Minggu, 15 Juni 2008

PSYCHOLOGY CORNER : PEMIKIRAN TENTANG PSIKOLOGI

Ada pemikiran menarik tentang psikologi yang muncul dalam perbincangan di milist psikologi unpad. Berhubung tidak semua bisa akses ke milist tersebut, aku coba cuplik pemikiran dari Sdr. Indra Kusumah SKL tentang hal tersebut, mudah-mudahan yang lain bisa membaca dan bermanfaat.
Psikologi sebagai sebuah disiplin ilmu terbilang berusia muda. Ilmupengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental itudiklaim Barat baru muncul pada tahun 1879 M -- ketika Wilhelm Wundtmendirikan laboratorium pertamanya di Leipzig. Padahal, jauh sebelumitu peradaban manusia dari zaman ke zaman telah menaruh perhatian padamasalah-masalah psikologi.Peradaban manusia kuno di Mesir, Yunani, Cina, dan India telahmemikirkan tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktubersamaan. Kebudayaan kuno itu juga telah memikirkan tentang sifatpikiran, jiwa, ruh, dan sebagainya. Masyarakat Mesir Kuno dalamcatatan yang tertulis pada papirus bertarik 1550 SM telah mencobamendeskripsikan tentang otak dan beberapa spekulasi mengenai fungsinya.Selain itu, filsuf Yunani Kuno, Thales, juga telah mengelaborasi apayang disebut sebagai psuch atau jiwa. Pemikir lainnya dari peradabanYunani Kuno seperti Plato, Pythagoras, dan Aristoteles juga turutmendedikasikan diri mereka untuk mempelajari dan mengembangkandasar-dasar psikologi. Sejak abad ke-6 M, peradaban Cina telahmengembangkan tes kemampuan sebagai bagian dari sistem pendidikan.Lalu bagaimana peradaban Islam berperan dalam mengembangkan psikologi?Sebenarnya. jauh sebelum Barat mendeklarasikan berdirinya disiplinilmu psikologi di abad ke-19 M, di era keemasannya para psikolog dandokter Muslim telah turut mengembangkan psikologi dengan membangunklinik yang kini dikenal sebagai rumah sakit psikiatris.Di era kekhalifahan, psikologi berkembang beriringan dengan pesatnyapencapaian dalam ilmu kedokteran. Pada masa kejayaannya, para psikologMuslim telah mengembangkan Psikologi Islam atau Ilm-Al Nafsiat.Psikologi yang berhubungan dengan studi nafs atau jiwa itu mengkajidan mempelajari manusia melalui qalb (jantung), ruh, aql(intelektual) , dan iradah (kehendak).Kontribusi para psikolog Muslim dalam mengembangkan dan mengkajipsikologi begitu sangat bernilai. Sejarah mencatat, sarjana Muslimterkemuka, Al-Kindi, merupakan psikolog Muslim pertama yang mencobamenerapkan terapi musik. Psikolog Muslim lainnya, Ali ibn Sahl RabbanAl-Tabari, juga diakui dunia sebagai orang pertama yang menerapkanpsikoterapi atau 'al-`ilaj al-nafs'.Psikolog Muslim di era kejayaan, Ahmed ibnu Sahl Al-Balkhi, merupakansarjana pertama yang memperkenalkan konsep kesehatan spiritual ataual-tibb al-ruhani dan ilmu kesehatan mental. Al-Balkhi diyakinisebagai psikolog medis dan kognitif pertama yang secara jelasmembedakan antara neuroses dan psychoses untuk mengklasifikasigangguan penyakit syaraf.Melalui kajian yang dilakukannya, Al-Balkhi, juga mencoba untukmenunjukkan secara detail bagaimana terapi rasional dan spiritualkognitif dapat digunakan untuk memperlakukan setiap kategori penyakit.Pencapaian yang berhasil ditorehkan Al-Balkhi pada abad pertengahanitu terbilang begitu gemilang.Sumbangan yang tak kalah pentingnya terhadap studi psikologi jugadiberikan oleh Al-Razi. Rhazes - begitu orang Barat menyebut Al-Razi -telah menorehkan kemajuan yang begitu signifikan dalam psikiatri.Melalui kitab yang ditulisnya yakni El-Mansuri dan Al-Hawi, Al-Razimengungkapkan definisi symptoms (gejala) dan perawatannya untukmenangani sakit mental dan masalah-masalah yang berhubungan dengankesehatan mental.Al-Razi juga tercatat sebagai psikolog pertama yang membuka ruangpsikiatri di sebuah rumah sakit di Kota Baghdad. Pada saat yang sama,Barat belum mengenal dan menerapkan hal serupa, sebab waktu itu Eropaberada dalam era kegelapan. Apa yang telah dilakukan Al-Razi di masakekhalifahan Abbasiyah itu kini diterapkan di setiap rumah sakit.Pemikir Muslim lainnya di masa keemasan Islam yang turut menyumbangkanpemikirannya untuk mengembangkan psikologi adalah Al-Farabi. Ilmuwantermasyhur ini secara khusus menulis risalah terkait psikologi sosialdan berhubungan dengan studi kesadaran. Dari Andalusia, dokter bedahterkemuka, Al-Zahrawi, alias Abulcasis mempelopori bedah syaraf.Selain itu, Ibnu Zuhr, alias Avenzoar tercatat sebagai psikolog Muslimpertama yang mencetuskan deskripsi tentang penyakit syaraf secaraakurat. Ibnu Zuhr juga telah memberi sumbangan yang berarti bagineuropharmakology modern. Yang tak kalah penting lagi, Ibnu Rusyd atauAverroes -- ilmuwan Muslim termasyhur - telah mencetuskan adanyapenyakit Parkinson's.Ali ibnu Abbas Al-Majusi, psikolog Muslim lainnya di masa kejayaanturut menyumbangkan pemikirannya bagi studi psikologi. Ia merupakanpsikolog yang menghubungkan antara peristiwa-peristiwa psikologistertentu dengan perubahan psikologis dalam tubuh. Ilmuwan besar Muslimlainnya, Ibnu Sina, alias Avicenna dalam kitabnya yang fenomenal Canonof Medicine juga mengupas masalah neuropsikiatri. Ibnu Sinamenjelaskan pendapatnya tentang kesadaran diri atau self-awareness.Sementara itu, Ibnu Al-Haitham alias Alhazen lewat kitabnya yangterkenal Book of Optics dianggap telah menerapkan psikologieksperimental, yakni psikologi persepsi visual. Dialah ilmuwan pertamayang mengajukan argumen bahwa penglihatan terjadi di otak,dibandingkan di mata. Al-Haitham mengesakan bahwa pengalaman seseorangmemiliki efek pada apa yang dilihat dan bagaimana seseorang melihat.Menurut Al-Haitham, penglihatan dan persepsi adalah subjektif.Al-Haitham juga adalah ilmuwan pertama yang menggabungkan fisikadengan psikologi sehingga terbentuklah psychophysics. Melaluipercobaan yang dilakukannya dalam studi psikologi, Al-Haitham banyakmengupas tentang persepsi visual termasuk sensasi, variasi, dalamsensitivitas, sensasi rabaan, persepsi warna, serta persepsi kegelapan.Sejarawan psikologi, Francis Bacon menyebut Al-Haitham sebagai ilmuwanyang meletakkan dasar-dasar psychophysics dan psikologi eksperimental.Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukannya, Bacon merasa yakinbahwa Al-Haitham adalah sarjana pertama yang berhasil menggabungkanfisika dengan psikologi, dibandingkan Fechner yang baru menulisElements of Psychophysics pada tahun 1860 M.Bacon juga mengakui Al-Haitham sebagai pendiri psikologieksperimental. Dia mencetuskan teori besar itu pada awal abad ke-11 M.Selain itu, dunia juga mengakui Al-Biruni sebagai salah seorangperintis psikologi eksperimental lewat konsep reaksi waktu yangdicetuskannya. Sayangnya, sumbangan yang besar dari para ilmuwanMuslim terhadap studi psikologi itu seakan tak pernah tenggelamditelan zaman.Rumah Sakit Jiwa Pertama di DuniaUmat Muslim di era keemasan kembali membuktikan bahwa Islam adalahpelopor peradaban. Sepuluh abad sebelum masyarakat Barat memilikirumah sakit jiwa untuk mengobati orang-orang yang mengalami gangguankejiwaan, umat Muslim di kota Baghdad pada tahun 705 M sudahmendirikannya. Rumah sakit jiwa atau insane asylums mulai didirikanpara dokter dan psikolog Islam pada masa kekhalifahan.Tak lama setelah itu, di awal abad ke-8 M peradaban Muslim di kota Fesjuga telah memiliki rumah sakit jiwa. Rumah sakit jiwa juga sudahberdiri di kota Kairo pada tahun 800 M. Setelah itu pada tahun 1270 M,kota Damaskus dan Aleppo juga mulai memiliki rumah sakit jiwa. Rumahsakit jiwa itu dibangun para dokter dan psikolog sebagai tempat untukmerawat pasien yang mengalami beragam gangguan kejiwaan.Sementara itu, Inggris - negara terkemuka di Eropa -- baru membukarumah sakit jiwa pada tahun 1831 M. Rumah sakit jiwa pertama diInggris itu adalah Middlesex County Asylum yang terletak di Hanwellsebelah barat London. Pemerintah Inggris membuka rumah sakit jiwasetelah mendapat desakan dari Middlesex County Court Judges. Setelahitu Inggris mengeluarkan Madhouse Act 1828 M.Psikolog Muslim di abad ke-10 M, Ahmed ibnu Sahl Al-Balkhi, (850 M -934 M) telah mencetuskan gangguan atau penyakit yang berhubunganantara pikiran dan badan. Al-Balkhi berkata, ''Jika jiwa sakit, makatubuh pun tak akan bisa menikmati hidup dan itu bisa menimbulkanpenyakit kejiwaan.'' Al-Balkhi mengakui bahwa badan dan jiwa bisasehat dan bisa pula sakit alias keseimbangan dan ketidakseimbangan.Dia menulis bahwa ketidakseimbangan dalam tubuh dapat menyebabkandemam, sakit kepala, dan rasa sakit di badan. Sedangkan, papar dia,ketidakseimbangan dalam jiwa dapat mencipatakan kemarahan,kegelisahan, kesedihan, dan gejala-gejala yang berhubungan dengankejiwaan lainnya.Dia juga mengungkapkan dua macam penyebab depresi. Pertama, kataAl-Balkhi, depresi disebabkan oleh alasan yang diketahui, sepertimengalami kegagalan atau kehilangan. Ini bisa disembuhkan secarapsikologis. Kedua, depresi bisa terjadi oleh alasan-alasan yang takdiketahui, kemukinan disebabkan alasan psikologis. Tipe kedua ini bisadisembuhkan melalui pemeriksaan ilmu kedokteran.Begitulah para pemikir Muslim di era keemasan memberikan begitu banyaksumbangan bagi pengembangan psikologi.Pemikir Islam dan Psikologi- Ibnu Sirin: Ilmuwan Muslim ini memberi sumbangan bagi pengembanganpsikologi melalui bukunya berjudul a book on dreams and dreaminterpretation.- Al-Kindi alias Alkindus: Dialah pemikir Muslim terkemuka yangmengembangkan bentuk-bentuk terapi musik.- Ali ibn Sahl Rabban Al-Tabari: Dialah ilmuwan yang mengambangkanal-`ilaj al-nafs atau psikoterapi.- Al-Farabi alias Alpharabius: Inilah pemikir Islam yang mendiskusikanmasalah yang berhubungan dengan psikologi sosial dan studi kesadaran.- Ali ibn Abbas al-Majusi: Dia adalah sarjana Muslim yang menjelaskantentang neuroanatomy dan neurophysiology.- Abu al-Qasim Al-Zahrawi (Abulcasis): Inilah bapak ilmu bedah modernyang pertamakali menjelaskan bedah syaraf atau neurosurgery.- Abu Rayhan al-Biruni: Dialah pemikir Islam yang menjelaskan reaksiwaktu.- Ibn Tufail: Inilah sarjana Muslim yang mengantisipasi argumen tabularasa.- Abu Al-Qasim Al-Zahrawi (Abulcasis): Inilah bapak ilmu bedah modernyang pertamakali menjelaskan bedah syaraf atau neurosurgery( heri ruslan )

1 komentar:

Unknown mengatakan...

artikelnya keren banged..
izin share yah..
ntar saya sertakan alamat blog yang anda miliki.