai seorang yang mampu memanfaatkan kemampuan anggota timnya. Dapat mendorong orang lain untuk membuat keputusan kemudian mampu memperoleh konsensus. Ia seseorang yang bersedia berkonsultasi dan dapat menaruh kepercayaan pada orang lain. Iapun seseorang yang mampu memberikan motivasi.
MEGA cenderung bertipe antara Monitor Evaluator dan Completer. Sebagai Monitor Evaluator, MEGA adalah seseorang yang mampu mengidentifikasi permasalahan, terbuka untuk bekerja dengan seseorang yang kaya gagasan, mementingkan pemecahan masalah secara praktis. Sebagai seorang Completer, MEGA berpegang pada standar pekerjaan, menekankan pentingnya aturan, dan mampu mendelegasikan pekerjaan secara baik.
JK, sebagai seorang yang bertipe Shaper memiliki kemampuan untuk memberikan arahan secara jelas dan cepat dalam mengambil keputusan. Lebih menekankan pada pencapaian target dan kurang begitu mempertimbangkan proses. Lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas (task-orientation). Mampu menetapkan prioritas kerja secara baik dan secara optimal memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada.
Dengan memperhatikan uraian tersebut diatas, agar kepemimpinan mereka sebagai Presiden dapat berjalan secara sukses, disarankan agar mereka memilih Calon Wakil Presiden yang memiliki tipe peran yang komplementer.
Untuk SBY yang bertipe Coordinator disarankan untuk memilih Calon Wakil Presiden yang bertipe peran Implementer, yaitu seseorang yang mampu bertindak praktis, dapat mendefinisikan target dan disisi lain dapat bersikap fleksibel dan mampu menerapkan cara yang cukup bervariasi dalam bekerja.
Untuk MEGA yang berkecenderungan antara Monitor Evaluator dan Complementer disarankan mencari Calon Wakil Presiden yang bertipe Coordinator atau Shaper. Dengan tipe peran yang dimiliki MEGA saat ini ia membutuhkan Calon Wakil Presiden yang mampu mengkoordinasikan seluruh Tim Kabinetnya secara efektif, dan itu ada pada seseorang yang bertipe Coordinator. Selain itu MEGA juga membutuhkan seseorang yang mampu mengambil keputusan secara cepat dan efektif dan ini ada pada mereka yang bertipe Shaper. Tampaknya Wiranto yang bertipe peran Coordinator dan Prabowo yang bertipe peran Shaper dapat menjadi pasangan yang cocok untuk MEGA.
Sedangkan JK yang bertipe Shaper dapat memilih mereka yang bertipe Plant atau Team Worker. Hal ini mengingat JK memiliki kepribadian yang kuat dan cenderung dominan diperlukan Calon Wakil Presiden yang sesuai dengan tipe peran tersebut. Tipe Plant yang kaya gagasan namun lemah dalam impelementasi tampak sesuai dengan JK. Demikian pula tipe peran Team Worker yang cenderung akomodatif dan mendukung pasangannya tampak cocok dengan profil JK.
Kesimpulan diatas memang masih sumir karena mengandalkan data sekunder dan lebih kepada observasi yang bersifat umum. Namun, setidaknya gambaran tersebut dapat membantu kita untuk lebih memahami pentingnya kesepadanan kepribadian antara Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, agar kepemimpinan nasional dimasa datang dapat berjalan secara kompak, serasi dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara ini.
Perkembangan politik terakhir menunjukkan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) setelah Musyawarah Nasional Partai Demokrat dapat dipastikan akan diusung sebagai Calon Presiden dari Partai Demokrat. Demikian pula PDIP akan mengusung Calon Presiden Megawati Soekarnoputri. Akan halnya Jusuf Kalla (JK), walaupun Rapimnas Golkar menetapkannya sebagai Calon Presiden, namun perkembangan terakhir khususnya kemarin dan hari ini menunjukkan adanya kemungkinan fleksibilitas posisi JK dari Capres menjadi Cawapres, terutama setelah adanya sinyal kemungkinan Golkar akan membuka kembali komunikasi dengan Partai Demokrat. Mengenai dua calon potensial lainnya Wiranto dan Prabowo Subianto masih belum jelas apakah akan mendeklarasikan sebagai Capres atau Cawapres.
Menilik perkembangan tersebut pada kesempatan ini akan dibuat kajian ringkas secara psikologis tentang kesepadanan kepribadian antara Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden dengan asumsi bahwa yang menjadi Calon Presiden adalah SBY, Mega dan JK.
Analisa psikologis ini menggunakan konsep Team Role dari Meredith R. Belbin yang menekankan bahwa suatu tim yang baik atau pasangan yang baik hendaknya memiliki tipe peran yang saling melengkapi bukan melemahkan bahkan bertolak belakang.
Menurut Belbin setidaknya ada 9 tipe peran seseorang dalam tim, yaitu :
1. Coordinator
2. Shaper
3. Plant
4. Monitor Evaluator
5. Implementer
6. Team Worker
7. Resource Investigator
8. Completer
9. Specialist
Coordinator biasanya seseorang yang mampu berperan untuk mengorganisasikan tim secara baik, mampu mengakomodasi kepentingan pihak dan mendorong anggota tim untuk mencapai tujuan tim. Shaper seorang yang mampu bertindak cepat serta dapat memberikan arahan secara jelas, cenderung pada task-orientation. Pant seseorang yang memiliki banyak gagasan, memiliki kemampuan analisis dan menyukai untuk berpikir secara konseptual. Monitor Evaluator adalah seseorang yang jeli dalam melihat suatu permasalah atau kekurangan, dapat mengidentifikasi isu-isu penting dan menginisiasi suatu pemecahan masalah. Implementer adalah seorang yang pragmatis dan fleksibel dalam menyesuaikan cara untuk bekerja. Bekerja sesuai dengan tujuan dan bertindak dengan cara-cara praktis. Team worker adalah seseorang yang berusaha menyesuaikan diri dengan berbagai pihak, cenderung menghindari konflik namun sekaligus kurang memiliki prinsip yang kuat. Resource investigator seseorang yang mampu membangkitkan semangat tim, namun cenderung hanya bersemangat diawal, seorang pemberi informasi dan memiliki kesedian untuk mendukung anggota tim yang lain. Completer adalah seseorang yang selalu berpegang pada standar pekerjaan, senantiasa memperhatikan kemajuan kinerja tim, namun sering mengabaikan hal-hal detail, disisi lain mampu mendelegasikan secara baik. Specialist adalah seseorang yang menyenangi untuk mengkaji suatu isu secara spesifik, cerderung berkutat pada domain konseptual dan senang untuk mengkaji suatu permasalahan.
Memperhatikan deskripsi diatas, dalam kesempatan ini dicoba untuk mengkaji tipe peran dari masing-masing calon tersebut dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Latar belakang calon
2. Perjalanan penugasan
3. Isu-isu yang disampaikan baik saat kampanye maupun kesempatan yang lain
4. Analisa pemberitaan massa
5. Sikap dan perilaku yang ditunjukkan
Tentu kesimpulan ini memiliki keterbatasan, namun secara maksimal diupayakan untuk mencari ciri-ciri yang terdekat dengan tipe peran yang sesuai berdasarkan pertimbangan tersebut diatas. Kesimpulan yang dapat diambil meperlihatkan tipe peran dari masing-masing calon tersebut adalah sebagai berikut :
1. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) = bertipe COORDINATOR
2. Megawati Soekarnoputri (MEGA) = bertipe MONITOR EVALUATOR atau COMPLETER
3. Jusuf Kalla (JK) = bertipe SHAPER
SBY yang bertipe Coordinator, terlihat sebagai sosok yang mampu mengorganisasi secara baik, mampu mendengar dan mengakomodasi kebutuhan orang lain. Iapun tampak sebagai seorang yang mampu memanfaatkan kemampuan anggota timnya. Dapat mendorong orang lain untuk membuat keputusan kemudian mampu memperoleh konsensus. Ia seseorang yang bersedia berkonsultasi dan dapat menaruh kepercayaan pada orang lain. Iapun seseorang yang mampu memberikan motivasi.
MEGA cenderung bertipe antara Monitor Evaluator dan Completer. Sebagai Monitor Evaluator, MEGA adalah seseorang yang mampu mengidentifikasi permasalahan, terbuka untuk bekerja dengan seseorang yang kaya gagasan, mementingkan pemecahan masalah secara praktis. Sebagai seorang Completer, MEGA berpegang pada standar pekerjaan, menekankan pentingnya aturan, dan mampu mendelegasikan pekerjaan secara baik.
JK, sebagai seorang yang bertipe Shaper memiliki kemampuan untuk memberikan arahan secara jelas dan cepat dalam mengambil keputusan. Lebih menekankan pada pencapaian target dan kurang begitu mempertimbangkan proses. Lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas (task-orientation). Mampu menetapkan prioritas kerja secara baik dan secara optimal memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada.
Dengan memperhatikan uraian tersebut diatas, agar kepemimpinan mereka sebagai Presiden dapat berjalan secara sukses, disarankan agar mereka memilih Calon Wakil Presiden yang memiliki tipe peran yang komplementer.
Untuk SBY yang bertipe Coordinator disarankan untuk memilih Calon Wakil Presiden yang bertipe peran Implementer, yaitu seseorang yang mampu bertindak praktis, dapat mendefinisikan target dan disisi lain dapat bersikap fleksibel dan mampu menerapkan cara yang cukup bervariasi dalam bekerja.
Untuk MEGA yang berkecenderungan antara Monitor Evaluator dan Complementer disarankan mencari Calon Wakil Presiden yang bertipe Coordinator atau Shaper. Dengan tipe peran yang dimiliki MEGA saat ini ia membutuhkan Calon Wakil Presiden yang mampu mengkoordinasikan seluruh Tim Kabinetnya secara efektif, dan itu ada pada seseorang yang bertipe Coordinator. Selain itu MEGA juga membutuhkan seseorang yang mampu mengambil keputusan secara cepat dan efektif dan ini ada pada mereka yang bertipe Shaper. Tampaknya Wiranto yang bertipe peran Coordinator dan Prabowo yang bertipe peran Shaper dapat menjadi pasangan yang cocok untuk MEGA.
Sedangkan JK yang bertipe Shaper dapat memilih mereka yang bertipe Plant atau Team Worker. Hal ini mengingat JK memiliki kepribadian yang kuat dan cenderung dominan diperlukan Calon Wakil Presiden yang sesuai dengan tipe peran tersebut. Tipe Plant yang kaya gagasan namun lemah dalam impelementasi tampak sesuai dengan JK. Demikian pula tipe peran Team Worker yang cenderung akomodatif dan mendukung pasangannya tampak cocok dengan profil JK.
Kesimpulan diatas memang masih sumir karena mengandalkan data sekunder dan lebih kepada observasi yang bersifat umum. Namun, setidaknya gambaran tersebut dapat membantu kita untuk lebih memahami pentingnya kesepadanan kepribadian antara Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden, agar kepemimpinan nasional dimasa datang dapat berjalan secara kompak, serasi dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi bangsa dan negara ini.