Anda mudah-mudahan telah mengikuti perkembangan pencalonan anggota legislatif saat ini. Isu utama yang mencuat adalah syarat dengan nepotisme alias mengutamakan para keluarga dan kerabat. Pertanyaan utama yang mengemuka disini adalah mengapa itu sampai terjadi?
Menurut saya setidaknya hal ini menyangkut tiga hal yaitu trust, relasi dan kompetensi. Penunjukkan keluarga dekat atau kerabat setidaknya memenuhi dua alasan utama trust dan relasi. Nah, bagaimana dengan kompetensi, inilah letak titik perdebatannya.
Kita ketahui bersama sebagian dari caleg tersebut adalah muka baru yang sangat minim pengalaman politiknya. Tidak mengikuti jalur karir partai sejak dari bawah. Kurang atau bahkan tidak berpengalaman sama sekali dalam kancah kehidupan perpolitikan. Tapi hal ini teratasi dengan kuatnya relasi kekerabatan. Bahkan orang sekaliber Amin Rais pun membela putranya sebagai Caleg.
Memang merupakan hak seluruh warga negara untuk menjadi Caleg, termasuk hak anak para politisi atau berbagai tokoh saat ini untuk menjadi Caleg, namun kita lebih melihat kepantasan dan kewajaran mengingat jam terbang mereka di parpol maupun dalam berbagai aktivitas masyarakat sangat minim atau bahkan tidak ada sama sekali.
Hak memang bisa saja digunakan, namun kearifan dalam menggunakan hak tersebut merupakan hal lain yang perlu dipertimbangkan secara sungguh-sungguh. Moga-moga para politisi dan berbagai tokoh nasional kita bisa melihat hal ini secara arif dan secara bijak mempertimbangkan kembali untuk mencantumkan nama kerabatnya yang belum berpengalaman dan tidak memiliki kompetensi masuk ke dalam daftar Caleg.
Para politisi dan tokoh nasional anda sedang dalam ujian apakah mampu menjadi teladan bagi masyarakat dan bangsa ini ? Berpihaklah pada nurani rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar