Penulis dalam beberapa kali presentasi sering ditanya oleh peserta bagaimana cara mencari pekerjaan yang sesuai. Apa saja kriteria sebuah pekerjaan yang baik? Bagaimana kita harus menentukan pekerjaan yang kita pilih? Demikianlah beberapa contoh pertanyaan yang sering diajukan.
Pertanyaan tersebut tidak hanya diajukan oleh mereka yang baru lulus (freshgraduate), sering pula disampaikan oleh mereka yang sudah bekerja dan bahkan berpengalaman kerja bertahun-tahun. Mereka ini sering merasa tidak puas dengan pekerjaan saat ini sehingga ingin mencari pekerjaan yang lain dan kemudian bertanya-tanya sendiri, sebetulnya bagaimana kriteria mencari pekerjaan yang baik untuk dirinya.
Mencari pekerjaan dan pekerjaan itu sendiri dalam berbagai literatur psikologi sering dikaitkan dengan teori kebutuhan. Kebutuhan atau need dalam perspektif psikologis dimaknai sebagai :
“some thing or some state of affairs which, if present, would improve the well being of an organism. A need, in this sense, may be something basic and biological or it may involve social and personal factors and derive from complex forms of learning (e.g. achievement, prestige).”
Dalam pemahaman diatas jelas kebutuhan terkait dengan sesuatu yang diperlukan oleh individu agar dirinya merasa seimbang dan lebih baik. Kebutuhan ini tidak hanya berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya mendasar dan biologis tetapi juga menyangkut faktor sosial dan personal, seperti kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan yang menyangkut prestise seseorang.
Jadi jelas orang bekerja tidak sekedar untuk mendapat gaji agar bisa bertahan hidup. Bekerja juga menyangkut status sosial dan bagi kalangan tertentu bekerja merupakan pengejawantahan potensi diri. Jika kita menilik Teori Kebutuhan Maslow maka bekerja harus pula memenuhi kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, status dan aktualisasi diri. Bahkan pada tingkat tertinggi kebutuhan terkait dengan pemenuhan dimensi spiritualitas seseorang.
Jadi bagaimana harus mencari pekerjaan dan mengapa banyak orang yang tidak puas dengan pekerjaan yang dilakoninya saat ini? Semua ini sangat terkait dengan berbagai faktor tersebut diatas.
Kebutuhan untuk bekerja hendaknya dikaitkan pula dengan orientasi hidup. Sebaiknya orientasi hidup tersebut harus seimbangan antara kepentingan personal, keluarga dan sosial. Ketidakseimbangan dalam ketiga aspek tersebut berpotensi menimbulkan permasalahan tersendiri. Namun, untuk kalangan tertentu keseimbangan tersebut harus ditambahkan dengan aspek spiritual, karena bekerja juga memiliki kaitan dengan kebutuhan spiritualitas seseorang.
Secara personal harus dimiliki kompetensi yang memadai agar anda dapat menjalankan tugsa secara baik. Model kompetensi mempersyaratkan tiga hal untuk membangun sebuah kompetensi, yaitu skill, knowledge dan personal qualities. Anda harus memiliki keahlian tertentu, pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan dunia kerja dan didukung oleh faktor personal seperti minat, kesesuaian nilai, dan sikap maupun perilaku kerja yang mendukung.
Bekerja juga harus mampu memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan keluarga dan kehidupan sosial. Seseorang harus mampu memenuhi kebutuhan keluarga yang menjadi tanggungannya dan bekerja juga harus mampu mendukung eksistensi diri dalam kehadupan sosial. Bagi orang beragama bekerja juga harus mampu memenuhi hal-hal yang berkaitan dengan spiritualitas.
Jadi bagaimana harus mencari kerja agar kita dapat menikmati pekerjaan tersebut dan meraih kepuasan didalamnya? Beberapa tip dapat penulis sampaikan sebagai berikut :
1. Pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kompetensi (skill, knowledge dan personal qualities).
2. Pekerjaan tersebut harus memenuhi prioritas kebutuhan (perhatikan Teori Kebutuhan Maslow).
3. Pekerjaan tersebut harus memenuhi kebutuhan personal, keluarga, sosial dan spiritualitas.
Kondisi diatas adalah ideal, terutama jika posisi tawar anda lebih tinggi atau minimal sama dengan pemberi kerja. Namun, jika posisi tawar anda lebih rendah maka anda harus berdamai dan memiliki toleransi untuk mengurangi beberapa pertimbangan tersebut. Dalam keterbatasan ini yang menjadi prioritas tentunya kebutuhan yang yang bersifat basic dan personal. Namun, hendaknya hal ini bersifat sementara, dengan perjalanan waktu dan bertambahnya pengalaman serta meningkatnya daya tawar maka anda harus memasukan sebagian besar bahkan seluruh pertimbangan diatas sebagai dasar keputusan untuk memilih pekerjaan.
Pertanyaan tersebut tidak hanya diajukan oleh mereka yang baru lulus (freshgraduate), sering pula disampaikan oleh mereka yang sudah bekerja dan bahkan berpengalaman kerja bertahun-tahun. Mereka ini sering merasa tidak puas dengan pekerjaan saat ini sehingga ingin mencari pekerjaan yang lain dan kemudian bertanya-tanya sendiri, sebetulnya bagaimana kriteria mencari pekerjaan yang baik untuk dirinya.
Mencari pekerjaan dan pekerjaan itu sendiri dalam berbagai literatur psikologi sering dikaitkan dengan teori kebutuhan. Kebutuhan atau need dalam perspektif psikologis dimaknai sebagai :
“some thing or some state of affairs which, if present, would improve the well being of an organism. A need, in this sense, may be something basic and biological or it may involve social and personal factors and derive from complex forms of learning (e.g. achievement, prestige).”
Dalam pemahaman diatas jelas kebutuhan terkait dengan sesuatu yang diperlukan oleh individu agar dirinya merasa seimbang dan lebih baik. Kebutuhan ini tidak hanya berkaitan dengan hal-hal yang sifatnya mendasar dan biologis tetapi juga menyangkut faktor sosial dan personal, seperti kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan yang menyangkut prestise seseorang.
Jadi jelas orang bekerja tidak sekedar untuk mendapat gaji agar bisa bertahan hidup. Bekerja juga menyangkut status sosial dan bagi kalangan tertentu bekerja merupakan pengejawantahan potensi diri. Jika kita menilik Teori Kebutuhan Maslow maka bekerja harus pula memenuhi kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, status dan aktualisasi diri. Bahkan pada tingkat tertinggi kebutuhan terkait dengan pemenuhan dimensi spiritualitas seseorang.
Jadi bagaimana harus mencari pekerjaan dan mengapa banyak orang yang tidak puas dengan pekerjaan yang dilakoninya saat ini? Semua ini sangat terkait dengan berbagai faktor tersebut diatas.
Kebutuhan untuk bekerja hendaknya dikaitkan pula dengan orientasi hidup. Sebaiknya orientasi hidup tersebut harus seimbangan antara kepentingan personal, keluarga dan sosial. Ketidakseimbangan dalam ketiga aspek tersebut berpotensi menimbulkan permasalahan tersendiri. Namun, untuk kalangan tertentu keseimbangan tersebut harus ditambahkan dengan aspek spiritual, karena bekerja juga memiliki kaitan dengan kebutuhan spiritualitas seseorang.
Secara personal harus dimiliki kompetensi yang memadai agar anda dapat menjalankan tugsa secara baik. Model kompetensi mempersyaratkan tiga hal untuk membangun sebuah kompetensi, yaitu skill, knowledge dan personal qualities. Anda harus memiliki keahlian tertentu, pengetahuan dan wawasan yang berkaitan dengan dunia kerja dan didukung oleh faktor personal seperti minat, kesesuaian nilai, dan sikap maupun perilaku kerja yang mendukung.
Bekerja juga harus mampu memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan keluarga dan kehidupan sosial. Seseorang harus mampu memenuhi kebutuhan keluarga yang menjadi tanggungannya dan bekerja juga harus mampu mendukung eksistensi diri dalam kehadupan sosial. Bagi orang beragama bekerja juga harus mampu memenuhi hal-hal yang berkaitan dengan spiritualitas.
Jadi bagaimana harus mencari kerja agar kita dapat menikmati pekerjaan tersebut dan meraih kepuasan didalamnya? Beberapa tip dapat penulis sampaikan sebagai berikut :
1. Pekerjaan tersebut harus sesuai dengan kompetensi (skill, knowledge dan personal qualities).
2. Pekerjaan tersebut harus memenuhi prioritas kebutuhan (perhatikan Teori Kebutuhan Maslow).
3. Pekerjaan tersebut harus memenuhi kebutuhan personal, keluarga, sosial dan spiritualitas.
Kondisi diatas adalah ideal, terutama jika posisi tawar anda lebih tinggi atau minimal sama dengan pemberi kerja. Namun, jika posisi tawar anda lebih rendah maka anda harus berdamai dan memiliki toleransi untuk mengurangi beberapa pertimbangan tersebut. Dalam keterbatasan ini yang menjadi prioritas tentunya kebutuhan yang yang bersifat basic dan personal. Namun, hendaknya hal ini bersifat sementara, dengan perjalanan waktu dan bertambahnya pengalaman serta meningkatnya daya tawar maka anda harus memasukan sebagian besar bahkan seluruh pertimbangan diatas sebagai dasar keputusan untuk memilih pekerjaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar