Pribadi sukses sebuah kata yang sangat multi tafsir. Sukses sendiri bisa berarti banyak. Seorang sukses bisa berarti orang yang sangat berhasil dalam karirnya, memiliki materi yang berlimpah, status yang tinggi, pengaruh yang besar, sehat tanpa suatu penyakit dan beragam pengertian maupun makna lain. Sukses juga bisa diartikan sebagai suatu pencapaian yang luar biasa dan seorang pribadi yang mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi orang lain dan lingkungannya.
Banyak kiat yang disampaikan
bagaimana kita bisa menjadi sukses. Mulai dari adanya tujuan yang jelas dari
arah hidup kita seperti memiliki visi dan misi, disiplin , memiliki kompetensi
dan sebagainya kiat-kiat ini dipedomani dan menjadi acuan agar bisa meraih
kesuksesan. Sukses seolah-olah menjadi magnet yang bisa menggerakan dan
memotivasi sesorang untuk melakukan hal apapun agar kesuksesan itu bisa dicapai.
Beragam teori pun dikeluarkan, mulai
dari teori kebutuhan dari Maslow, teori Psikologi Sosial Mc. Clelland sampai
dengan teori-teori tentang motivasi untuk menjelaskan tentang sukses dan
bagaimana kita bisa mencapainya.
Seorang tokoh Bessie Anderson
Stanley mengulas tentang sukses dalam sebuah kalimat yang puitis sebagai berikut
:
“He has achieved success who has lived well, laughed
often, and loved much;
Who has enjoyed the trust of pure women, the respect of intelligent men and the
love of little children;
Who has filled his niche and accomplished his task;
Who has never lacked appreciation of Earth's beauty or failed to express it;
Who has left the world better than he found it,
Whether an improved poppy, a perfect poem, or a rescued soul;
Who has always looked for the best in others and given them the best he had;
Whose life was an inspiration;
Whose memory a benediction.”
Yang menarik adalah kalimat
terakhirnya yaitu : “yang selalu mencari yang terbaik dalam diri orang lain dan
memberi mereka yang terbaik yang dia miliki, yang hidupnya menjadi inspirasi, yang
ingatannya merupakan berkah.” Jika kita ringkaskan kalimat ini maka dapatlah
disebutkan pribadi yang sukses itu adalah pribadi yang memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi orang lain.
Jika definisi dan makna itu yang
digunakan kita bisa membuat daftar mereka yang sukses. Mulai dari Nelson
Mandela, Mahatma Gandhi, Bung Karno, Steve Jobs, Bill Gates, Mark Zuckerberg,
Elon Musk dan sebagainya.
Jika kita sepakat bahwa
tokoh-tokoh tersebut sebagai pribadi yang sukses, setidaknya kita menemukan 3
benang merah yang membuat mereka menjadi seorang yang sukses, yaitu :
1. Kemampuan
mengelola potensi diri
2. Kemampuan
mengelola waktu
3. Kemampuan
mengelola jaringan
Jelas semua orang memiliki
potensi diri, namun tidak semua orang terampil dalam mengelola potensi diri
yang dia miliki. Ada yang memiliki bakat seni yang baik, namun tidak mampu
mengelolanya dengan baik, maka ia tidak akan menjadi tokoh sekaliber Pablo
Picasso, Leonardo da Vinci, dll. Ada yang memiliki kemampuan fisika dan
matematika yang baik, namun tidak mampu mengelolanya maka tidak akan menjadi
tokoh sekaliber Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, Newton, dll. Masih banyak
contoh lainnya, namun kunci mengelola potensi diri adalah mulai dari
kedisiplinan, keteraturan dan adanya arah dalam hidupnya. Inilah yang
ditunjukan oleh tokoh-tokoh tersebut.
Selaras dengan hal diatas
kesuksesan juga didukung oleh kemampuan mengelola waktu dengan baik. Jarang sekali
kita temukan tokoh-tokoh terkemuka yang menghabiskan waktunya dengan
bersantai-santai. Umumnya mereka ketat dengan waktu, bangun lebih awal,
memiliki waktu istirahat yang cukup kemudian bangun untuk memulai suatu hal-hal
yang produktif. Kunci dalam mengelola waktu ini adalah keterampilan dalam menentukan
mana yang penting dan mana yang segera. Orang-orang sukses jarang bertele-tele
dengan hal-hal yang tidak penting dan tidak terpasung pada hal-hal yang tidak
memberikan kontribusi bagi produktivitas dan kemajuan.
Berikutnya adalah kemampuan
mengelola jaringan. Mereka yang sukses paham betul bagaimana mengelola jaringan
untuk mendukung potensi diri mereka yang ujung-ujungnya dapat melipatkangandakan
hasil yang dicapai. Orang sukses selain terampil dalam membangun hubungan juga
memiliki berbagai komunitas untuk mendukung eksistensi dan pengembangan
dirinya. Kemampuan membangun jaringan ini harus didukung oleh kecerdasan
emosional dan sosial yang baik.
Daniel Goleman melalui bukunya
yang berjudul Emotional Intelligence, Why It can Matter More Than IQ
yang terbit pada tahun 1995 (Martin, 2008) mengkaji tentang kecerdasan
emosional termasuk kaitannya dengan membangun hubungan sosial. Goleman (2009)
mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan untuk memotivasi diri
sendiri, bertahan dalam menghadapi tekanan, mengendalikan keinginan, mengatur
suasana hati, menjaga beban stres agar tidak melumpuhkan kemampuan berpikir,
serta kemampuan dalam berempati. Tentang kemampuan membina hubungan terkait
dengan keterampilan dalam mengelola
emosi dengan orang lain. Goleman (2009) juga menyebutkan bahwa individu yang
terampil dalam membina hubungan, dapat menjalin hubungan dengan orang lain
secara baik, peka dalam membaca reaksi dan perasaan orang lain, mampu memimpin
dan mengorganisasikan, serta terampil dalam menangani perselisihan yang muncul
dalam kehidupan. Ini merupakan modal untuk membangun jaringan atau komunitas
sosial secara baik.
Demikianlah beberapa benang merah
yang dapat kita pelajari dari mereka-mereka yang disebut sebagai pribadi sukses.
Menutup tulisan ini layak kita renungkan apa yang pernah disampaikan oleh Albert
Einstein : “Try not to become a man of success. Rather become a man of
value.” Sukses yang sesungguhnya bukanlah sukses itu sendiri tapi bagaimana
kita bisa menjadi orang yang bernilai. Jadilah seseorang yang bernilai, nilai
yang utama tentunya adalah memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi orang
lain dan lingkungan.