Minggu, 31 Januari 2010

NEKROFILIA POLITIK, BERCERMIN PADA KASUS BABE SI PEMBUNUH ANAK JALANAN

Akhir-akhir ini kita dikejutkan oleh kasus pembunuhan anak jalanan oleh sesorang yang bernama Babe. Babe pada awalnya dikenal sebagai seorang yang menyayangi anak-anak jalanan yang dikemudian merawatnya dan tinggal bersama dirinya dirumah sederhana yang ia tempati. Dari penyelidikan diketahui Babe juga melakukan kekerasan seksual terhadap anak-anak tersebut. Ia melakukan kegiatan seksual kepada anak-anak dan apabila menolak ia akan membunuhnya kemudian setelah menjadi mayat ia setubuhi/sodomi.

Babe adalah pengidap fedofilia sekaligus nekrofilia. Beberapa tahun sebelumnya kita juga mengenal Robot Gedek yang kelakuannya mirip Babe. Fedofilia dan nekrofilia adalah bentuk perilaku seksual yang menyimpang atau abnormal. Fedofilia dan nekrofilia berasal dari bahasa Latin ; faidos = anak, necros = mayat, philos = menyintai. Jadi sederhananya fedofilia berarti menyintai anak secara seksual dan nekrofilia menyintai mayat secara seksual.

Dalam pembahasan kali ini lebih difokuskan pada perilaku Nekrofilia, khususnya Nekrofilia Politik. Sebelum membahas nekrofilia politik, ada baiknya memahami dulu apa itu nekrofilia. Nekrofilia adalah fenomena untuk melakukan hubungan seksual dan menikmati orgasme dengan mayat. Penyebab perilaku menyimpang ini didasari oleh sikap inferior yang dimiliki oleh pelaku yang begitu hebat karena sebelumnya pernah mengalami trauma psikologis yang cukup serius berkaitan dengan kehidupan seksualnya.

Pada sebagian besar kasus pelaku juga pernah menjadi korban seksual pada masa kecilnya. Pelaku mengalami inferioritas dan tidak memiliki keyakinan diri untuk menjalani relasi sosial yang sehat dengan lawan jenisnya atau mengalami trauma untuk melakukan relasi sosial dengan orang yang masih hidup. Umumnya pelaku nekrofilia mengalami kecemasan dan ketakutan yang menetap dan tersimpan dendam yang berkaitan dengan kehidupan seksualnya.

Saat melakukan hubungan sesksual atau coitus dengan mayat kadang-kadang disertai pula dengan perilaku mutilasi, yaitu dengan merusak mayat. Nafsu seks yang menyimpang ini biasanya begitu intens dan berbaur pula dengan sifat psikotis. Perilaku mutilasi sangat terkait dengan dendam yang ia miliki sehingga dilampiaskannya dengan cara merusak mayat bahkan terkadang disertai perilaku kanibalisme, yaitu dengan cara memakan potongan mayat.

Jadi nekrofilia mengandung arti perilaku seksual yang menyimpang, inferior, agresif dan kanibal. Bisakah hal tersebut terjadi dalam politik? Sangat mungkin apabila perilaku menyimpang muncul dalam kehidupan politik, terutama penyimpangan terhadap hasrat kekuasaan. Jika mengambil pengertian nekrofilia, maka nekrofilia politik dapat berarti :

1. Hasrat politik yang menyimpang.
2. Sikap inferior yang kemudian dikompensasi dengan perilaku superioritas.
3. Agresif dengan menyerang pihak lawan atau pihak yang tidak disukai.
4. Kanibalisme dengan memangsa pihak lawan.

Nekrofilia politik mulai terlihat saat ini dilingkungan kita. Sejumlah orang atau pihak memiliki hasrat kekuasaan yang luar biasa bahkan penyalurannya bisa dilakukan dengan cara-cara menyimpang. Tidak peduli apakah yang dilakukannya sesuai dengan norma-norma yang berlaku atau tidak. Maka munculah perilaku koruptif, menghabisi pihak lawan, mendelegitimasi, men-de-eksistensi sampai dengan depersonalisasi orang-orang atau pihak yang tidak disukai.

Sikap inferioritas karena merasa kekurangan dan rendah diri, menurut seorang psikolog Alferd Adler akan menimbulkan ketidakseimbangan pada diri seseorang sehingga harus dilakukan kompensasi agar individu tersebut menjadi stabil. Proses stabilisasi ini dilakukan dengan cara tampil secara superior dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki. Dalam konteks politik maka sikap inferior para politisi dikompensasi sedemikian rupa dengan memanfaatkan seluruh potensi dan sumber daya politik yang dimiliki. Setelah itu difokuskan pada kelemahan pihak lawan untuk mendelegitimasi dan menghancurkannya. Potensi dan sumber daya politik dimanfaatkan untuk menggoyang pihak lain yang secara politik berseberangan dengan dirinya.

Perilaku inferior tersebut disertai dengan perilaku agresif yang sedemikian rupa. Melakukan penyerangan terhadap pihak dan golongan lain yang berbeda secara politik bahkan sampai dengan proses depersonalisasi dengan cara meruntuhkan integritas kepribadian seseorang.

Agresivitas tersebut disertai pula dengan proses mutilasi politik dan kanibalisasi politik. Mutilasi dengan cara memporak-porandakan pihak lawan kemudian melakukan kanibalisasi dengan cara memangsa atau memanfaatkan potensi dan sumber daya politik pihak lawan.

Inilah esensi dari nekrofilia politik. Jadi jika perilaku Babe merusak individu-individu atau keluarga tertentu maka nekrofilia politik dapat menghancurkan kehidupan masyarakat dan bahkan jika tidak hati-hati akan menghancurkan integritas kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kita harus waspada dengan kemungkinan munculnya Babe-Babe lain. Namun, kewaspadaan yang lebih tinggi harus kita tunjukan pada Babe-Babe politisi yang memiliki syahwat politik yang menyimpang, yaitu pengidap Nekrofilia Politik.

Tidak ada komentar: