Sabtu, 27 Maret 2010

SOLO - KUALA LUMPUR - SINGAPORE


Dalam dua minggu terakhir ini penulis didera kesibukan luar biasa. Selain kegiatan kantor dan organisasi penulis juga harus melakukan perjalanan keluar kota yaitu ke Solo, Kuala Lumpur dan Singapore. Sebelumnya penulis juga mengikut beberapa pelatihan seperti Human Capital Management dan Leadership Course. Banyak tugas yang harus dikerjakan seperti membuat makalah dan bahan presentasi. Sehingga dalam satu bulan terakhir posting tulisan ke blog Habahate ini sangat minim karena berbagai kesibukan tersebut.

Perjalanan ke Solo dari tanggal 17 s/d 21 Maret 2010 mengikuti kegiatan Kongres Psikologi Indonesia. Kongres mengambil tema "Dalam Keberagaman Menuju Indonesia Yang Lebih Baik." Kongres dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah Ibu Rustriningsih. Hal menarik saat membuka Kongres Wagub Jateng menyebutkan bahwa saat ini bangsa kita sedang mengalami krisis identitas, jati diri, krisis karakter dan krisis ideologi. Ia mengharapkan para psikolog bisa mencari solusi untuk mengatasi permasalahan diatas. Dalam Kongres tersebut banyak makalah dan hasil penelitian yang berkaitan dengan psikologi dipaparkan dan cukup memperkaya khasanah penelitian dan penulisan psikologi di Indonesia. Terutama masalah keberagaman di Indonesia yang bisa menjadi potensi pembangunan namun apabila tidak dikelola secara bijak berpotensi pula menimbulkan permasalahan. Pendekatan psikologi berupaya melihat keberagaman sebagai sebuah potensi positif bagi pembangunan bangsa.



Selanjutnya tanggal 22 Maret 2010 penulis ke Kuala Lumpur berkunjung ke Telcom Malaysia (TM) untuk membahas permasalahan berkaitan dengan Career Management. Di Telcom Malaysia penulis bertemu dengan DR. Zainal Vice president HR di TM, kami banyak berdiskusi tentang pengelolaan karir di TM. Selain berkunjung ke TM, saat di Malaysia penulis berkesempatan berkunjung kerumah mantan Menteri Informasi Malaysia Tan Sri Datuk Sulaiman Muhammad. Berdiskusi dengan beliau sangat menarik terutama berkaitan dengan kemajuan pembangunan Malaysia. Malaysia juga memiliki masalah keberagaman sebagaimana Indonesia. Keberagaman bisa menjadi potensi positif yang luar biasa namun sekaligus memiliki potensi permasalahan pula apabila tidak dikelola secara baik.

Pada tanggal 25 Maret 2010 perjalanan dilanjutkan ke Singapore berkunjung ke Singapore Telkom (SingTel) untuk membahas topik yang sama tentang karir. Saat di SingTel penulis bertemu dengan Director of Executive Resources SingTel untuk berdiskusi tentang pengelolaan karir eksekutif di Singapore Telcom. Banyak hal yang dibicarakan tentang career, talent, recruitment, HRM dan berbagai hal lainnya tentang pengelolaan SDM.

Penulis menyaksikan pembangunan di Malaysia dan Singapore berkembang sangat pesat, terutama hal yang berkaitan dengan akses transportasi dan akses informasi. Memang salah satu kunci keberhasilan pembangunan adalah ketersediaan akses, disamping ketersediaan energi, komunikasi dan tenaga kerja terampil. Hal yang tidak kalah pentingnya adalah kualitas Leadership dari para pemimpinnya yang mampu memandu seluruh bangsa bergerak maju dan memiliki visi yang cukup brilian untuk masa depan bangsanya.

BERSAMA KESULITAN SESUNGGUHNYA ADA KEMUDAHAN

Tulisan ini diperoleh dari KATA-KATA HIKMAH yang diposting oleh Ogy Febri Adlha dan tulisan aslinya sendiri dari Muhammad Abduh Tuasikal. Judul aslinya berbunyi DIBALIK KESULITAN ADA KEMUDAHAN. Namun, dalam suatu kesempatan penulis pernah mendengarkan penjelasan dari Ustadz Quraish Shihab bahwa sesungguh makna dari ayat yang merujuk hal tersebut adalah BERSAMA KESULITAN ADA KEMUDAHAN, jadi bukan dibalik tetapi bersamaan dengan kesulitan itu sendiri ada kemudahan. Terlepas dari judul tersebut penulis tidak ingin terpaku pada perbedaan hal tersebut namun lebih kepada makna mendasar dari keyakinan kita bahwa adanya kemudahan didalam setiap kesulitan. Berikut cuplikannya :

Yakinlah! Di Balik Kesulitan, Ada Kemudahan yang Begitu Dekat dan seringkali kita berputus asa tatkala mendapatkan kesulitan atau cobaan. Padahal Allah telah memberi janji bahwa di balik kesulitan, pasti ada jalan keluar yang begitu dekat. Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا“ Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 5) Ayat ini pun diulang setelah itu,إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. An Nasyr: 6)Mengenai ayat di atas, ada beberapa faedah yang bisa kita ambil :

Pertama: Di balik satu kesulitan, ada dua kemudahan. Kata “al ‘usr (kesulitan)” yang diulang dalam surat Alam Nasyroh hanyalah satu. Al ‘usr dalam ayat pertama sebenarnya sama dengan al ‘usr dalam ayat berikutnya karena keduanya menggunakan isim ma’rifah (seperti kata yang diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Jika isim ma’rifah diulang, maka kata yang kedua sama dengan kata yang pertama, terserah apakah isim ma’rifah tersebut menggunakan alif lam jinsi ataukah alif lam ‘ahdiyah.” Intinya, al ‘usr (kesulitan) pada ayat pertama sama dengan al ‘usr (kesulitan) pada ayat kedua. Sedangkan kata “yusro (kemudahan)” dalam surat Alam Nasyroh itu ada dua. Yusro (kemudahan) pertama berbeda dengan yusro (kemudahan) kedua karena keduanya menggunakan isim nakiroh (seperti kata yang tidak diawali alif lam).

Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Secara umum, jika isim nakiroh itu diulang, maka kata yang kedua berbeda dengan kata yang pertama.” Dengan demikian, kemudahan itu ada dua karena berulang.[1] Ini berarti ada satu kesulitan dan ada dua kemudahan. Dari sini, para ulama pun seringkali mengatakan, “Satu kesulitan tidak akan pernah mengalahkan dua kemudahan.” Asal perkataan ini dari hadits yang lemah, namun maknanya benar[2]. Jadi, di balik satu kesulitan ada dua kemudahan.Note: Mungkin sebagian orang yang belum pernah mempelajari bahasa Arab kurang paham dengan istilah di atas. Namun itulah keunggulan orang yang paham bahasa Arab, dalam memahami ayat akan berbeda dengan orang yang tidak memahaminya. Oleh karena itu, setiap muslim hendaklah membekali diri dengan ilmu alat ini. Di antara manfaatnya, seseorang akan memahami Al Qur’an lebih mudah dan pemahamannya pun begitu berbeda dengan orang yang tidak paham bahasa Arab. Semoga Allah memberi kemudahan.

Kedua: Akhir berbagai kesulitan adalah kemudahan. Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di mengatakan, “Kata al ‘usr (kesulitan) menggunakan alif-lam dan menunjukkan umum (istigroq) yaitu segala macam kesulitan. Hal ini menunjukkan bahwa bagaimana pun sulitnya, akhir dari setiap kesulitan adalah kemudahan.”[3] Dari sini, kita dapat mengambil pelajaran, “Badai pastilah berlalu (after a storm comes a calm), yaitu setelah ada kesulitan pasti ada jalan keluar.”

Ketiga: Di balik kesulitan, ada kemudahan yang begitu dekatDalam ayat di atas, digunakan kata ma’a, yang asalnya bermakna “bersama”. Artinya, “kemudahan akan selalu menyertai kesulitan”. Oleh karena itu, para ulama seringkali mendeskripsikan, “Seandainya kesulitan itu memasuki lubang binatang dhob (yang berlika-liku dan sempit, pen), kemudahan akan turut serta memasuki lubang itu dan akan mengeluarkan kesulitan tersebut.”[4] Padahal lubang binatang dhob begitu sempit dan sulit untuk dilewati karena berlika-liku (zig-zag). Namun kemudahan akan terus menemani kesulitan, walaupun di medan yang sesulit apapun. Allah Ta’ala berfirman,سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا“Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.” (QS. Ath Tholaq: 7) Ibnul Jauziy, Asy Syaukani dan ahli tafsir lainnya mengatakan, “Setelah kesempitan dan kesulitan, akan ada kemudahan dan kelapangan.”[5] Ibnu Katsir mengatakan, ”Janji Allah itu pasti dan tidak mungkin Dia mengingkarinya.”[6]Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,وَأَنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً“Bersama kesulitan, ada kemudahan.”[7] Oleh karena itu, masihkah ada keraguan dengan janji Allah dan Rasul-Nya ini?

Rahasia Mengapa di Balik Kesulitan, Ada Kemudahan yang Begitu DekatIbnu Rajab telah mengisyaratkan hal ini. Beliau berkata, “Jika kesempitan itu semakin terasa sulit dan semakin berat, maka seorang hamba akan menjadi putus asa dan demikianlah keadaan makhluk yang tidak bisa keluar dari kesulitan. Akhirnya, ia pun menggantungkan hatinya pada Allah semata. Inilah hakekat tawakkal pada-Nya.

Tawakkal inilah yang menjadi sebab terbesar keluar dari kesempitan yang ada. Karena Allah sendiri telah berjanji akan mencukupi orang yang bertawakkal pada-Nya. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.” (QS. Ath Tholaq: 3).”[8] Inilah rahasia yang sebagian kita mungkin belum mengetahuinya. Jadi intinya, tawakkal lah yang menjadi sebab terbesar seseorang keluar dari kesulitan dan kesempitan.Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan orang yang sabar dalam menghadapi setiap ketentuan-Mu. Jadikanlah kami sebagai hamba-Mu yang selalu bertawakkal dan bergantung pada-Mu. Amin Ya Mujibas Saa-ilin.Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.-Begitu nikmat setiap hari dapat menggali faedah dari sebuah ayat. Semoga hati ini tidak lalai dari mengingat-Nya

(Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal)

Minggu, 07 Maret 2010

CHANGE, PRINCIPLE & CHOICE

Hidup ini adalah fana, namun adakah yang abadi? Setidaknya dalam perspektif keduniaan adakah yang tetap? Dalam hidup didunia ini banyak orang yang mengatakan tidak ada yang tetap, satu-satunya yang tetap adalah perubahan. Namun, menurut Stephen R. Covey, tidak hanya perubahan yang tetap, setidaknya ada tiga hal yang tetap yaitu perubahan, prinsip dan pilihan (3P).

3P mewarnai kehidupan manusia. Manusia tidak akan pernah terlepas dari hal tersebut. Bukankah kita selalu tetap berubah? Lihatlah tubuh anda sendiri, semakin hari semakin berubah. Ada yang semakin gemuk, semakin keriput dan semakin banyak hal yang bertambah maupun berkurang. Berat badan anda mungkin bertambah, lemak di tubuh anda bertambah, uban bertambah dan berbagai pertambahan lainnya. Banyak pula yang semakin berkurang. Daya ingat anda mungkin semakin berkurang, jumlah rambut di kepala anda bisa semakin berkurang, kemampuan otot-otot anda semakin berkurang, semakin bertambah usia anda semakin melemah dan berbagai hal lain yang semakin berkurang.

Selain perubahan yang tetap, prinsip adalah hal lainnya yang tetap. Prinsip di alam ini berjalan secara tetap sebelum Yang Maha Kuasa mengubahnya. Matahari tetap terbit diufuk timur. Bulan tetap mengitari bumi dan bumi tetap mengitari matahari. Apel terlepas dari tangkainya akan jatuh kebumi, tidak melayang-layang ke angkasa karena hukum gravitasi menentukan demikian. Prinsip-prinsip alam berjalan secara tetap mengikuti hukum alam. Demikian pula prinsip-prinsip kehidupan yang berlaku universal, baik secara secara agama, sosial maupun budaya. Orang beragama yang mempercayai adanya hari akhir, hari kiamat, tetap akan mempercayainya. Setiap kebaikan diyakini akan berbalas kebaikan. Kejujuran yang merupakan nilai-nilai baik tetap diyakini demikian. Jika ada yang melawan prinsip-prinsip universal maka diyakini tidak akan berjalan langgeng. Kebenaran adalah kebenaran dan tidak bisa dipertukarkan dengan ketidakbenaran. Kebaikan adalah kebaikan dan tidak bisa dipertukarkan dengan kejahatan.

Hal ketiga yang tetap adalah pilihan. Sampai kapan pun manusia adalah bebas dan mempunyai pilihan yang ia kehendaki. Tidak ada satu orang pun yang bisa membatasi pilihan orang lain, sekali pun ia diktator. Pilihan merupakan hak yang paling hakiki bagi setiap manusia. Jika ada yang mencegahnya, hal itu hanya bersifat sementara, selanjutnya manusia bebas memilih kembali. Prinsip demokrasi didasarkan bahwa manusia bebas memilih, bebas menentukan pendapatnya, bebas menentukan masa depannya. Tidak ada yang bisa menghambat, jika ada - hal itu hanya membungkam sesaat, setelah itu energi kebebasan manusia akan mendorong manusia untuk menentukan pilihannya sesuai dengan kehendaknya sendiri.

Ketetapan tentang perubahan, prinsip dan pilihan adalah sesuatu yang melekat dalam nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Ketiga hal tersebut adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa kepada manusia yang ditabalkan-Nya sebagai Kalifah dimuka bumi, sebagai penguasa yang seharus bertindak sesuai dengan pedoman hidup yang digariskan-Nya melalui ajaran mulia agama, mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan dan mencegah terjadinya kerusakan dimuka bumi ini.

Namun, kita temukan pula banyak diktator dan penguasa zalim yang mengabaikan ketetapan hukum perubahan, prinsip dan pilihan. Mereka bertindak menghambat perubahan dan melanggengkan kekuasaannya, berusaha melawan prinsip-prinsip universal yang berlaku dan mengedepankan prinsip individualistik-hedonisnya sendiri, membatasi,mengekang bahkan membungkam kebebasan memilih. Apa yang terjadi? Mereka hancur lebur tergilas oleh perubahan, dihancurkan oleh prinsip-prinsip universal dan terbenam oleh pilihan kebebasan.

Sesungguhnya kedatangan Nabi dan Rasul menegaskan misi perubahan yang mereka emban untuk mengubah umatnya kearah yang lebih baik. Mereka terus mengingatkan umat akan prinsip-prinsip yang berlangsung secara kekal sampai dengan akhir jaman. Disamping itu mereka pun menghargai pilihan bebas manusia yang dituntun oleh nurani yang bersih. Tugas Nabi dan Rasul ini diteruskan oleh orang-orang mulia lainnya untuk terus mengingatkan manusia akan nilai-nilai perubahan, prinsip-prinsip universal dan kebebasan manusia untuk memilih.

Jadi apa pun bisa berubah kecuali CHANGE-PRINCIPLE-CHOICE.