Positive
Psychology (PP) adalah suatu cabang keilmuan yang relative baru dari psikologi.
PP dikembangkan oleh Martin Seligman dan Mihaly
Csikszentmihalyi pada tahun 1998. PP dalam aplikasinya
menerapkan teori-teori psikologi , menggunakan tehnik dan pendekatan yang
mengutamakan hal-hal positif dari individu, kreativitas dan keselarasan
emosional.
Linley
dan Joseph, 2004 menyebutkan : Positive Psychology is a strength based
psychology that works to promote optimal functional across the full range of
human functioning, from disorder and distress to health and fulfillment. Sedangkan
Gable and Haidt, 2005, menyebutan Positive Psychology is the science of optimal
functioning.
Martin
Seligman dan Mihaly
Csikszentmihalyi menggambarkan
positive psychology sebagai suatu cara kita untuk meyakini adanya hal-hal
positif dalam diri manusia dan hal tersebut dapat dianalisa melalui pendekatan
ilmiah dan kemudian dimanfaatkan untuk mencapai kehidupan mental yang lebih
sehat bagi individu, keluarga dan masyarakat. Sebagai cabang baru dalam
psikologi, aplikasi psikologi positif dapat menawarkan suatu cara bagai orang
dapat merasa hidup lebih baik dan lebih bahagia. Jika cabang keilmuan psikologi
lainnya fokus pada masalah disfungsi dan perilaku abnormal maka psikologi
positif menekankan pada upaya untuk menolong orang lain lebih bahagia.
Beberapa ilmuwan terkemuka yang cukup berperan dalam pengembangan psikologi
positif adalah :
- Martin Seligman
- Mihaly Csikszentmihalyi
- Christopher Peterson
- Carol Dweck
- Daniel Gilbert
- Kennon Sheldon
- C. R. Snyder
- Abraham Maslow
- Carl Rogers
- Erich Fromm
Tiga yang terakhir yaitu Abraham Maslow, Carl Rogers, Erich Fromm mengembangkan suatu teori dan praktik yang berkaitan dengan
kebahagiaan dan kesejahteraan manusia. Intinya psikologi positif mendukung
teori-teori humanistik dan kesejahteraan, namun dalam perkembangannya psikologi
positif muncul dalam bentuk-bentuk implementasi yang baru.
Jika menilik sejarah perkembangannya, psikologi positif saat dikenalkan
oleh Martin Seligman pada tahun 1998 diakui sebagai cabang baru dari ilmu
psikologi, dimana Seligman juga dianggap sebagai Bapak gerakan psikologi
positif modern. Namun, akar dari psikologi positif ini pada awalnya dikaitkan
dengan Maslow yang pada tahun 1954 menerbitkan buku Motivation and Personality
dan sekaligus mempertegas bahwa sejak tahun 1950-an para psikologtelah
mengenalkan suatu konsep kesehatan mental.
Dalam bukunya
yang berjudul Authentic Happiness, Seligman mengatakan bahwa selama setengah
abad terakhir psikologi hanya digunakan untuk satu topik saja yaitu untuk
gangguan mental. Sudah tiba saatnya sekarang psikologi juga difokuskan untuk
hal-hal lebih positif yaitu kebahagiaan. Jadi psikologi tidak sekedar menangani
masalah gangguan mental tapi juga bagaimana cara mencapai kebahagiaan.
Dalam konteks
ini, beberapa topik utama dalam psikologi positif meliputi hal-hal sebagai
berikut :
- Happiness
- Optimism and helplessness
- Mindfulness
- Character strengths and virtues
- Hope
Beberapa temuan
yang didapat dari penelitian psikologi positif menunjukan bahwa :
- Orang pada umumnya memiliki potensi untuk bahagia.
- Uang bukan hal penting untuk mencapai “rasa-bahagia”, tetapi memberikan uang kepada orang lain dengan niat menolong dan sukarela dapat menimbulkan kebahagian bagi seseorang.
- Kemampuan untuk mengatasi kekecewaan dan kegagalan ditentukan oleh hubungan sosial yang kuat dan karakter yang tangguh.
- Pekerjaan adalah hal penting untuk membuat seseorang merasa bahagia terutama jika pekerjaan tersebut disukainya dan bermakna bagi dirinya.
- Meskipun genetik berpengaruh terhadap rasa bahagia, namun orang dapat belajar untuk menjadi bahagia dengan cara mengembangkan sikap optimis, bersyukur dan menghargai orang lain.
Berpikir positif merupakan suatu aspek penting dalam psikologi positif. Membiasakan
cara hidup yang baik akan membuat seseorang bisa lebih bahagia. Namun tidak
jarang kita terjebak dalam cara berpikir negatif sehingga ini menjadi potensi
untuk menciptakan ketidakbahagiaan. Mempersepsikan diri negatif akan membangun
citra diri negatif dan pada gilirannya hal ini menghambat pikiran-pikiran
positif. Orang yang berpikir negatif cenderung merendahkan dirinya, meskipun ia
tidak melakukan kesalahan apa-apa. Mereka merasa tidak aman, tidak nyaman dan
menjadi lambat dalam bertindak. Orang-orang seperti sangat rentan terjebak
dalam kondisi stress.
Untuk bisa bahagia dengan menggunakan psikologi positif maka harus
dihindari cara-cara berpikir negatif yang dapat merusak kebahagiaan. Orang-orang
yang berpikir negatif umumnya memiliki 4 pola berpikir , yaitu :
1.
Filtering
2.
Personalizing
3.
Catastrophizing
4.
Polarizing
Filtering adalah pola pikir dimana seseorang sudah mengkondisikan dirinya
secara negatif dan menolak hal-hal positif yang ada. Personalizing yaitu
seseorang yang dengan mudah melabelkan dirinya dengan hal-hal negatif, seperti
membawa sial, sehingga sesuatu yang negatif selalu dikaitkan dengan dirinya
atau diri seseorang. Catastropizing adalah cara berpikir antisipatif terhadap
hal negatif sehingga ia pun mempersiapkan reaksi perilaku negatif dan pada saat
terjadi suatu hal yang negatif ia pun melakukan pembenaran dengan mengatakan
bahwa hal tersebut sudah ia perkirakan. Polarizing adalah suatu cara berpikir
hitam putih, melihat sesuatu secara ekstrim berseberangan. Orang-orang seperti
ini kelihatan seperti ingin sempurna, namun begitu ada kesalahan sedikit
langsung dijadikan pembenaran bahwa ia memang seseorang yang tidak mampu
melkukan sesuatu secara lebih baik dan menganggap dirinya negatif.
Untuk mencapai kebahagiaan tentunya cara berpikir negatif tersebut harus
dihilangkan dan munculkan cara berpikir positif. Dalam psikologi positif hal
tersebut dapat dibangun dengan mengembangkan :
1.
Growth-mindset,
bukan fixed mindset.
2.
Solution-focused,
bukan problem focused.
3.
Strengh-based,
bukan weakness based.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar