Filosofi yang benar dibangun atas
dasar keyakinan yang sungguh-sungguh dan tertanam dalam sanubari, sering ini
direfleksikan dalam bentuk niat yang dimiliki seseorang. Niat merupakan sumber energi
insani yang akan mengarahkan bagaimana seseorang menjalani kehidupannya. Niat adalah
basis spirit seseorang yang akan menentukan hitam putihnya ia menjalani
kehidupan.
Selanjutnya niat akan membentuk pola pikir. Pola pikir
merupakan aspek rasionalitas dalam memandang kehidupannya. Pola pikir akan akan
menentukan refleksi kepribadian seseorang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Kepribadian
manusia merupakan rangkaian dari siklus keempat hal ini, yaitu :
niat-pikiran-ucapan-perbuatan.
Apa yang mendasari keempat siklus
ini agar dapat berjalan dengan baik dan membentuk pribadi yang unggul? Dasar utamanya
terdiri dari dua pilar yaitu dasar moralitas dan dasar rasionalitas. Moralitas mengandung
adanya suatu nilai-nilai hakiki yang akan memandu kehidupan manusia dan
rasionalitas merupakan fungsi insani sebagai makhluk yang berakal yang bekerja
dengan logika, ilmu, pengetahuan dan sistem tertentu.
Gabungan dari moralitas dan
rasionalitas adalah segala sesuatu harus dilakukan secara benar dan baik. Dalam
bersikap dan bertingkahlaku untuk mendapat landasan moralitas dan rasionalitas
maka kita harus memastikan apakah yang akan dilakukan itu benar dan baik. Benar
bisa berdasarkan nilai-nilai dan keyakinan dan juga bisa berdasarkan apakah
yang dilakukan itu dapat diterima oleh akal sehat .
Jika benar dapat diteropong dari
sisi panduan moral maupun logika dan common-sense maka baik memiliki dimensi
sosial dan estetika. Benar dalam konteks moral dan logic merupakan chip yang
ditanamkan oleh Yang Maha Kuasa dalam sanubari dan pikiran kita, maka baik akan
berdimensi hubungan sosial apakah yang kita lakukan itu dapat diterima secara
sosial, memiliki manfaat terhadap sesama dan adanya keserasian dengan
lingkungan.
Berdasarkan asas benar dan baik
maka akan terbentuk kepribadian dan perilaku yang dapat menyeleksi segala
sesuatu secara tepat. Misalnya jika kita akan memutuskan suatu tindakan maka sebelumnya
kita harus menentukan apakah tindakan kita ini benar (secara moral dan logika)
dan baik (secara sosial dan estetika). Jika memenuhi kedua kaedah tersebut maka
kita dapat memutuskan secara akurat dan keputusan atau tindakan kita pastilah
berkualitas.
Jadi sebelum memutuskan
pastikanlah keputusan tersebut adalah benar dan baik!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar