Pernahkah anda mendengar ketiga hal diatas yang tertera dalam judul tulisan ini? Ini adalah bahasa manajemen untuk menjelaskan mereka yang dianggap tidak memberikan kontribusi dalam produktivitas organisasi. Mereka dianggap lebih sebagai beban dan menjadi sumber permasalahan organisasi.
Bad performer adalah para karyawan yang tidak mampu menunjukkan unjuk kerja sesuai dengan harapan, menampilkan kinerja yang buruk. Less effective employee adalah karyawan yang tidak mampu mencapai target-target yang telah ditetapkan dan gagal dalam memnuhi kewajiban tugasnya. Deadwood adalah istilah yang merujuk pada karyawan yang memiliki low performance dan sekaligus juga low potential.
Apa yang salah dengan itu semua? Jika merujuk pada siklus pengelolaan SDM, maka manajemen SDM menyangkut kegiatan sebagai berikut :
1. Membuat Master Plan SDM
2. Melakukan Rekrutasi dan Seleksi
3. Membuat Program Orientasi dan Induksi
4. Penempatan
5. Pemeliharaan
6. Pengembangan
7. Terminasi
Munculnya karyawan yang bermasalah sebagaimana disebut diatas dapat terjadi karena kesalahan mulai dari tahap pertama sampai dengan tahap keenam. Artinya, kesalahan dapat muncul mulai saat membuata Master Plan atau rekrutasi dan seleksi atau kegiata-kegiatan berikutnya. Namun, tampaknya rekrutasi dan pengembangan memiliki kontribusi yang besar terhadap muncul para karyawan yang bermasalah tersebut.
Karyawan yang bermasalah dapat bermula dari kurang tepat dan kurang telitinya proses rekrutasi yang dilakukan. Mengambil sumber yang salah dapat mengakibatkan hasil yang salah pula. Mencari karyawan secara salah dapat mengakibatkan diperolehnya karyawan yang kurang tepat. Ini bias menjadi awal munculnya para bad performer, less effective employee atau deadwood.
Namun, aspek yang terbesar yang dapat menjadi sumber munculnya karyawan bermasalah adalah pada tahap pengembangan. Hal ini bisa terjadi karena :
1. Tidak adanya program pengembangan
2. Program pengembangan tidak tepat
3. Program pengembangan tidak dilakukan secara periodik
4. Program pengembangan yang berbeda dengan kebutuhan organisasi
5. Program pengembangan yang tidak sesuai dengan kebutuhan karyawan
Untuk mencegah munculnya karyawan yang bermasalah maka program rekrutasi dan pengembangan harus benar-benar dilaksanakan secara terarah, sistematis dan mencermati kebutuhan organisasi baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Jika rekrutasi dan pengembangan SDM telah dilakukan dengan baik dan tetap muncul karyawan bermasalah maka dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Konseling, coaching, feedback, mentoring atau kegiatan lain yang berkenaan dengan membangun komunikasi dua arah untuk memberikan motivasi dan pemahaman pada karyawan agar dapat memperbaiki kinerjanya.
2. Training dan Development
3. Rotasi dan atau relokasi.
4. Evaluasi system, struktur, prosedur, leadership style
Bad performer adalah para karyawan yang tidak mampu menunjukkan unjuk kerja sesuai dengan harapan, menampilkan kinerja yang buruk. Less effective employee adalah karyawan yang tidak mampu mencapai target-target yang telah ditetapkan dan gagal dalam memnuhi kewajiban tugasnya. Deadwood adalah istilah yang merujuk pada karyawan yang memiliki low performance dan sekaligus juga low potential.
Apa yang salah dengan itu semua? Jika merujuk pada siklus pengelolaan SDM, maka manajemen SDM menyangkut kegiatan sebagai berikut :
1. Membuat Master Plan SDM
2. Melakukan Rekrutasi dan Seleksi
3. Membuat Program Orientasi dan Induksi
4. Penempatan
5. Pemeliharaan
6. Pengembangan
7. Terminasi
Munculnya karyawan yang bermasalah sebagaimana disebut diatas dapat terjadi karena kesalahan mulai dari tahap pertama sampai dengan tahap keenam. Artinya, kesalahan dapat muncul mulai saat membuata Master Plan atau rekrutasi dan seleksi atau kegiata-kegiatan berikutnya. Namun, tampaknya rekrutasi dan pengembangan memiliki kontribusi yang besar terhadap muncul para karyawan yang bermasalah tersebut.
Karyawan yang bermasalah dapat bermula dari kurang tepat dan kurang telitinya proses rekrutasi yang dilakukan. Mengambil sumber yang salah dapat mengakibatkan hasil yang salah pula. Mencari karyawan secara salah dapat mengakibatkan diperolehnya karyawan yang kurang tepat. Ini bias menjadi awal munculnya para bad performer, less effective employee atau deadwood.
Namun, aspek yang terbesar yang dapat menjadi sumber munculnya karyawan bermasalah adalah pada tahap pengembangan. Hal ini bisa terjadi karena :
1. Tidak adanya program pengembangan
2. Program pengembangan tidak tepat
3. Program pengembangan tidak dilakukan secara periodik
4. Program pengembangan yang berbeda dengan kebutuhan organisasi
5. Program pengembangan yang tidak sesuai dengan kebutuhan karyawan
Untuk mencegah munculnya karyawan yang bermasalah maka program rekrutasi dan pengembangan harus benar-benar dilaksanakan secara terarah, sistematis dan mencermati kebutuhan organisasi baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Jika rekrutasi dan pengembangan SDM telah dilakukan dengan baik dan tetap muncul karyawan bermasalah maka dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Konseling, coaching, feedback, mentoring atau kegiatan lain yang berkenaan dengan membangun komunikasi dua arah untuk memberikan motivasi dan pemahaman pada karyawan agar dapat memperbaiki kinerjanya.
2. Training dan Development
3. Rotasi dan atau relokasi.
4. Evaluasi system, struktur, prosedur, leadership style
5. Jika tetap tidak menunjukkan perbaikan kinerja dapat ditawarkan program pension dini (namun ini diupayakan sebagai alternative terakhir, dilakukan dengan memperhatikan regulasi dan hak-hak karyawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar