Selasa, 06 Mei 2008

Competency Conference


LAPORAN MENGIKUTI COMPETENCY CONFERENCE
London , 23-26 October 2000

Bidang CB-Emotional Intelligence (EI)


Umum

Pada dasarnya workshop CB-Emotional Intelligence mengkaji secara lebih mendalam bidang ini dan mengkaitkannya dengan kebutuhan pengembangan organisasi dan individu terutama menyangkut pengembangan kompetensi.

Kompetensi bidang emosional merupakan salah satu dasar dari work-based performance dan upaya meningkatkan emotional intelligence memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap peningkatan keterampilan bekerja seseorang.

Workshop emotional intelligence memberikan gambaran tentang bagaimana menggunakan informasi kompetensi bidang emosional dan bagaimana kaitannya dengan strategi pengembangan.


Tujuan Workshop EI

1. Memberikan gambaran tentang cara mengidentifikasi kompetensi.
2. Mengintegrasikan pengembangan EI dengan program pengembangan kompetensi lainnya.
3. Memberikan gambaran cara mengassess kompetensi EI.


Pembicara

1. Elizabeth Morris, konsultan pada Centre for Applied Emotional Intelligence dan menulis beberapa bab mengenal EI di Pillars of Success.
2. Tim Sparrow, konsultan pada Centre for Applied Emitonal Intelligence, berpengalaman selama 30 tahun dalam bidang sistem organisasi dan program pengembangan individu.


PRINSIP EI

1. EI adalah cara menggunakan pikiran terhadap perasaan (atau menggunakan perasaan terhadap pikiran) untuk membimbing dan mengarahkan perilaku.

2. Dalam prosesnya EI adalah kemampuan untuk mengenali, memberikan perhatian dan berpikir mengenai perasaan serta melibatkan unsur perasaan dalam memutuskan bagaimana seharusnya bertindak. Dalam prakteknya perasaan disini meliputi perasaan diri sendiri maupun orang lain.

3. Tiga hal penting dalam EI dan saling mempengaruhi serta terintegrasi adalah: Perasaan – Pikiran – Perilaku.

4. Perasaan adalah sesuatu hal yang menyangkut pengalaman emosional dan badaniah seseorang yang sebagian besar dimediasi oleh hormonal.

5. Dalam memahami EI maka perlu disadari hal-hal sebagai berikut :

· Orang-orang memiliki perbedaan dalam hal persepsi, perasaan dan keinginan.
· Bagaimana mencari kesepakatan dalam proses interaksi.
· Kita mengendalikan dan bertanggungjawab terhadap seluruh tindakan kita dan kita mengendalikan seluruh perasaan kita.
· Tidak ada seorangpun yang dapat mengendalikan perasaan kita dan demikian pula sebaliknya kita tidak dapat mengendalikan perasaan orang lain.
· Perasaan dan perilaku adalah sesuatu hal yang sebenarnya dapat dipisahkan.
· Setiap orang dapat melakukan perubahan, termasuk terhadap perasaannya.
· Kita harus dapat meneriam seluruh hal yang kita rasakan, menjustifikasinya dan menganggapnya sebagai sesuatu yang penting.

6. EI meliputi dua kompetensi, personal dan sosial. Personal meliputi ; self awareness, self regulatin dan motivation. Sosial meliputi empati dan social skills.

7. Contoh tentang kompetensi EI :

· Self regulation : self control, trustworthiness, conscientiousness, adaptability dan innovation.
· Motivation : achievement drive, commitment, initiative, optimism.
· Empathy : understanding others, developing others, service orientation, leveraging diversity, political awareness.
· Social skills : influence, conflict management, change catalyst, collaboration & cooperation, communication, leadership, building bonds, team capabilities.






CONTOH PENGUKURAN EI :

Team Capabilities :
1. Level 1 : dapat berkomunikasi dengan orang lain, membagi informasi dan keahlian.
2. Level 2 : Mempercayai dan menghargai orang lain dengan cara memberikan dukungan terhadap apa yang mereka lakukan dan terlibat secara aktif didalamnya.
3. Level 3 : Membangun spirit tim dengan cara memelihara harmonisasi hubungan, memastikasn bahwa setiap anggota tim dapat memberikan kontribusinya dan mendorong keberhasilan tim.
4. Level 4 : Mendorong terjadinya sharing informasi dan kerjasama antar kelompok kerja, mengendalikan kompetisi internal, memastikan bahwa kegiatan mengarah pada pencapaian tujuan umum organisasi.


KESIMPULAN

1. EI merupakan salah satu kompetensi yang menentukan keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya.

2. Perumusan kompetensi (CBHRM) sebaiknya meliputi kompetensi EI.

3. Sebagian aspek EI seperti adaptability, initiative, communication diukur dalam program assessment center. Namun, untuk EI telah tersedia alat ukur khusus yang mengukur seluruh aspek dari EI.

4. Pengukuran EI diharapkan dapat diintegrasikan dalam program assessment center.

5. Untuk mendapatkan pemahaman yang utuh tentang EI dan mendapatkan legitimasi dalam menggunakan alat ukur EI maka disarankan para psikolog di Assessment Center TELKOM dapat mengikuti training khusus tentang EI dan memperoleh sertifikasi dari lembaga yang memiliki otoritas untuk sertifikasi EI (diantaranya CAEI/The Centre for Applied Emotional Intelligence).


Bandung, 31 Oktober 2000

Pembuat Laporan,
Officer-1 Assessment Center



T. Zilmahram
Nik. 651155

Tidak ada komentar: