Tema minggu ini adalah Cooperative Education ( Coop), yaitu suatu program yang diikuti oleh mahasiswa yang telah merampungkan seleuruh mata kuliahnya (tingkat akhir) untuk bekerja diperusahaan dalam jangka waktu tertentu (biasanya 3-4 bulan). Mahasiswa tersebut digaji layaknya karyawan dan memiliki hak dan kewajiban yang menyerupai karyawaan. Program Coop ini sangat populer di Amerika, diantara universitas yang cukup gencar mempraktikkannya adalah North Eastern University Boston dan Professor Zion adalah seorang tokoh yang sangat populer mempromosikan kegiatan tersebut. Aku pernah bertemu dengan Prof. Zion pada sekitar tahun 1997 di Bogor pada saat acara International Conference of WACE (World Association of Cooperative Education). Beliau orang yang ramah dan sangat peduli pendidikan/pengembangan SDM di negara-negara berkembang. Beliau banyak menampung dan membimbing para mahasiswa yang berasal dari karyawan Telkom di Amerika. Telkom sendiri pernah mendapat penghargaan international untuk program Coop.
Pada hari Rabu 25 Juni 2008, di GCC Telkom Jl. Gatot Subroto Jakarta dilakukan peluncuran program Coop Telkom Group yang dibuka oleh Menteri Pendidikan Nasional Prof. Dr. Bambang Sudibyo. Acara ini dilakukan secara nasional dengan memanfaatkan jaringan Indonet Telkom. Pak menteri berdialog interaktif selain dengan peserta di Jakarta, juga secara videoconference berdialog dengan peserta di Makassar (Unhas) dan Pekanbaru (Unri).
Para peserta Coop ini telah melalui seleksi yang ketat sehingga terpilih yang terbaik. Sebagian dari mereka bahkan berhasil terpilih untuk menjadi karyawan. Program ini menggambarkan suatu implementasi Link and Match antara Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha. Pengalamanku dibidang SDM saat menerima karyawan baru terkadang sikap mental mereka belum cukup siap untuk menempatkan diri sebagai seorang pekerja. Belum lagi terkadang ada kesejangan antara keahlian yang dipersiapkan/diberikan perguruan tinggi dengan tuntutan lingkungan pekerjaan. Sehingga program on job training harus dilakukan secara lebih mendalam agar karyawan baru benar-benar siap untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
Beberapa hal yang aku temui dalam menghadapi karyawan baru adalah sebagai berikut :
1. Karyawan baru memiliki sikap yang terlalu ideal sehingga kurang siap menghadapi realitas yang ada.
2. Terpaku pada konsep dan teori namun lemah dalam implementasi.
3. Tertinggal dalam konsep dan teori, menggunakan pendekatan lama untuk sesuatu yang baru.
4. Lemah dalam teamwork, lebih menonjolkan ego-individual.
5. Kritis namun lemah dalam menawarkan solusi.
Hal-hal tersebut diatas perlu mendapat perhatian kalangan dunia pendidikan. Coop adalah salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut diatas. Coop dapat dikatakan pula sebagai media Link and Match yang cukup efektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar