Pada tanggal 25 Juni 2010 penulis diminta untuk memberikan pembekalan kepada para Mahasiswa Institut Teknologi Telkom (ITT) di Kampus ITT Dayeuh Kolot Bandung. Pembekalan ini dalam rangka persiapan bagi para mahasiswa yang akan mengikuti Geladi di berbagai kantor Telkom yang ada diseluruh Indonesia. Kegiatan diikuti sejumlah hampir 1000 peserta dihadiri oleh Pembantu Rektor, Direktur Dukungan Akademik dan Kepala Bagian Administrasi ITT.
Geladi adalah program latihan kerja lapangan bagi mahasiswa yang telah mengikuti program pendidikan paling sedikit 4 semester, untuk mengenal dan menghayati ruang lingkup pekerjaan operasional dilapangan, belajar mengadaptasikan diri dengan lingkungan guna melengkapi proses belajar yang didapat di bangku kuliah.
Program Geladi ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktek kerja kepada para mahasiswa secara langsung serta menggali berbagai permasalahan kerja yang timbul di lapangan. Hal ini diperlukan untuk meningkatan wawasan dan keterampilan baik secara tehnis maupun hubungan kemanusiaan serta memberikan pengalaman dalam tim kerja dan mendorong timbulnya inovasi kepada peserta geladi.
Dalam pengalaman penulis saat melakukan kegiatan rekrutmen atau mengamati para karyawan baru yang baru menyelesaikan pendidikan sering sekali mereka mengalami kesulitan dalam proses adaptasi, baik adaptasi terhadap bidang pekerjaan, adaptasi dalam hubungan sosial atau pun adapatasi dalam penyesuaian lingkungan yang lebih luas.
Jika ditilik kesulitan adaptasi tersebut bersumber dari ketidakmatangan emosi dan kurang memiliki keterampilan sosial. Disisi lain mereka memiliki kemampuan inteletualitas dan wawasan keilmuan yang baik, namun dalam praktek atau implementasinya sering mengalami kesulitan. Hal ini berakibat pada kurang berhasilnya mereka dalam memulai tugas-tugasnya sebagai seorang karyawan baru. Memang disini peran mentor atau para atasannya sangat penting untuk memberikan dukungan yang diperlukan agar dalam proses awal bekerja tersebut dapat berlangsung dengan baik.
Hal lain yang perlu dicermati adalah keterbiasaan seseorang dalam menghadapi situasi kerja, yang tentu variabelnya sangat berbeda dengan lingkungan pendidikan. Untuk meminimalkan kesenjangan ini sering dilakukan kerjasama antara lembaga pendidikan atau Perguruan Tinggi dengan Dunia Usaha. Diantaranya dengan program magang, praktek kerja, cooperative education (Coop) atau kegiatan geladi.
Dalam diskusi penulis dengan para mahasiswa terlihat mereka memahami dengan baik bidang keilmuannya, namun sering kebingungan mengaplikasikan hakl tersebut dalam situasi kerja. Mereka pun kurang terbiasa bekerja dalam tim, namun disisi lain masih kurang cukup mandiri untuk mengatasi masalah. Ini semakin memperkuat tesis bahwa faktor emosional dan sosiabilitas menjadi faktor yang cukup mempengaruhi permasalahan tersebut. Mungkin perlu dipikirkan dan dirumuskan secara tepat bagaimana mengatasi kesenjangan ini, yaitu suatu rumusan untuk mempersiapkan peserta didik atau mahasiswa agar memiliki kematangan emosional dan sosial yang cukup. Sehingga pada saat mereka menyelesaikan pendidikan, selain memiliki kemampuan intelektual yang cukup, mereka pun memiliki bekal emosional dan sosial yang matang pula. Adakah Perguruan Tinggi yang berminat untuk membahas dan merancang hal ini secara sungguh-sungguh?
Geladi adalah program latihan kerja lapangan bagi mahasiswa yang telah mengikuti program pendidikan paling sedikit 4 semester, untuk mengenal dan menghayati ruang lingkup pekerjaan operasional dilapangan, belajar mengadaptasikan diri dengan lingkungan guna melengkapi proses belajar yang didapat di bangku kuliah.
Program Geladi ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktek kerja kepada para mahasiswa secara langsung serta menggali berbagai permasalahan kerja yang timbul di lapangan. Hal ini diperlukan untuk meningkatan wawasan dan keterampilan baik secara tehnis maupun hubungan kemanusiaan serta memberikan pengalaman dalam tim kerja dan mendorong timbulnya inovasi kepada peserta geladi.
Dalam pengalaman penulis saat melakukan kegiatan rekrutmen atau mengamati para karyawan baru yang baru menyelesaikan pendidikan sering sekali mereka mengalami kesulitan dalam proses adaptasi, baik adaptasi terhadap bidang pekerjaan, adaptasi dalam hubungan sosial atau pun adapatasi dalam penyesuaian lingkungan yang lebih luas.
Jika ditilik kesulitan adaptasi tersebut bersumber dari ketidakmatangan emosi dan kurang memiliki keterampilan sosial. Disisi lain mereka memiliki kemampuan inteletualitas dan wawasan keilmuan yang baik, namun dalam praktek atau implementasinya sering mengalami kesulitan. Hal ini berakibat pada kurang berhasilnya mereka dalam memulai tugas-tugasnya sebagai seorang karyawan baru. Memang disini peran mentor atau para atasannya sangat penting untuk memberikan dukungan yang diperlukan agar dalam proses awal bekerja tersebut dapat berlangsung dengan baik.
Hal lain yang perlu dicermati adalah keterbiasaan seseorang dalam menghadapi situasi kerja, yang tentu variabelnya sangat berbeda dengan lingkungan pendidikan. Untuk meminimalkan kesenjangan ini sering dilakukan kerjasama antara lembaga pendidikan atau Perguruan Tinggi dengan Dunia Usaha. Diantaranya dengan program magang, praktek kerja, cooperative education (Coop) atau kegiatan geladi.
Dalam diskusi penulis dengan para mahasiswa terlihat mereka memahami dengan baik bidang keilmuannya, namun sering kebingungan mengaplikasikan hakl tersebut dalam situasi kerja. Mereka pun kurang terbiasa bekerja dalam tim, namun disisi lain masih kurang cukup mandiri untuk mengatasi masalah. Ini semakin memperkuat tesis bahwa faktor emosional dan sosiabilitas menjadi faktor yang cukup mempengaruhi permasalahan tersebut. Mungkin perlu dipikirkan dan dirumuskan secara tepat bagaimana mengatasi kesenjangan ini, yaitu suatu rumusan untuk mempersiapkan peserta didik atau mahasiswa agar memiliki kematangan emosional dan sosial yang cukup. Sehingga pada saat mereka menyelesaikan pendidikan, selain memiliki kemampuan intelektual yang cukup, mereka pun memiliki bekal emosional dan sosial yang matang pula. Adakah Perguruan Tinggi yang berminat untuk membahas dan merancang hal ini secara sungguh-sungguh?