Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh banyak faktor. Dari sekian banyak faktor, kualitas SDM memegang peranan penting. Dan dari kualitas SDM, kualitas pemimpin dan kepemimpinan menjadi faktor yang tidak bisa diabaikan.
Bangsa Amerika bisa menggapai bulan karena mimpi dari seorang John F. Kennedy. Bagaimana bangsa Jepang bisa maju tidak terlepas dari strategi Restorasi Meiji. China mencapai kemajuan yang luar biasa saat ini diawali oleh visi fantastis dari Deng Xiao Ping. Korea bisa menjadi bangsa yang tangguh karena fondasi yang dibuat oleh Park Chung Hee. Demikian pula Singapore tidak akan pernah mencapai kemajuan seperti saat ini tanpa sentuhan tangan emas dari Lee Kuan Yew.
Bandingkan dengan negara-negara yang memiliki kekayaan alam namun tidak bisa digolongkan sebagai negara maju, karena hidup mereka mengandalkan dari anugerah alam, bukan dari hasil inovasi, kreasi dan produktivitas SDM. Sebutkan saja negara-negara di Timur Tengah yang sangat kaya, kekayaan mereka berasal dari minyak bukan dari hasil kemampuan SDM nya.
Kita bisa lihat Singapore, negara kota, kecil dan tidak memiliki sumber daya alam. Bahkan airpun harus dipasok dari Semenanjung Malaysia. Dalam sebuah tulisan dalam blog ini penulis menyebutkan bahwa kemajuan Singapore sangat ditentukan oleh kualitas SDM dan Pemimpinnya.
Sekitar awal Juni lalu penulis sempat berkunjung ke Singapore. Kemajuan yang dicapai luar biasa. Dari waktu ke waktu terjadi perubahan yang semakin meningkatkan kualitas hidup masyarakat Singapore. Meskipun negaranya kecil tapi SDM nya memiliki kualitas yang besar. Tentunya dibelakang SDM yang luar biasa ini ada seorang pemimpin yang tangguh yang mampu mengelola SDM nya secara baik.
Bandingkanlah dengan Batam. Kebetulan minggu lalu penulis sempat berkunjung ke Batam. Batam tampak gersang, dari waktu ke waktu perkembangannya tidak bergerak secara signifikan. Kekumuhan mulai merambah Batam. Padahal, bukankah Batam dirancang untuk menyaingi Singapore?
Dipertengahan tahun 1970-an Batam direncanakan akan dibangun seperti Singapore. Prof. Dr. B.J. Habibi menawarkan mimpi besar ini ke Presiden Soeharto. Usulan Habibi ini disetujui Soeharto. Kemudian dibentuklah Badan Otorita Batam untuk merealisasikan mimpi besar ini. Namun setelah 30 tahun masih sangat jauh jika kita ingin membandingkan Batam dengan Singapore. Habibi dan Soeharto tidak salah dengan mimpinya, namun mengapa setelah sekian lama Batam belum menunjukkan kemajuan yang signifikan? Adakah yang salah dengan strategi pembangunan kita?
Terlalu banyak kepentingan politik dan ekonomi yang tidak sejalan bisa jadi menjadi penyebab lambannya perkembangan Batam. Untuk mensinkronkan itu semua tentunya diperlukan kepemimpinan yang kuat, SDM yang tangguh dan pelaksanaan perencanaan maupun program secara konsisten. Semua pihak harus saling bersinergi dan saling mendukung. Jika tidak sampai kapan pun Batam tidak akan pernah mampu menyaingi Singapore.
Didalam setiap komunitas apakah kelompok, organisasi, masyarakat sampai dengan bangsa memerlukan kepemimpinan yang tangguh untuk membuat komunitas itu maju. Untuk memperoleh pemimpin yang diharapkan tentunya diperlukan berbagai prasyarat. Mulai dari sistem, budaya sampai dengan nilai-nilai luhur menjadi faktor yang berpengaruh untuk menghasilkan pemimpin yang tangguh.
Kemudian jangan pula dilupakan tantangan yang besar dapat pula menghasilkan pemimpin yang besar. Sebuat saja Soekarno, Mandela, Gandhi, George Washington, Abraham Lincoln adalah sedikit dari sejumlah pemimpin besar yang lahir berkat tantangan lingkungan yang luar biasa besar pula. Nama mereka tetap harum dari waktu ke waktu, melintasi abad dan dikenang dari generasi ke generasi. Mereka sejatinya adalah pemimpin-pemimpin yang tangguh.
Sikap utama dari pemimpin besar ini adalah visioner, mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan, mementingkan kepentingan yang lebih besar dan jangka panjang. Ini pula yang ditunjukkan oleh Lee Kuan Yew, Deng Xiao Ping, Park Chung Hee dalam membangun negaranya sehingga mencapai kemajuan seperti yang kita saksikan saat ini.