Bagaimana seseorang memandang dunianya, memahami dan menyimpulkan kemudian memberikan reaksi sangat tergantung pada mindset. Mindset lebih dari sekedar pola pikir tetapi lebih kearah kerangka seseorang dalam memahami dunianya.
Mindset berasal dari kata mind dan set. Mind menurut Arthur S. Reber dan Emily Reber memiliki arti yang kadang bisa saling membingungkan, yaitu kecenderungan untuk mengartikan mind sebagai suatu metaphysical explanatory entity yang berbeda dengan sistem mekanistik. Arti lainnya merujuk kepada suatu sistem biologis, yaitu sistem neurofisiologis dari otak. Terdapat pula pemahaman mind dari konteks psikologis, yaitu sebagai suatu proses mental yang menentukan bagaimana seorang bertindak.
Mind secara psikologis bisa meliputi aspek sadar dan ketidaksadaran. Mind diartikan pula sebagai sebuah konsep intelegensia. Dalam perkembangannya minda dapat berarti sebuah karakter atau sifat dasar individu. Bahkan mind-pun diartikan sebagai psyche, soul dan self.
Dari semua pemahaman tersebut terlihat bahwa mind sebagai unsur dasar yang sangat mempengaruhi kepribadian seseorang. Mempengaruhi pola pikir, kehidupan emosi, relasi sosial dan perilaku kerjanya. Mind dapat pula disebut sebagai mediator antara unsur inner individu dengan dunia eksternalnya.
Mengapa ini penting dibahas, setidaknya ada tiga alasan, yaitu :
1. Bagaimana manusia berperilaku sangat tergantung mindset. Untuk memahami perilaku seseroang maka perlu memahami mindset-nya.
2. Orang tidak bisa berubah tanpa merubah mindset-nya.
3. Merencanakan masa depan harus dimulai dengan merancang mindset.
Contoh paling gamblang tentang mindset terlihat seperti ilustrasi yang disampaikan oleh John Naisbitt sebagai berikut :
”To a little boy with a hammer everything looks like a nail.”
Perumpamaan diatas jelas memberikan gambaran bagi kita bahwa dengan mindset tertentu maka kita pun akan melihat dunia sesuai dengan mindset tersebut. Dalam bahasa lain sering disebutkan bahwa mindset bagaikan ”kacamata jiwa.” Seluruh hal yang kita lihat tergantung pada kacamata jiwa tersebut.
Beberapa hal yang bisa membentuk mindset, yaitu :
1. Pola Asuh
2. Pola Didik
3. Role Model
4. Pengalaman yang signifikan, terutama tentang kegagalan dan keberhasilan.
5. Harapan Ideal
Khusus tentang yang kelima karena otoritas penuh ada pada tangan individu, menarik apa yang dikatan oleh John Naisbitt bahwa ”the future is embedded in the present.” Dalam ungkapan ini jelas menurut Naisbitt bahwa apa yang diharapkan secara ideal dimasa yang akan datang sebetulnya berawal bagaimana kita merancang hari ini dan bagaimana kita merancang hari ini sangat tergantung pada mindset kita. Namun, berikutnya secara dinamis mindset yang terbentuk saat ini akan menentukan masa depan dan ini akan terus berlangsung selama kurun hidup.
Mindset berasal dari kata mind dan set. Mind menurut Arthur S. Reber dan Emily Reber memiliki arti yang kadang bisa saling membingungkan, yaitu kecenderungan untuk mengartikan mind sebagai suatu metaphysical explanatory entity yang berbeda dengan sistem mekanistik. Arti lainnya merujuk kepada suatu sistem biologis, yaitu sistem neurofisiologis dari otak. Terdapat pula pemahaman mind dari konteks psikologis, yaitu sebagai suatu proses mental yang menentukan bagaimana seorang bertindak.
Mind secara psikologis bisa meliputi aspek sadar dan ketidaksadaran. Mind diartikan pula sebagai sebuah konsep intelegensia. Dalam perkembangannya minda dapat berarti sebuah karakter atau sifat dasar individu. Bahkan mind-pun diartikan sebagai psyche, soul dan self.
Dari semua pemahaman tersebut terlihat bahwa mind sebagai unsur dasar yang sangat mempengaruhi kepribadian seseorang. Mempengaruhi pola pikir, kehidupan emosi, relasi sosial dan perilaku kerjanya. Mind dapat pula disebut sebagai mediator antara unsur inner individu dengan dunia eksternalnya.
Mengapa ini penting dibahas, setidaknya ada tiga alasan, yaitu :
1. Bagaimana manusia berperilaku sangat tergantung mindset. Untuk memahami perilaku seseroang maka perlu memahami mindset-nya.
2. Orang tidak bisa berubah tanpa merubah mindset-nya.
3. Merencanakan masa depan harus dimulai dengan merancang mindset.
Contoh paling gamblang tentang mindset terlihat seperti ilustrasi yang disampaikan oleh John Naisbitt sebagai berikut :
”To a little boy with a hammer everything looks like a nail.”
Perumpamaan diatas jelas memberikan gambaran bagi kita bahwa dengan mindset tertentu maka kita pun akan melihat dunia sesuai dengan mindset tersebut. Dalam bahasa lain sering disebutkan bahwa mindset bagaikan ”kacamata jiwa.” Seluruh hal yang kita lihat tergantung pada kacamata jiwa tersebut.
Beberapa hal yang bisa membentuk mindset, yaitu :
1. Pola Asuh
2. Pola Didik
3. Role Model
4. Pengalaman yang signifikan, terutama tentang kegagalan dan keberhasilan.
5. Harapan Ideal
Khusus tentang yang kelima karena otoritas penuh ada pada tangan individu, menarik apa yang dikatan oleh John Naisbitt bahwa ”the future is embedded in the present.” Dalam ungkapan ini jelas menurut Naisbitt bahwa apa yang diharapkan secara ideal dimasa yang akan datang sebetulnya berawal bagaimana kita merancang hari ini dan bagaimana kita merancang hari ini sangat tergantung pada mindset kita. Namun, berikutnya secara dinamis mindset yang terbentuk saat ini akan menentukan masa depan dan ini akan terus berlangsung selama kurun hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar