Hasil hitung cepat telah
menempatkan Walikota Solo Joko Widodo dan pasangannya Ahok sebagai “pemenang”
Pemilihan Kepala Daerah DKI JAYA untuk periode 2012-2017. Pasangan ini
mengalahkan incumbent Foke yang berpasangan dengan Nara.
Hasil ini tidak terlalu mengejutkan
mengingat euphoria masyarakat akan pembaharuan, ekpekstasi masyarakat dan hasil
pemilihan diputaran pertama. Hasil ini pun disumbang oleh kekecewaan masyarakat
pada periode Foke, belum lagi kasus perselisihannya dengan mantan Wakil
Gubernur DKI Prijanto dimana Prijanto menerbitkan sebuah buku yang menjelaskan
menganpa ia mundur sebagai Wakil Gubernur.
Era reformasi menempatkan suara
masyarakat sebagai keputusan tertinggi. Bagaimana cara memenangkan suara
masyarakat merupakan strategi utama untuk meraih kemenangan dalam pemilihan
umum.
Selain itu para analis juga
memperkirakan bahwa peran kelas menengah cukup sentral dalam proses meraih
suara masyarakat. Mengingat kelas menengah adalah kelompok masyarakat yang
mandiri, memiliki status sosial terpandang, memiliki kekuatan ekonomi, akses
terhadap pengambil keputusan dan memiliki pengaruh dilingkungannya.
Dengan kekuatan posisi dan
pengaruhnya maka kelas menengah memiliki peran untuk menggiring suara
masyarakat. Kelas menengah juga memiliki akses yang kuat ke media sebagai
corong untuk memobilisasi opini masyarakat. Dalam organisasi, perusahaan dan
komunitasnya, kelas menengah mampu mengarahkan orang-orang disekitarnya untuk
membangun opini tertentu.
Sebenarnya kelas memengah berada
dalam posisi paradoks. Disatu sisi kelas menengah telah menikmati segala sesuatu
yang ia miliki, tentunya mereka memiliki kepentingan untuk mempertahankan
kemapanan tersebut, namun disisi lain kelas menengah karena pendidikan dan
wawasannya merupakan kelompok masyarakat yang kritis pula. Jadi jika kelas
menengah memilih perubahan dan memilih pemimpin baru maka tentunya ada sesuatu
yang sulit diharapkan dari incumbent untuk memperkuat posisi mereka. Terlebih-lebih
pada masyarakat kelas menengah independensi untuk bersikap objektif terlihat
lebih menonjol dibandingkan kelas lainnya.
Selain faktor kelas menengah,
pengaruh dari faktor personal Jokowi cukup kuat untuk membangun opini
masyarakat yang positif terhadap dirinya dan mampu menggiring mayoritas
masyarakat untuk memilih Jokowi.
Pribadi Jokowi sederhana, rendah
hati, mengutamakan kepentingan masyarakat dan merupakan personifikasi dari
pemimpin diera reformasi dan demokrasi. Semua ciri Jokowi ini sesuai dengan
harapan mayoritas masyarakat untuk mendapatkan pemimpin ideal.
Pengalaman menunjukan bagaimana
keberpihakan Jokowi terhadap masyarakat kecil, pedagang tradisional, pedagang
kaki lima, tukang becak dan orang-orang terpinggirkan lainnya. Jokowi tidak
mudah terpengaruh oleh tekanan penguasa yang lebih kuat dan juga tidak mudah
takluk dalam menghadapi pengusaha-pengusaha besar, ia tetap berpihak terhadap
kepentingan rakyat kecil.
Jokowi menjadi icon pemimpin saat
ini dan bukan tidak mungkin ia akan dilirik menjadi calon Presiden atau calon
Wakil Presiden pada tahun 2014. Jika saya dicalonkan sebagai Presiden tahun
2014 tentu saya akan memilih Jokowi sebagai Wakil Presidennya bahkan saya akan
meminta Jokowi yang menjadi calon Presidennya. Kalau Jokowi kelihatan akan
menapak dengan pasti, kalau saya mungkin mimpi saja he he ………….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar