Hidup ini adalah fana, namun adakah yang abadi? Setidaknya dalam perspektif keduniaan adakah yang tetap? Dalam hidup didunia ini banyak orang yang mengatakan tidak ada yang tetap, satu-satunya yang tetap adalah perubahan. Namun, menurut Stephen R. Covey, tidak hanya perubahan yang tetap, setidaknya ada tiga hal yang tetap yaitu perubahan, prinsip dan pilihan (3P).
3P mewarnai kehidupan manusia. Manusia tidak akan pernah terlepas dari hal tersebut. Bukankah kita selalu tetap berubah? Lihatlah tubuh anda sendiri, semakin hari semakin berubah. Ada yang semakin gemuk, semakin keriput dan semakin banyak hal yang bertambah maupun berkurang. Berat badan anda mungkin bertambah, lemak di tubuh anda bertambah, uban bertambah dan berbagai pertambahan lainnya. Banyak pula yang semakin berkurang. Daya ingat anda mungkin semakin berkurang, jumlah rambut di kepala anda bisa semakin berkurang, kemampuan otot-otot anda semakin berkurang, semakin bertambah usia anda semakin melemah dan berbagai hal lain yang semakin berkurang.
Selain perubahan yang tetap, prinsip adalah hal lainnya yang tetap. Prinsip di alam ini berjalan secara tetap sebelum Yang Maha Kuasa mengubahnya. Matahari tetap terbit diufuk timur. Bulan tetap mengitari bumi dan bumi tetap mengitari matahari. Apel terlepas dari tangkainya akan jatuh kebumi, tidak melayang-layang ke angkasa karena hukum gravitasi menentukan demikian. Prinsip-prinsip alam berjalan secara tetap mengikuti hukum alam. Demikian pula prinsip-prinsip kehidupan yang berlaku universal, baik secara secara agama, sosial maupun budaya. Orang beragama yang mempercayai adanya hari akhir, hari kiamat, tetap akan mempercayainya. Setiap kebaikan diyakini akan berbalas kebaikan. Kejujuran yang merupakan nilai-nilai baik tetap diyakini demikian. Jika ada yang melawan prinsip-prinsip universal maka diyakini tidak akan berjalan langgeng. Kebenaran adalah kebenaran dan tidak bisa dipertukarkan dengan ketidakbenaran. Kebaikan adalah kebaikan dan tidak bisa dipertukarkan dengan kejahatan.
Hal ketiga yang tetap adalah pilihan. Sampai kapan pun manusia adalah bebas dan mempunyai pilihan yang ia kehendaki. Tidak ada satu orang pun yang bisa membatasi pilihan orang lain, sekali pun ia diktator. Pilihan merupakan hak yang paling hakiki bagi setiap manusia. Jika ada yang mencegahnya, hal itu hanya bersifat sementara, selanjutnya manusia bebas memilih kembali. Prinsip demokrasi didasarkan bahwa manusia bebas memilih, bebas menentukan pendapatnya, bebas menentukan masa depannya. Tidak ada yang bisa menghambat, jika ada - hal itu hanya membungkam sesaat, setelah itu energi kebebasan manusia akan mendorong manusia untuk menentukan pilihannya sesuai dengan kehendaknya sendiri.
Ketetapan tentang perubahan, prinsip dan pilihan adalah sesuatu yang melekat dalam nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Ketiga hal tersebut adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa kepada manusia yang ditabalkan-Nya sebagai Kalifah dimuka bumi, sebagai penguasa yang seharus bertindak sesuai dengan pedoman hidup yang digariskan-Nya melalui ajaran mulia agama, mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan dan mencegah terjadinya kerusakan dimuka bumi ini.
Namun, kita temukan pula banyak diktator dan penguasa zalim yang mengabaikan ketetapan hukum perubahan, prinsip dan pilihan. Mereka bertindak menghambat perubahan dan melanggengkan kekuasaannya, berusaha melawan prinsip-prinsip universal yang berlaku dan mengedepankan prinsip individualistik-hedonisnya sendiri, membatasi,mengekang bahkan membungkam kebebasan memilih. Apa yang terjadi? Mereka hancur lebur tergilas oleh perubahan, dihancurkan oleh prinsip-prinsip universal dan terbenam oleh pilihan kebebasan.
Sesungguhnya kedatangan Nabi dan Rasul menegaskan misi perubahan yang mereka emban untuk mengubah umatnya kearah yang lebih baik. Mereka terus mengingatkan umat akan prinsip-prinsip yang berlangsung secara kekal sampai dengan akhir jaman. Disamping itu mereka pun menghargai pilihan bebas manusia yang dituntun oleh nurani yang bersih. Tugas Nabi dan Rasul ini diteruskan oleh orang-orang mulia lainnya untuk terus mengingatkan manusia akan nilai-nilai perubahan, prinsip-prinsip universal dan kebebasan manusia untuk memilih.
Jadi apa pun bisa berubah kecuali CHANGE-PRINCIPLE-CHOICE.
3P mewarnai kehidupan manusia. Manusia tidak akan pernah terlepas dari hal tersebut. Bukankah kita selalu tetap berubah? Lihatlah tubuh anda sendiri, semakin hari semakin berubah. Ada yang semakin gemuk, semakin keriput dan semakin banyak hal yang bertambah maupun berkurang. Berat badan anda mungkin bertambah, lemak di tubuh anda bertambah, uban bertambah dan berbagai pertambahan lainnya. Banyak pula yang semakin berkurang. Daya ingat anda mungkin semakin berkurang, jumlah rambut di kepala anda bisa semakin berkurang, kemampuan otot-otot anda semakin berkurang, semakin bertambah usia anda semakin melemah dan berbagai hal lain yang semakin berkurang.
Selain perubahan yang tetap, prinsip adalah hal lainnya yang tetap. Prinsip di alam ini berjalan secara tetap sebelum Yang Maha Kuasa mengubahnya. Matahari tetap terbit diufuk timur. Bulan tetap mengitari bumi dan bumi tetap mengitari matahari. Apel terlepas dari tangkainya akan jatuh kebumi, tidak melayang-layang ke angkasa karena hukum gravitasi menentukan demikian. Prinsip-prinsip alam berjalan secara tetap mengikuti hukum alam. Demikian pula prinsip-prinsip kehidupan yang berlaku universal, baik secara secara agama, sosial maupun budaya. Orang beragama yang mempercayai adanya hari akhir, hari kiamat, tetap akan mempercayainya. Setiap kebaikan diyakini akan berbalas kebaikan. Kejujuran yang merupakan nilai-nilai baik tetap diyakini demikian. Jika ada yang melawan prinsip-prinsip universal maka diyakini tidak akan berjalan langgeng. Kebenaran adalah kebenaran dan tidak bisa dipertukarkan dengan ketidakbenaran. Kebaikan adalah kebaikan dan tidak bisa dipertukarkan dengan kejahatan.
Hal ketiga yang tetap adalah pilihan. Sampai kapan pun manusia adalah bebas dan mempunyai pilihan yang ia kehendaki. Tidak ada satu orang pun yang bisa membatasi pilihan orang lain, sekali pun ia diktator. Pilihan merupakan hak yang paling hakiki bagi setiap manusia. Jika ada yang mencegahnya, hal itu hanya bersifat sementara, selanjutnya manusia bebas memilih kembali. Prinsip demokrasi didasarkan bahwa manusia bebas memilih, bebas menentukan pendapatnya, bebas menentukan masa depannya. Tidak ada yang bisa menghambat, jika ada - hal itu hanya membungkam sesaat, setelah itu energi kebebasan manusia akan mendorong manusia untuk menentukan pilihannya sesuai dengan kehendaknya sendiri.
Ketetapan tentang perubahan, prinsip dan pilihan adalah sesuatu yang melekat dalam nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Ketiga hal tersebut adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa kepada manusia yang ditabalkan-Nya sebagai Kalifah dimuka bumi, sebagai penguasa yang seharus bertindak sesuai dengan pedoman hidup yang digariskan-Nya melalui ajaran mulia agama, mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan dan mencegah terjadinya kerusakan dimuka bumi ini.
Namun, kita temukan pula banyak diktator dan penguasa zalim yang mengabaikan ketetapan hukum perubahan, prinsip dan pilihan. Mereka bertindak menghambat perubahan dan melanggengkan kekuasaannya, berusaha melawan prinsip-prinsip universal yang berlaku dan mengedepankan prinsip individualistik-hedonisnya sendiri, membatasi,mengekang bahkan membungkam kebebasan memilih. Apa yang terjadi? Mereka hancur lebur tergilas oleh perubahan, dihancurkan oleh prinsip-prinsip universal dan terbenam oleh pilihan kebebasan.
Sesungguhnya kedatangan Nabi dan Rasul menegaskan misi perubahan yang mereka emban untuk mengubah umatnya kearah yang lebih baik. Mereka terus mengingatkan umat akan prinsip-prinsip yang berlangsung secara kekal sampai dengan akhir jaman. Disamping itu mereka pun menghargai pilihan bebas manusia yang dituntun oleh nurani yang bersih. Tugas Nabi dan Rasul ini diteruskan oleh orang-orang mulia lainnya untuk terus mengingatkan manusia akan nilai-nilai perubahan, prinsip-prinsip universal dan kebebasan manusia untuk memilih.
Jadi apa pun bisa berubah kecuali CHANGE-PRINCIPLE-CHOICE.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar