Suatu obsesi melihat carut marut bangsa ini ….. Merindukan Pemimpin.......Pemimpin Sejati. Menjelang Pemilihan Presiden 2009 kita merindukan pemimpin yang visioner, melayani, mementingkan kepentingan bangsanya dibandingkan dengan kelompok, keluarga atau dirinya sendiri. Kita dicemooh dengan berbagai peristiwa akhir-akhir ini terjadi seperti Blue Energi, Super Toy, Bella Vista Timor, Jaksa Urip, Agus Tjondro, masalah tender Tangguh, KPU dikepung, kerusuhan Pilkada, ….. ahh entahlah masih banyak lagi.
Lihat dan tanyalah pada arwah Pemimpin besar dunia apa yang terjadi dengan bangsa kita. Tanyalah pada arwah Bung Karno …. tanyalah pada arwah Imam Besar Ayatullah Khomeini, tanyalah pada arwah John F. Kennedy, Churchil ……… sampai dengan Mussolini, Lenin, Hitler sekalipun ….. belum cukup? Tanya juga pada arwah Jenghis Khan, Julius Caesar atau Namrudz, Firaun si Ramses II pemburu Nabi Musa …. Apa kira-kira jawaban mereka?
Imam Khomeini mungkin menjawab : “karena engkau Bangsa Indonesia menjadi pengikut si setan besar Amerika, nah rasakanlah azab yang menimpa bangsamu.”
John F. Kennedy mungkin menjawab : “karena engkau hanya mau meminta dari tanah air dan tidak pernah peduli apa yang bisa kau lakukan terhadap tanah air.”
Hitler menjawab : “ karena engkau biarkan si Yahudi melalui tangan IMF, World Bank mengaduk-aduk sistem ekonomi negerimu jadilah engkau si penghamba Yahudi dan rasakanlah akibatnya …. Penderitaan.”
Firaun mungkin menjawab : “karena engkau telah mengikuti jejak diriku menuhankan dirimu sendiri … nah rasakanlah azabmu sekarang …. Semoga engkau bersamaku di neraka kelak.”
Jenghis Khan akan menjawab :”karena engkau mengabaikan persatuan, aku dulu bersusah payah menyatukan berbagai suku bangsa Mongol … kemudian kami bersatu dan kami kuat bahkan kami menyerang ke Rusia hingga ke pertengahan Eropa ……… nah sekarang apa yang terjadi pada dirimu …… rasakanlah kesusahan akibat pertengkaran & perselisihan diantara dirimu sendiri.”
Apa yang Bung Karno katakan? :”karena engkau menjadi antek NEKOLIM, antek Neo Kolonialisme dan Imperialisme, engkau seharusnya tidak menjadi paria diantara bangsa-bangsa dunia, kau rasakan sekarang akibatnya, kau diperbudak, kau dihambakan, engkau dilecehkan, harga dirimu diletakkan dibawah sendal butut yang paling jelek … itupun kalau bangsamu mampu membeli sendal butut, kalo engkau tidak mampu bersendal … engkau diletakkan dibawah kaki hitam legam penuh koreng berbisul dan bernanah, begitu rendahnya engkau, itulah posisimu sebagai antek NEKOLIM. Ingatkah engkau tentang kredo JAS MERAH? Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah …… sejarah engkau yang diperbudak oleh kaum kolonial akan terus berulang selama engkau tidak kembali kejati dirimu …..”
Kita merindukan pemimpin yang mampu membangkitkan keterpurukan bangsa ini dengan memperhatikan apa yang disampaikan pemimpin besar tadi, tidak peduli apakah perkataan itu muncul dari Imam Khomeini, Kennedy atau Hitler sekalipun …. Selama kata-kata itu mampu menggugah kesadaran kita dan paling penting mampu menggugah pemimpin kita. Deng Xiao Ping pada tahun 1970-an pernah mengatakan “aku tidak peduli apakah kucing itu berwarna putih atau hitam, yang penting ia mampu menangkap seekor tikus secara cepat, tepat, efektif dan efisien. Aku tidak peduli dengan sistem perekonomian apapun yang diterapkan di China, tetapi yang penting sistem tersebut mampu mengangkat kesejahteraan, derajat dan martabat Bangsa China.” Kamerad Deng telah membuktikan ucapannya, tiga dekade setelah ucapan Deng, China menjadi raksasa dalam segala bidang. Bagaimana dengan kita ???
Lihat dan tanyalah pada arwah Pemimpin besar dunia apa yang terjadi dengan bangsa kita. Tanyalah pada arwah Bung Karno …. tanyalah pada arwah Imam Besar Ayatullah Khomeini, tanyalah pada arwah John F. Kennedy, Churchil ……… sampai dengan Mussolini, Lenin, Hitler sekalipun ….. belum cukup? Tanya juga pada arwah Jenghis Khan, Julius Caesar atau Namrudz, Firaun si Ramses II pemburu Nabi Musa …. Apa kira-kira jawaban mereka?
Imam Khomeini mungkin menjawab : “karena engkau Bangsa Indonesia menjadi pengikut si setan besar Amerika, nah rasakanlah azab yang menimpa bangsamu.”
John F. Kennedy mungkin menjawab : “karena engkau hanya mau meminta dari tanah air dan tidak pernah peduli apa yang bisa kau lakukan terhadap tanah air.”
Hitler menjawab : “ karena engkau biarkan si Yahudi melalui tangan IMF, World Bank mengaduk-aduk sistem ekonomi negerimu jadilah engkau si penghamba Yahudi dan rasakanlah akibatnya …. Penderitaan.”
Firaun mungkin menjawab : “karena engkau telah mengikuti jejak diriku menuhankan dirimu sendiri … nah rasakanlah azabmu sekarang …. Semoga engkau bersamaku di neraka kelak.”
Jenghis Khan akan menjawab :”karena engkau mengabaikan persatuan, aku dulu bersusah payah menyatukan berbagai suku bangsa Mongol … kemudian kami bersatu dan kami kuat bahkan kami menyerang ke Rusia hingga ke pertengahan Eropa ……… nah sekarang apa yang terjadi pada dirimu …… rasakanlah kesusahan akibat pertengkaran & perselisihan diantara dirimu sendiri.”
Apa yang Bung Karno katakan? :”karena engkau menjadi antek NEKOLIM, antek Neo Kolonialisme dan Imperialisme, engkau seharusnya tidak menjadi paria diantara bangsa-bangsa dunia, kau rasakan sekarang akibatnya, kau diperbudak, kau dihambakan, engkau dilecehkan, harga dirimu diletakkan dibawah sendal butut yang paling jelek … itupun kalau bangsamu mampu membeli sendal butut, kalo engkau tidak mampu bersendal … engkau diletakkan dibawah kaki hitam legam penuh koreng berbisul dan bernanah, begitu rendahnya engkau, itulah posisimu sebagai antek NEKOLIM. Ingatkah engkau tentang kredo JAS MERAH? Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah …… sejarah engkau yang diperbudak oleh kaum kolonial akan terus berulang selama engkau tidak kembali kejati dirimu …..”
Kita merindukan pemimpin yang mampu membangkitkan keterpurukan bangsa ini dengan memperhatikan apa yang disampaikan pemimpin besar tadi, tidak peduli apakah perkataan itu muncul dari Imam Khomeini, Kennedy atau Hitler sekalipun …. Selama kata-kata itu mampu menggugah kesadaran kita dan paling penting mampu menggugah pemimpin kita. Deng Xiao Ping pada tahun 1970-an pernah mengatakan “aku tidak peduli apakah kucing itu berwarna putih atau hitam, yang penting ia mampu menangkap seekor tikus secara cepat, tepat, efektif dan efisien. Aku tidak peduli dengan sistem perekonomian apapun yang diterapkan di China, tetapi yang penting sistem tersebut mampu mengangkat kesejahteraan, derajat dan martabat Bangsa China.” Kamerad Deng telah membuktikan ucapannya, tiga dekade setelah ucapan Deng, China menjadi raksasa dalam segala bidang. Bagaimana dengan kita ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar