Coop atau Cooperative Education Program telah pernah penulis bahas dua kali didalam blog ini yaitu pertama pada tanggal 29 Juni 2008 dan kedua pada tanggal 9 Mei 2009. Penulis tertarik untuk membahas masalah ini lagi karena adanya pertanyaan dari seorang pembaca blog ini dari Banyuwangi, pertanyaannya sebagai berikut :
"Maaf jika email saya mengganggu...saya mengetahui email bapak dari blog bapak yang terhubung dari Google pada saat saya mencari informasi tentang program Co-op..
kalau boleh saya minta informasi lebih lanjut tentang program co-op.. apa saja yang harus dilakukan dalam pelaksanaan program co-op ini...apakah pelatihan softskill mutlak dilakukan sebagai bekal bagi mahasiswa peserta co-op?
terima kasih atas waktunya Pak
"Maaf jika email saya mengganggu...saya mengetahui email bapak dari blog bapak yang terhubung dari Google pada saat saya mencari informasi tentang program Co-op..
kalau boleh saya minta informasi lebih lanjut tentang program co-op.. apa saja yang harus dilakukan dalam pelaksanaan program co-op ini...apakah pelatihan softskill mutlak dilakukan sebagai bekal bagi mahasiswa peserta co-op?
terima kasih atas waktunya Pak
salam,
Yovita,
Banyuwangi"
Pertanyaan dari Sdr. Yovita sangat menarik terutama berkaitan dengan softskill dalam program Coop.
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya Coop sesungguhnya adalah suatu bentuk dari Program Belajar-Bekerja terpadu, dengan pengertian dan karakteristik sebagai berikut :
• Program Belajar-Bekerja Terpadu : strategi pendidikan dan pengembangan SDM yang mengintegrasikan mahasiswa dengan berbagai latar belakang ilmu dari bangku kuliah dengan pengalaman kerja yang produktif ( “work-based learning” atau “work-integrated learning”).
• Melibatkan tiga peserta : mahasiswa, perguruan tinggi, dan dunia usaha.
• Konsep dasar : (1) awal karir seseorang bukan setelah lulus, melainkan sejak memasuki perguruan tinggi; dan (2) merupakan program praprofesional, yakni awal pilihan ke arah kemampuan untuk bekerja.
Sedangkan Softskill pada dasarnya adalah keterampilan yang sangat terkait dengan aspek personal qualities seseorang, seperti kematangan emosi, kemampuan pengendalian diri, kemampuan penyesuaian diri, kerjasama, sikap empati dan simpati. Softskill sesungguh merupakan domain kehidupan emosi dan sosiabilitas seseorang.
Disebutkan bahwa Coop adalah program Belajar-Bekerja terpadu. Dalam konteks Belajar dan Bekerja jelas tidak hanya melibatkan aspek knowledge dan skill saja tetapi juga meliputi aspek personal qualities. Artinya Coop adalah media pembelajaran langsung dalam situasi kerja sekaligus untuk semakin mengasah dan mematangkan aspek Softskill seorang Mahasiswa.
Jadi boleh pula disebut Coop adalah kesempatan bagi peserta untuk berlatih semakin mematangkan softskilnya. Jika saat kuliah mahasiswa menimba ilmu secara intens dengan penekanan pada aspek pengembangan wawasan dan mengasah keahlian, maka saat Coop adalah kesempatan untuk mengimplementasikan ilmu yang dimiliki. Dalam mengimplementasi ini sentuhan softskill menjadi penting.
Dari berbagai pengalaman menunjukkan bahwa kemampuan kecerdasan intelektual tidak cukup menjadi jaminan keberhasilan seseorang. Aspek emosi dan sosiabilitas cukup penting disamping unsur spiritualitas. Semua ini ada dalam dimensi Softskill.
Untuk lebih memperkaya pemahaman akan softskil akan dicuplik pengertian softskill dari berbagai sumber, sebagai berikut :
Wikipedia :
Soft skills is a sociological term for a person's "EQ" (Emotional Intelligence Quotient), which refers to the cluster of personality traits, social graces, communication, language, personal habits, friendliness, and optimism that mark us.[1] Soft skills complement hard skills (part of a person's IQ), which are the technical requirements of a job and many such similar jobs.
A person's soft skill EQ is an important part of individual contribution to the success of an organization. Organizations, particularly those dealing with customers face-to-face, are generally more successful if they train their staff to use these skills. Screening or training for personal habits or traits such as dependability and conscientiouness can yield significant return on investment for an organization. [2] For this reason, soft skills are increasingly sought out by employers in addition to standard qualifications.
It has been suggested that in a number of professions soft skills are more important over the long term than technical skills. The legal profession is one example where the ability to deal with people effectively and politely can determine the professional success of a lawyer more than his or her mere technical skills.[3]
A person's soft skill EQ is an important part of individual contribution to the success of an organization. Organizations, particularly those dealing with customers face-to-face, are generally more successful if they train their staff to use these skills. Screening or training for personal habits or traits such as dependability and conscientiouness can yield significant return on investment for an organization. [2] For this reason, soft skills are increasingly sought out by employers in addition to standard qualifications.
It has been suggested that in a number of professions soft skills are more important over the long term than technical skills. The legal profession is one example where the ability to deal with people effectively and politely can determine the professional success of a lawyer more than his or her mere technical skills.[3]
Business Dictionary :
Communicating, conflict management, human relations, making presentations, negotiating, team building, and other such ability, defined in terms of expected outcomes and not as a specific method or technique such as statistical analysis.
Mimi.hu :
Soft skills are essentially people skills -- the non-technical, intangible, personality-specific skills that determine your strengths as a leader, listener, negotiator, and conflict mediator.
Dari beberapa definisi diatas terlihat softskil sangat berkaitan dengan dimensi personal, emosional dan interpersonal. Disebut sebagai keahlian yang berkaitan dengan human relations, people skills dan bersifat intangible.
Dalam Coop keseluruh aspek dalam softskill tersebut memperoleh kesempatan untuk dikembangkan, ditingkatkan dan dimantapkan. Hal itu karena dalam Coop setiap peserta memperoleh kesempatan seperti :
1. Bekerjasama
2. Mengkomunikasikan gagasan
3. Membina hubungan interpesonal
4. Memahami dan belajar bertinteraksi dengan rekan kerja dan atasan
5. Mengelola tekanan mental dalam bekerja
6. Mampu mengetahui dan mengutamakan kebutuhan kelompok dan kepentingan bersama
7. Memahami tingkat kepentingan dan kesegeraan dalam bekerja (sense of importancy and urgency)
8. Belajar mengelola sumberdaya
9. Belajar mengekspresikan emosi secara tepat
10. Belajar dan bertindak sesuai dengan etika dan norma yang berlaku dilingkungan kerja
Jadi dengan ulasan tersebut diatas jelas Coop merupakan suatu kawah candradimuka yang cukup penting bagi peserta untuk mengasah kemampuan softskill-nya untuk nantinya benar-benar siap memasuki lingkungan kerja.
1 komentar:
thx pak atas ulasannya.. :)
salam kenal!
Posting Komentar