Minggu, 16 Mei 2010

INTERPRETASI MIMPI (LANJUTAN)

Sebelumnya pada blog ini penulis telah menyampaikan arikel tentang interpretasi mimpi. Mimpi adalah bidang kajian yang menarik, namun sangat sedikit ilmuwan atau pemerhati yang mendalami kajian mimpi. Dari hasil analisa trafik para pengunjung blog ini, artikel tentang mimpi memiliki peminat yang cukup banyak terlihat dari yang mengakses artikel tersebut.

Mimpi bagi sebagian orang dianggap sebagai bunga-bunga tidur. Ada yang menganggap sebagi refleksi kehidupan. Ada pula yang mengganggap sebagai ‘way-out” dari tekanan hidup sehari-hari. Sebagian menyebut mimpi sebagai sebuah kristalisasi kehidupan masa lalu yang ditekan ke bawah sadar kemudian muncul dalam bentuk mimpi. Ada juga yang mengatakan bahwa mimpi adalah gambaran harapan, obsesi, keinginan dari seseorang. Sebagian lain mempercayai bahwa mimpi mampu memprediksikan hal-hal apa yang terjadi dimasa yang akan datang.

Berbagai pendapat diatas disertai dengan bukti dan contoh mengenai berbagai kejadian mimpi yang kemudian dihubungkan dengan berbagai peristiwa yang sudah terjadi atau akan terjadi. Jika kita meyakini bahwa manusia bukan saja sebagai makhluk materil tetapi juga immateril yang dipengaruhi oleh jiwa dan roh-nya maka mimpi merupakan khasanah dari peristiwa yang terjadi dalam dimensi immateril.

Untuk memperkaya pemahaman kita tentang mimpi, penulis mencoba mengutip pendapat seorang ahli yaitu Dr. Muhammad Utsman Najati tentang mimpi yang ia tuangkan dalam buku ”The Ultimate Psychology” sebagai berikut :

Mimpi merupakan aktivitas mental yang beroperasi ketika seorang tidur. Dalam tidurnya itu ia melihat berbagai gambar atau kejadian. Bahkan terkadang ia juga turut aktif dalam banyak kegiatan didalam mimpinya itu. Tidak jarang kejadian didalam mimpi masih terekam dengan baik saat ia terjaga. Namun, kadang-kadang kejadian dalam mimpi juga sulit untuk diingat.

Mimpi yang dialami seseorang tidak jarang terlihat jelas dan mudah ditafsirkan, terkadang juga samar dan sulit untuk ditafsirkan. Sejak dahulu sekali sudah ada pakar yang memikirkan masalah tafsir mimpi dan menyingkap makna yang ada dibaliknya. Bahkan menurut mereka mimpi terjadi karena berbagai macam sebab. Ada mimpi yang muncul akibat sesuatu yang dipikirkan terlalu dalam oleh seseorang sehingga ia tidur dengan membawa pengaruh pikiran tersebut. Pengaruh pikiran yang membayangi seseorang bisa berbentuk fisik seperti suara, cahaya dan aroma, namun juga bisa berasal dari dalam diri misal rasa lapar, rasa haus, rasa sakit atau yang lainnya.

Kadang-kadang mimpi merupakan bayangan benda yang berada dalam pikiran bawah sadar seseorang dan muncul ketika ia sedang tidur. Bayangan masa lalu itu sebenarnya tanpa disadari terus menghantui pikirannya. Mimpi juga bisa berasal dari masalah penting yang terus dipendam dan dibawa sampai tidur. Sekalipun demikian ada sebagian pakar menyebutkan bahwa mimpi bisa menjadi solusi yang baik untuk beberapa problem yang terjadi dalam kehidupan keseharian (penulis teringat bahwa kode-kode rahasia huruf Mesir diketahui artinya pada saat peneliti huruf tersebut kelelahan kemudian tertidur. Dalam tidurnya ia bermimpi yang isinya adalah tentang arti kode-kode huruf Mesir tersebut).

Mimpi terkadang merupakan letupan keinginan seseorang yang begitu besar dan belum sempat terpenuhi. Sering sekali manusia memimpikan angan-angan dan keinginannya yang sulit direalisasikan. Sekali waktu mimpi bisa menjadi pelepasan beragam motivasi yang sudah mencapai taraf menimbulkan kegelisahan. Pelepasan ini biasanya muncul dalam gambaran mimpi yang samar. Berangkat dari pengertian mimpi seperti inilah Sigmund Freud menetapkan interpretasi mimpi dalam aliran psikoanalisisnya.

Kadang-kadang mimpi merupakan isyarat yang memberitahukan terjadinya sebuah peristiwa dimasa yang akan datang, baik kabar gembira maupun kabar buruk. Bisa juga mimpi merupakan penyingkapan rahasia hakikat yang masih samar atau informasi tentang alam gaib. Mimpi jenis terakhir ini disebut dengan istilah ”ru’ya.” Sejumlah ilmuwan membahas masalah mimpi yang mampu memberikan informasi atau menyingkap misteri sesuatu yang masih samar, seperti yang dijelaskan dalam beberapa agama samawi. Akan tetapi lingkup studi psikologi modern tidak mencakup bidang kajian ini. Perhatian studi psikologi modern hanya terbatas pada beberapa macam mimpi yang telah disampaikan sebelumnya.

Minggu, 09 Mei 2010

RETHINKING THE FUTURE

Bagaimana kita memikirkan masa depan kita sesungguhnya merupakan isu yang menarik. Sejak jaman dahulu orang mencoba meramal bagaimana masa depan. Mulai dari Aristoteles, Copernicus sampai dengan Joyoboyo mencoba melihat dan memprediksikan apa yang bakal terjadi di masa depan.

Berbagai pendekatan digunakan. Ada yang menggunakan kaca mata batin, membaca tanda-tanda alam, memanfaatkan informasi dari kitab suci sampai dengan menggunakan pendekatan secara ilmiah. Pada dasarnya pengetahuan tentang masa depan merupakan kebutuhan umat manusia untuk mempersiapkan hidupnya lebih baik dikemudian hari atau bahkan mempersiapkan generasi berikutnya agar mampu hidup lebih baik dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Rowan Gibson seorang konsultan bisnis independent sekaligus ahli strategi pemasaran, mengenyam pendidikan di Inggris dan saat ini tinggal di Jerman, mencoba merumuskan suatu rangkaian pemikiran tentang masa depan, ia sebut dengan "Rethinking the Future." Masa depan tidak cukup diramalkan, tidak cukup dibayangkan atau diprediksi tetapi harus dipikirkan sungguh-sungguh dengan memikirkannya kembali. Konsep Gibson sangat terkait dengan kehidupan bisnis, memikirkan kembali masa depan menurut Gibson adalah memikirkan kembali tentang bisnis, prinsip, persaingan, kontrol dan kompleksitas, kepemimpinan, pasar dan dunia.

Menurut Gibson kita perlu meginvestasikan waktu untuk memikirkan kembali pilar-pilar penopang keberadaan kita sebagai individu, organisasi maupun bangsa. Banyak hal-hal yang saat ini digunakan namun kedepan bisa jadi tidak relevan lagi. Hal-hal yang dulu atau sekarang efektif, bisa jadi dimasa depan menjadi destruktif. Perubahan terjadi dengan sangat masif, intens dan cepat. Munculnya kekuatan-kekuatan baru yang mengubah dunia. Batas-batas tradisional yang secara jelas memisahkan industri dengan industri lain, negara dengan negara lain menjadi semakin kabur. Hukum-hukum manajemen berubah, kepemimpinan memerlukan pendekatan baru, demikian pula berbagai hal lainnya berubah dengan cara yang bisa tidak terduga.

Gibson mencoba memadukan pemikiran dari sejumlah ahli untuk mengkonstruksikan kembali pemikiran masa depan seperti pemikiran Stephen R. Covey tentang pentingnya prinsip untuk memahami masa depan. Bagi Michael Porter kita harus memegang kendali terhadap masa depan dengan menciptakan keunggulan dimasa depan. CK Prahalad menekankan diperlukan strategi pertumbuhan agar tetap eksis dalam perubahan yang bakal terjadi. Warren Bennis dengan gamblang mengatakan bahwa untuk menguasai masa depan maka kita perlu menjadi pemimpin dari para pemimpin. Terkait dengan itu menarik pula pemikiran dari John Koter bahwa budaya dan kelompok merupakan basis pemikiran yang penting untuk mengetahui apa yang terjadi dimasa depan.

Terkait dengan perkembangan dunia secara global, Al Ries dan Jack Trout menyebutkan bahwa kedepan terjadi suatu situasi dimana kita terfokus pada dunia yang tidak jelas. John Naisbitt menyebutkan akan muncul suatu gejala bentuk komunitas bangsa dari negara bangsa ke jaringan. Lester Thurow memastikan bahwa watak kapitalisme harus berubah agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. Hal menarik adalah apa yang diutarakan oleh Kevin Kelly bahwa akan muncul biologi baru dunia bisnis. Kevin Kelly menyebutkan bahwa organisasi maupun perusahaan akan mulai mengambil kompleksitas sistem biologi dan pada saat itu terjadi mereka menjadi tidak dapat dikontrol lagi.

Untuk memahami dan memikirkan kembali masa depan, beberapa pemikir mengilustrasikan sebagai berikut :

CHARLES HANDY : anda tidak dapat memandang masa depan sebagai kontinuasi atau terusan dari masa silam, karena masa depan akan berbeda. Kita harus melupakan cara-cara pembelajaran masa silam agar kita dapat menghadapi masa depan.

PETER SENGE : kita harus berhenti membanyangkan apa yang harus kita lakukan dengan melihat apa yang telah kita lakukan.

MICHAEL HAMMER : apabila anda berpikir bahwa anda baik-baik saja, anda akan binasa. Keberhasilan di masa silam tidak akan dengan sendirinya merupakan keberhasilan di masa yang akan datang. Resep keberhasilan di masa silam hampir pasti merupakan resep kegagalan di masa yang akan datang.

CK PRAHALAD : apabila anda ingin bebas dari daya tarik gravitasi masa silam, anda harus bersedia menantang ortodoksi anda sendiri dan menciptakan kembali strategi-strategi pokok anda serta memikirkan kembali asumsi-asumsi anda yang paling mendasar mengenai cara anda hendak bersaing.

Pemikiran diatas jelas memperlihatkan kemungkinan dan hampir pasti diskontinuitas antara masa silam dan masa akan datang. Mengambil pelajaran dari masa lalu bisa jadi tidak relevan dalam konteks ini. Hal yang paling tepat adalah kita harus mengkonstruksikan kembali pemikiran, orientasi dan seluruh kapabilitas kita untuk dapat memegang kendali perubahan di masa depan. Jika tidak bisa jadi perubahan menjadi sangat tidak terduga buat diri kita dan kita akan binasa dalam gilasan perubahan itu.

GOOD TO GREAT LEADER

Sebuah buku terkenal dari Jim Collins berjudul Good to Great memberi pesan yang sangat jelas bahwa untuk kelangsungan hidup suatu organisasi dan kepemimpinan tidak cukup dengan menjadi baik, tetapi haruslah menjadi hebat.

Pemimpin-pemimpin yang baik hanya cukup untuk jamannya, mampu bekerja baik pada periode kepemimpinannya, namun belum tentu mampu mewariskan sesuatu yang menjadi ingatan dan pedoman untuk generasi-generasi berikutnya.

Banyak ulasan mengenai bagaimana menjadi pemimpin yang baik, namun bagaimana dengan pemimpin yang hebat, The True Great Leader? Menurut penulis pemimpin yang hebat memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Visioner dan "long-term perspective."
2. Melayani kepentingan pengikut dan organisasinya.
3. Siap mengambil tanggung jawab yang terjadi dalam organisasi dan hal-hal yang dilakukan pengikutnya, meskipun bukan ia secara pribadi yang melakukan kesalahan tersebut.
4. Memiliki moralitas yang dipandu oleh nilai-nilai spiritualitas yang diyakininya.
5. Memiliki nilai-nilai yang diwariskan untuk generasi-generasi setelahnya.

Visioner dan long-term perspective merupakan syarat mutlak dari kapabilitas seorang pemimpin baik untuk good leader mau great leader. Hal yang membedakan adalah great leader mampu membangun para change agent dan kader-kader untuk menterjemahkan visi tersebut secara berkesinambungan dengan memperhatikan perkembangan yang ada. Great leader mampu memproyeksikan nilai-nilai dimasa yang akan datang dan membangun benang merahnya dengan nilai-nilai yang berlaku saat ini. Great leader mampu menghidupkan visi dalam konteks kekinian dan membuat jalur perjalanannya ke masa yang akan datang.

Great leader pada hakekatnya adalah seorang pelayan. Ia bekerja dengan sikap melayani kepentingan pengikut dengan organisasinya. Great Leader tidak tepaku pada posisinya tetapi lebih melihat pada peran dan fungsinya untuk memberdayakan komunitas organisasinya. Sikap great leader adalah pada kemampuan memberikan bukan pada tuntutan untuk dilayani dan melayani kepentingan pribadinya.

Great leader adalah seseorang yang siap untuk bertanggungjawab. Ia bukan tipe manusia yang sering menyalahkan orang lain. Apapun yang terjadi dilingkungan organisasi dan pengikutnya adalah merupakan tanggung jawabnya. Ia bertindak sebagai Bapak yang melindungi komunitas keluarganya dalam situasi apapun.

Moralitas adalah sesuatu yang sangat dijunjung tinggi oleh seorang great leader. Moralitasnya senantiasa dipandu oleh prinsip-prinsip spiritualitas yang berlaku universal. Moralitas menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perilaku kepemimpinannya. Seorang great leader sesungguhnya adalah contoh terbaik dari praktik moral dan mencerminkan perilaku spiritualitas yang terpuji.

Nilai-nilai yang dibangun oleh great leader senantiasa hidup dari generasi ke generasi berikutnya. Nilai-nilai hidup bukan semata-mata karena keinginan great leader itu sendiri, namun lebih pada kebutuhan dari generasi setelahnya untuk senantiasa mengacu pada nilai-nilai tersebut.

Jika kita bercermin pada seluruh ciri diatas, terbayanglah kita siapa saja yang dapat digolongkan sebagai great Leader, umumnya tokoh spiritual seperti Nabi Muhammad SAW, Budha Sidharta Gautama, Lautze dapat kita sebuat sebagai Great Leader. Meskipun para tokoh mulia tersebut sesungguhnya tidaklah bisa kita bandingkan dengan manusia biasa. Namun great leader dapat kita temukan pada manusia-"manusia biasa namun besar" lainnya. Great leader dapat ditemukan pada negarawan, tokoh politik, tokoh kemanusiaan, CEO, businessman. Untuk ini kita dapat menyebut beberapa nama seperti Abraham Lincoln, Churchill, Mandela, Martin Luther King, Jack Welch, Bill Gates dan masih ada sejumlah nama lagi yang layak kita sebut sebagai great leader, nah .... siapa tahu salah satunya anda!!! ... Are ready to be a Great Leader?

Kamis, 06 Mei 2010

OUTBOND & OFFROAD




Pada minggu lalu selama dua hari penulis sempat mengikuti kegiatan Outbond dan Offroad dikawasan Pacet Cipanas. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun kerjasama, kemampuan menghadapi tantangan, membangun kepercayaan diri, motivasi dan tangguh dalam mencapai tujuan.


Kegiatan dirancang cukup menarik dengan memadukan keyakinan spiritual dan penggunaan akal sehat dalam menghadapi berbagai hal. Selain itu didorong untuk mengeksplorasi kemampuan diri, mencoba mengaktualisasikannya serta mengkaitkannya dengan tujuan hidup jangka menengah maupun panjang.

Peserta diminta merumuskan apa yang menjadi tujuan hidupnya dalam karir, keluarga, kesehatan, networking dan spiritual. Setidaknya kelima tujuan hidup tersebut merupakan aspek yang cukup penting dalam menjalani hidup menuju kebahagian baik di dunia maupun di akhirat.

Beberapa materi yang diberikan adalah berkaitan dengan psikologi, komunikasi dan pengembangan diri. Kemudian diberi simulasi seperti menginjak beling dengan keyakinan dan tanpa terluka, simulasi negosiasi dan transaksi, kegiatan lapangan seperti membangun tiang bendera bersama kelompok. Selanjutnya dilakukan kegiatan offroad dengan medan menantang dan peserta ditugas mencari bendera yang tersembunyi.


Kegiatan tersebut dilakukan secara padat namun dalam suasana bermain. Meskipun cukup menguras energi mental dan fisik kegiatan cukup menyenangkan sekaligus juga serius karena bagi yang tidak mentaati aturan yang ada akan diberikan hukuman baik berupa fisik maupun denda uang sehingga mendorong peserta untuk bersungguh-sungguh mengikuti kegiatan karena kalau terkena hukuman bisa-bisa badan gempor dan uang habis terkuras.