Rabu, 10 Februari 2010

PERSONALITY DISORDER

Personality disorder atau gangguan kepribadian merupakan suatu terminologi yang agak sukar didefinisikan dan juga tidak mudah untuk menegaskan bagaimana kepribadian yang normal kemudian berubah menjadi terganggu.

WHO mendefinisikan gangguan kepribadian sebagai suatu bentuk perilaku yang sudah menetap dan manifes yang membuat seseorang berespon terhadap situasi personal maupun sosial secara kaku/tidak sesuai. Terjadi suatu penyimpangan yang ekstrim dibandingkan dengan rata-rata orang dalam hal berperilaku, berpikir, perasaaan. Hal ini sering terjadi meskipun tidak selalu dan tergantung dari tingkat permasalahan subyektif yang dihadapi maupun permasalahan yang terkait dengan fungsi dan kinerja sosial. (WHO, 1992).

Gejala awal gangguan kepribadian mulai terlihat sejak masa remaja dan dewasa awal kemudian mulai menetap pada usia pertengahan.


Tipologi Gangguan Kepribadian :

1. Affective ; terjadi kerentanan perasaan dalam jangka panjang seperti depresi.
2. Anti-social ; kadang disebut dengan psikopat atau sosiopat, yaitu hilangnya hati nurani, tidak mampu belajar dari kesalahan, pelanggaran hukum, kekerasan, superficial.
3. Avoidant ; dikenal anxious, hipersensitif.
4. Borderline ; Ketidakstabilan perasaan, hubungan interpersonal dan citra diri.
5. Dependent ; Ketidakmampun untuk memenuhi tuntutan normal, submisif dan tidak berdaya.
6. Depressive ; temperamen depresif jangka panjang.
7. Explosive ; agresi yg tidak terkontrol baik verbal maupun fisik, namun berbeda dengan anti sosial.
8. Histrionic ; disebut juga histerical. Sangat tergantung dan mencari perhatian, emosi tumpul, mendramatisasi, egosentris.
9. Narcissistic ; mencintai diri, merasa penting hipersensitif atas penilaian orang lain.
10. Obsessional ; kaku, kompulsif, inflexible dan perfectionist. Disebut juga dgn anankastic.
11. Paranoid ; sensitif, curiga dan cemburu serta suka menuduh.
12. Passive/aggressive ; pasif resisten thd tuntutan sosial atau pekerjaan dan menghindari tanggung jawab.
13. Schizoid ; menghindari diri, introspective dan memisahkan diri. Ketidakmampuan beriteraksi sosial. Kekakuan dalam ekspresi emosional.
14. Schizotypal ; isolasi diri, memiliki ide yang esentrik.


Kriteri Gangguan Kepribadian (setidaknya 5 diantaranya), yaitu :

1. Secara konstan menghindari kenyataan dan sering berimajinasi.
2. Tidak stabil dan secara intens menempatkan hubungan sosial antara secara ideal dan devaluasi.
3. Ketidakstabilan dalam memahami diri.
4. Impulsif.
5. Merasa terancam atau melakukan kegiatan yang merugikan diri sendiri secara berulang.
6. Ketidakstabilan perasaan, perubahan yang cepat dalam merespon kejadian eksternal.
7. Kekosongan perasaan yang kronik.
8. Sangat pemarah dan kesulitan mengendalikan amarah.
9. Saat tertentu terjadi psikotic ringan, seperti kehilangan kontak dengan realitas saat menghadapi stress.


SEBAB-SEBAB

Bukti-bukti yang jelas dari adanya pengaruh genetik ditemukan dalam gangguan kepribadian seperti anti social dan schizotipal, tetapi kerpibadian pada umumnya memang dipengaruhi oleh faktor herediter. Namun, hal tersebut perlu kita kaji lebih lanjut terhadap kemungkinan pengaruh interaksi awal dimasa kanak-kanak di lingkungan keluarga yang kemudian membentuk perilaku abnormal pada saat individu menjadi dewasa.

Psikoanalisa memfokuskan pada relasi awal antara anak dengan ibunya dimana anak tersebut ditolak, kekerasan dikeluarga dan orang tua yang bertindak sewenang-wenang akan membentuk anak yang mengalami masalah kepribadian. Perubahan kepribadian dapat muncul setelah adanya stress yang kuat atau mungkin juga karena adanya perubahan di otak seperti benturan di kepala, dementia atau terjadi pendarahan dan tumor di otak.


PENANGANAN

Psikoterapi dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Psikoterapis dan konselor biasanya memiliki keinginan dan minat untuk menangani orang yang mengalami permasalahan kepribadian. Namun, mengalami kesulitan untuk menangani gangguan kepribadian yang berat.

Seorang psikoterapis biasanya pertama kali melakukan assessment untuk memeriksa apakah klien mampu diajak bekerjasama untuk mengikuti suatu metode terapi tertentu seperti psikoanalisis, cognitive-behavioral atau cognitif analitic. Mereka yang sulit untuk bekerjasama membutuhkan waktu penanganan yang lama dengan pendekatan terapi yang lebih kompleks serta membutuhkan pengawasan yang sungguh-sungguh.

Untuk mencapai kestabilan kepribadian kembali biasanya membutuhkan waktu.

Konsep gangguan kepribadian dirancang untuk para klinisian dan tidak mudah untuk dirancang dalam model medis. Banyak ahli yang menetapkan seseorang yang tidak memiliki penyakit mental tidak perlu mendapat penanganan medis. Terkadang terdapat gangguan kepribadian yang memang sulit untuk ditangani, tetapi terdapat pula diantaranya mereka yang memiliki gangguan ringan yang memang tidak memerlukan penanganan yang lebih serius.

Tidak ada komentar: