Senin, 03 November 2008

KNOWING-DOING GAP

Pada hari Senin 3 November 2008 penulis diminta memberikan presentasi tentang kompetensi di Universitas Widyatama Bandung. Kegiatan disetting dalam format Focus Group Discussion (FGD). Dalam diskusi berkembang hal menarik tentang adanya kesenjangan antara apa yang diketahui atau wawasan seseorang dengan yang dilakukannya atau lazim disebut dengan Knowing-Doing Gap. Hal ini lazim terjadi di Perguruan Tinggi. Bahkan di School of Business di Amerika pun terjadi gap ini, apa yang mereka ajarkan justru tidak pernah dipraktekkan di sekolah bisnis itu sendiri.

Ini suatu ironi antara lembaga pendidikan dengan kehidupan nyata. Perguruan Tinggi menjadi menara gading yang terlepas dari lingkungan masyarakatnya. Padahal Perguruan Tinggi diperlukan untuk menghasilkan SDM yang mampu berperan di dalam masyarakatnya. Permasalahannya jelas bahwa interaksi dunia pendidikan dengan dunia kerja sangat minim dan seolah-olah berada pada dua kutub yang berbeda. Dulu pernah diperkenalkan konsep link & match oleh Menteri Pendidikan saat itu yaitu Dr. Wardiman, tetapi kemudian konsep itu kurang diimplementasikan secara konsisten. Hal ini merupakan tugas besar bagi lembaga pendidikan kita untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja yang berkualitas dan siap dikembangkan di dunia kerja. Untuk itu diperlukan penataan ulang kurikulum di Perguruan Tinggi agar selaras dengan kebutuhan pengembangan masyarakat. Jika tidak maka akan terjadi kesenjangan yang semakin melebar antara kemampuan SDM yang dihasilkan oleh Perguruan Tinggi dengan kebutuhan masyarakat.

Tidak ada komentar: