Integritas merupakan salah satu dimensi penting dalam penilaian perilaku. Seorang pemimpin, profesional, pekerja dalam bidang apapun memerlukan kadar integritas tertentu agar dapat melaksanakan tugasnya secara baik. Mereka yang memiliki profesi yang sangat terkait dengan kepentingan masyarakat, seperti politisi dan pejabat publik, memerlukan kadar integritas yang tinggi agar mereka dapat bekerja sesuai dengan apa yang diharapkan.
Menilai integritas bukanlah sesuatu hal yang mudah. Hal ini agak mirip dengan menilai kejujuran. Kejujuran memiliki kompleksitas yang lebih sulit untuk diukur. Sedangkan integritas dalam konteks organisasi dan manajemen masih memungkinkan untuk diukur sepanjang kriterianya jelas. Sehingga integritas lebih mungkin untuk diukur dan dinilai.
Sebelum kita membahas bagaimana menilai integritas ada baiknya kita pahami dulu apa yang dimaksud dengan integritas. Sering sekali integritas dikaitkan dengan kejujuran, etika, bertindak sesuai dengan aturan. Namun, apa sesungguhnya pengertian integritas?
Dalam konteks assessment kompetensi manajerial integritas diartikan sebagai Bertindak sesuai dengan norma-norma dan etika sosial maupun organisasi dalam melaksanakan bisnis baik internal maupun eksternal. Definisi lain menyebutkan “integrity implies honesty, fairness, ethics, and moral character.” Terkadang disebut juga sebagai “adherence to moral and ethical principles; soundness of moral character; honesty.” Banyak definisi berkaitan dengan integritas umumnya dikaitkan dengan norma, etika, kejujuran, moral, prinsip, pedoman dan karakter.
Dalam bahasa lain sering pula integritas ini dikaitkan dengan satunya niat, pikiran, perkataan dan perbuatan. Hal itu dilihat dalam suatu kesatuan, terintegrasi. Niat tentu sulit kita ukur, namun pikiran, perkataan dan perbuatan masih memungkinkan untuk dilakukan pengukuran maupun penilain.
Kembali ke tema diatas, bagaimana kita menilai integritas? Menurut hemat penulis setidaknya penilaian tentang integritas melibatkan dua hal utama yaitu konsistensi dan track record. Konsistensi mengandung arti ketaatan asas, berpegangnya seseorang pada suatu pedoman tertentu, bertindak sesuai dengan garis-garis nilai yang ia yakini. Beberapa tes dalam bidang psikologi mencoba menilai konsistensi ini melalui perangkat pemeriksaan tertentu. Konsistensi merupakan dasar terpenting untuk menilai apakah seseorang secara ajeg berpegang pada nilai tertentu yang terefleksi dalam bentuk perilaku yang relatif konstan jika menghadapi suatu situasi yang sama.
Penilaian integritas berikutnya dapat dilakukan dengan cara menelusuri track record seseorang. Setidaknya hal ini bisa dilakukan dengan tiga cara, menelusuri riwayat hidup secara komprehensif, mencari informasi dari significant person dan melakukan depth interview. Melalui cara-cara ini kita dapat mengetahui secara mendalam bagaimana perjalanan hidup seseorang, mengetahui latar belakang dirinya, prinsip-prinsip hidupnya dan perilakunya. Perjalanan waktu akan membuktikan apakah seseorang itu jujur, memiliki etika, berpegang pada prinsip, berpedoman pada aturan dan memiliki karakter yang baik.
Jadi sesungguhnya integritas dapat dinilai melalui hal-hal tersebut diatas. Untuk pekerjaan dan jabatan yang sangat berhubungan dengan kepentingan publik, seperti politisi dan pejabat publik, penilaian integritas mutlak harus dilakukan.